Pakar dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya LahanIPB University, Ir WahyuPurwakusuma, menjelaskan jika pergerakan tanah bisa terjadi akibat kegagalan tanah.
"Hal ini terjadi ketika tanah kehilangan daya dukungnya atau tanah tidak mampu lagi menahan beban di atasnya. Hilangnya daya dukung tanah dapat dipicu ketika beban di atasnya bertambah, misalnya pada kasus penambahan lantai/ketinggian bangunan atau beban lainnya," jelas Wahyu dalam laman IPB University dikutip Jumat (11/4/2025).
Lebih lanjut, tanah juga dapat kehilangan daya dukungnya karena faktor-faktor tertentu yang menyebabkan kuat gesernya berkurang. Misalnya ketika kelembaban tanah meningkat akibat hujan (lebat) yang menyebabkan tekanan pori meningkat, menyebabkan kuat geser tanah berkurang dan membuatnya lebih mudah bergerak.
"Drainase tanah yang buruk akan meningkatkan kelembapan dan tekanan pori yang dapat memicu terjadinya tanah longsor pada lahan miring. Stabilitas lereng yang terganggu pun, misalnya akibat pemotongan lereng, dapat mengakibatkan terjadinya pergerakan tanah. Guncangan seperti gempa bumi atau gangguan mekanis juga dapat melemahkan kekuatan geser tanah," ungkapnya.
Aktivitas Gunung Berapi Jadi Faktor
Selain daya dukung tanah, curah hujan yang tinggi serta faktor geologi tertentu turut memperparah kondisi ini. Salah satunya berasal dari aktivitas gunung berapi.
"Hal lainnya, dapat juga disebabkan oleh patahan atau sesar akibat pergerakan lempeng bumi," ungkapnya.
Ciri-ciri Utama Bangunan yang Runtuh Akibat Pergerakan Tanah
Ia memaparkan ciri-ciri utama bangunan yang akan runtuh akibat pergerakan tanah, yaitu:
1. Terjadinya retakan pada dinding atau pondasi bangunan. Retakan tersebut dapat bertambah besar seiring berjalannya waktu.
2. Lantai bangunan menjadi tidak rata akibat adanya pergeseran pondasi bangunan. Pergeseran bangunan atau pondasi dapat berdampak pada konstruksi pintu/atau jendela sehingga pintu/jendela menjadi sulit/mulai sulit dibuka atau ditutup atau bahkan menjadi miring.
3. Dinding dan struktur bangunan menjadi miring. Kemiringan struktur dapat mengindikasikan adanya pergerakan tanah di bawahnya.
Pergerakan tanah juga memiliki jarak tumbukan, tergantung pada jenis pergerakan tanah. Jarak tumbukan berkisar antara beberapa sentimeter per tahun untuk pergerakan tanah, hingga puluhan meter per menit untuk pergerakan tanah longsor.
"Jika sebuah bangunan runtuh akibat pergerakan tanah, kemungkinan besar akan melibatkan bangunan lain yang berada di jalur pergerakan tanah tersebut," imbuhnya.
(nir/nwk)