Studi: Bersikap Baik ke Orang Lain Bisa Memperpanjang Umur

ADVERTISEMENT

Studi: Bersikap Baik ke Orang Lain Bisa Memperpanjang Umur

Hani Muthmainnah - detikEdu
Rabu, 01 Jan 2025 18:00 WIB
Ilustrasi menolong
Foto: iStock/Ilustrasi menolong
Jakarta -

Berbagai studi telah menunjukkan bahwa kesehatan yang baik bukan hanya melalui pola makan, tidur, dan olahraga saja. Ternyata berbagai sikap baik turut memengaruhi kesehatan, seperti membantu atau menolong orang, empati, hingga memberi dukungan emosional kepada sesama.

Buku The Biology of Kindness: Six Daily Choices for Health, Well-Being, and Longevity karya ahli biologi dari Harvard, Immaculata De Vivo dan ahli biologi naturalis, Daniel Lumera, memberikan bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa perilaku prososial, seperti kebaikan, kepedulian, dan rasa empati dapat memperbaiki kesehatan fisik dan mental.

Perilaku baik tersebut juga dapat membuka jalan menuju kehidupan yang lebih bahagia dan lebih panjang. Menurut buku tersebut, dengan melakukan kebaikan secara teratur, tidak hanya memberikan dampak positif bagi orang lain, tetapi juga merasakan manfaat langsung untuk diri kita sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, bagaimana sebenarnya perbuatan baik dapat berkontribusi pada hidup yang lebih lama dan lebih sehat?

Efek Kesehatan pada Struktur DNA

Secara ilmiah, ternyata sikap baik secara tidak langsung akan berpengaruh pada bagian telomer yang ada di kromosom. Telomer adalah struktur DNA yang terletak di ujung kromosom dan berfungsi untuk melindungi kromosom serta menjaga materi genetik sel tetap utuh.

ADVERTISEMENT

"Ilmu pengetahuan menganggap panjang telomer sebagai jam biologis yang menentukan rentang usia hidup sel dan pada gilirannya umur organisme yang memilikinya," kata De Vivo, dilansir The Harvard Gazette.

Dalam hal ini, telomer yang lebih panjang dikaitkan dengan individu yang berumur panjang, sedangkan telomer yang lebih pendek sering kali berhubungan dengan harapan hidup yang lebih pendek.

Lebih lanjut, De Vivo menerangkan, sebuah studi dari Denmark tahun 2015 pernah menunjukkan bukti kuat tentang hubungan antara panjang telomer dan mortalitas.

Dalam studi, disebutkan bahwa perawatan diri yang melibatkan perilaku positif, seperti kebaikan dapat memperlambat penuaan sel dan memperpanjang hidup.

"Kita semua dilahirkan dengan panjang telomer yang berbeda-beda dan akan memendek seiring bertambahnya usia," ujarnya.

"Sekitar 60 persen panjang aslinya ditentukan oleh faktor keturunan," imbuh De Vivo.

Sejauh ini, banyak bukti ilmiah yang mendukung bahwa pemendekan telomer ini tidak hanya disebabkan oleh proses alami namun juga faktor lingkungan yang dapat diubah, termasuk stres.

Pengaruh Stres pada Telomer

Menurut penelitian, pemendekan telomer bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti stres. Diketahui, bahwa stres akan mempercepat proses oksidasi dan peradangan dalam tubuh sehingga hal ini akan mempercepat pemendekan telomer.

"Stres telah dianggap sebagai salah satu musuh terbesar dari telomer kita," tegas De Vivo.

Meskipun stres tidak bisa sepenuhnya dihindari, tapi setiap orang bisa mengubah cara tubuh merespons stres melalui kebiasaan baik. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kebiasaan yang baik bisa meredakan stres.

Contoh kebiasaan baik tersebut yaitu olahraga ringan, diet sehat, tidur teratur, dan meditasi. Selain itu, sikap positif, seperti kebaikan, empati, dan optimisme juga dapat membantu mengurangi dampak stres pada tubuh.

Apa yang Dapat Melindungi Telomer?

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa kebiasaan baik dapat membantu melindungi telomer dan memperlambat proses penuaan sel. Kebiasaan ini termasuk:

1. Olahraga ringan: olahraga dapat mengurangi stres dan peradangan.

2. Diet sehat: diet merujuk pada memberikan nutrisi penting untuk tubuh.

3. Tidur teratur: dengan tidur yang teratur hal ini dapat memungkinkan tubuh untuk memperbaiki dan memulihkan diri.

4. Meditasi: meditasi dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

5. Kebaikan: perhatian dengan orang lain, empati, dan kasih sayang, yang terbukti bermanfaat dalam meredakan stres dan meningkatkan kesehatan jantung.

Di sisi lain, memiliki hubungan sosial yang kuat terutama dengan pasangan juga berkontribusi pada kesehatan telomer. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki ikatan sosial yang lebih kecil kemungkinan untuk mengalami kematian dini.

Meditasi penuh kasih atau Loving Kindness Meditation (LKM) juga terbukti dapat melindungi telomer. Sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard Medical School pada 2013, menemukan bahwa mereka yang mempraktikkan meditasi penuh kasih selama empat tahun memiliki telomer yang lebih panjang dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak melakukan meditasi.

Hubungan Sosial yang Baik Bisa Memperpanjang Usia

Studi juga menunjukkan bahwa hubungan sosial lebih penting daripada faktor-faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan merokok. Hal inilah yang dapat menentukan umur panjang seseorang.

Kebaikan tidak hanya bermanfaat untuk orang lain, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan diri sendiri. Sebuah studi dari Harvard pada 2011 menemukan bahwa perasaan positif seperti kebaikan dan optimisme dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

Selain itu, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa tindakan kebaikan dapat meredakan gejala depresi dan kecemasan lebih efektif, dibandingkan terapi perilaku kognitif dalam beberapa kasus.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads