Perempuan kelahiran 1982 ini tidak memungkiri homesick terkadang hinggap. Kendati demikian, voicecall dan kemudahan komunikasi mengobati sedikit rindunya.
"Yang nguatin itu karena saya seneng (kuliah di Portugal). Ini pilihan saya sendiri, saya usahakan (sendiri). Dan orang-orang di sini, mendukung sekali orangnya," kata Yuli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengobati rindu tanah air, Yuli juga senang bepergian ke kota tetangga, Porto. Ia bercerita, kota yang berjarak 1 jam naik kereta ini memiliki satu tempat perbelanjaan bumbu spesifik khas Indonesia.
"Jadi saya beberapa kali ke Porto hanya untuk ke sana membeli bumbu dan snack. Di Braga ada juga toko Asia, meskipun tidak sespesifik itu. Misalnya kecap di sini ada, mi instan ada," katanya.
Yuli juga bepergian ke Lisbon dan Coimbra, kota tetangga yang berjarak beberapa jam lebih jauh dari Porto. "Biasanya sekalian liburan, di sana juga bisa ketemu teman-teman PPI," tuturnya.
Ia menambahkan, berkomunikasi dengan teman-teman di PPI memudahkannya mengetahui informasi baik di negara tinggalnya maupun di negara lain.
Yuli mengatakan, tips kuliah di luar negeri salah satunya yaitu mencari tahu informasi tentang negara berkuliah nanti. Informasi ini bisa didapat dari website dan blog mahasiswa, alumni, dan sumber lainnya.
"Jangan sampai sudah dapat beasiswa, tiba di sana (negara tujuan) tidak tahu apa-apa. Rasa ingin tahu harus tinggi, cari ada apa aja tentang kuliah dan hidupnya. Kalau ada niat (studi di luar negeri) mulailah mencari tahu. Saat mencari tahu, kesempatan (studi di luar negeri) itu akan terbuka, cepat atau lambat," kata Yuli.
Ia menambahkan, salah satu pertimbangannya di berkuliah di benua Eropa yaitu kemudahan koneksi antarnegara. "Kesempatan pindah negara lebih mudah, baik untuk karier dan meneruskan kuliah," kata Yuli.
Nah, mau studi di negara mana nih, calon mahasiswa? Semangat berburu beasiswa, ya!
(lus/lus)