Gemasnya Quokka, Hewan Pengerat yang Wajahnya Terlihat Selalu Senyum

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 21 Jul 2025 07:00 WIB
Quokka. Foto: (Getty Images/iStockphoto)
Jakarta -

Detikers pernah mendengar hewan bernama quokka? Keberadaan mereka memang tak bisa ditemui di Indonesia, tetapi hewan ini menarik karena punya ekspresi wajah yang menggemaskan.

Wajah quokka terlihat seperti selalu tersenyum. Sehingga banyak yang menjulukinya sebagai hewan paling bahagia di dunia.

Mengutip Discover Magazine, quokka adalah hewan marsupial berukuran kecil yang berasal dari barat daya Australia. Potret mereka selalu menarik perhatian dan pernah membuat warga Australia membuat tren #quokkaselfie di media sosial.

Tubuh Mungil Seukuran Kucing

Quokka, hewan paling bahagia di bumi Foto: (Getty Images/iStockphoto)

Lekukkan mulut quokka khas terlihat seperti sedang tersenyum. Bulu mereka pun lembut seperti kucing.

Begitu juga besar tubuhnya, mirip dengan ukuran kucing. Keberadaan quokka banyak ditemukan di Rottnest Island, pulau di lepas pantai Perth.

Pulau tersebut diperkirakan dihuni sekitar 10.000 ekor quokka. Selain di Rottnest, quokka juga ditemukan di Bald Island dan beberapa lokasi terpencil di daratan barat daya Australia,

Akibat kemudahan akses di Rottnest, quokka sering mendekati pengunjung. Namun tak sedikit ada kasus gigitan dilaporkan terjadi, terutama terhadap anak-anak.

Keunikan quokka merasa terancam, induk akan melempar bayi mereka ke predator untuk menyelamatkan diri. Mereka terkadang melepaskan joey (anaknya) dari kantung.

Hewan Berstatus Rentan

Para turis yang berkunjung ke Rottnest Island pasti selalu berburu selfie dengan Quokka. Karena, hewan ini ramah dan mudah didekati oleh manusia. Foto: Getty Images

Menurut data International Union for Conservation of Nature (IUCN), quokka termasuk ke dalam daftar hewan rentan. Populasi mereka hanya ada 7,500-15.00 di dunia.

Di daratan, habitat mereka menyusut drastis akibat urbanisasi, pertanian, perubahan lahan, dan kebakaran hutan. Selain itu, predator invasif seperti rubah dan kucing liar menjadi ancaman utama bagi kematian quokka.

Para ilmuwan, termasuk Larisa DeSantis dari Vanderbilt University, melakukan penelitian untuk memahami habitat asli quokka sebelum masa kolonisasi Eropa.

"Itu salah satu strategi bertahan hidup yang memungkinkan sang ibu hidup satu hari lagi untuk bisa bereproduksi," kata DeSantis.

Ada juga riset jangka panjang mengenai adaptasi quokka terhadap kebakaran hutan, perubahan iklim, dan struktur genetiknya. Semua ini menjadi peta jalan untuk menjaga keberlangsungan spesies ini di masa depan.

"Ada fragmentasi habitat yang sudah terjadi sejak lama. Ada spesies invasif, lalu ada perubahan iklim dan kebakaran yang lebih ekstrem." tambahnya,

Manusia telah hidup di Australia selama lebih dari 65.000 tahun, tetapi kedatangan penjajah Eropa pada abad ke-19 dan ke-20 menandai perubahan besar pada ekosistem lokal. Termasuk menggeser populasi quokka yang awalnya melimpah, menjadi tergeserkan oleh hewan lain seperti sapi atau kelinci.



Simak Video "Video: Cara Tumbuhkan Minat Konservasi Hewan pada Anak"

(cyu/faz)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork