Tiga rumah warga di Perumahan Dian Anyar, Kelurahan Cisereuh, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ambruk dan rusak parah pada Selasa (18/3/2025). BPBD Purwakarta mengungkapkan penyebab tanah bergerak karena masalah pada drainase, tidak adanya gorong-gorong, dan kurangnya resapan air.
"Penyebabnya drainase yang tidak dilengkapi dengan gorong-gorong hingga menyebabkan resapan air ke dalam tanah, meningkatkan tekanan air pori dan mengurangi kekuatan geser tanah, mengurangi area resapan air, dan stabilitas tanah," kata Danru (Komandan Regu) BPBD Purwakarta Muhamad Firmansyah saat dihubungi detikProperti, Kamis (20/3/2025).
Selain itu, tanah di bawah lokasi tanah bergerak dahulunya adalah sumber mata air yang hingga saat ini masih aktif. Alhasil tanah pun terus tergerus air dari dalam sehingga struktur tanah di sana tidak solid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, betul (Ada mata air). Dari bawah masuk ke area tanah itu," ujarnya.
Ia juga menjelaskan kondisi tanah di lokasi tanah bergerak adalah lahan di pinggir lereng dan tanah bekas urukan sehingga tidak begitu kuat untuk menahan beban besar.
"Terus yang tadinya memang nggak boleh ditingkatkan (rumah lebih dari 1 lantai) yang di pinggir-pinggir (lereng) itu. Nah sekarang jadi ditingkat-tingkatin, jadi posisi tidak bisa menahan posisi itu, karena itu (tanah) nggak kuat," jelasnya.
Firmansyah juga mengungkapkan sebelumnya terdapat riwayat Perumahan Dian Anyar pernah pernah terjadi kejadian yang sama pada 10 tahun yang lalu. Jumlah rumah yang rusak pada saat itu mencapai 6 unit.
"Terdapat beberapa riwayat juga yang menyebut riwayat kejadian tanah longsor pada tahun 2012. Nah, terjadi longsor dulu mengakibatkan enam rumah rusak berat akibat kebocoran drainase," ungkapnya.
Saat ini, BPBD Purwakarta telah memetakan lokasi mana saja yang dapat berpotensi terjadi tanah bergerak. Ia menyebut lokasinya masih satu deret dengan rumah yang minggu ini ambruk serta sekolah yang berada di dekat lokasi.
Dari hasil penilaian terbaru tersebut, ditemukan pula terdapat 2 rumah yang mengalami kerusakan akibat kejadian tanah bergerak minggu ini. Namun, penghuni rumah tersebut belum mengungsi.
"Cuma kemarin itu hasil dari assessment kita selanjutnya, ada dua tambahan rumah. Yang tadinya tiga, sekarang jadi lima unit (terdampak). Kan yang roboh kan cuma dua ya. Terus yang satu itu rusak sedang, kemarin hasil assessment dari kita itu jadi ada tambah dua rumah. masih di perumahan, cuma beda blok," ungkap Firmansyah.
Firmansyah mengatakan untuk proses relokasi warga yang terdampak akan ditangani oleh instansi terkait. Baik untuk warga yang kehilangan rumah atau rumah yang kondisinya sudah retak-retak.
"Kebetulan ada instansi yang terkait juga, termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) sudah survei ke lokasi tersebut juga," sebutnya.
Saat ini, puing-puing rumah yang ambruk sudah dirapikan dengan menggunakan alat berat. Kendaraan sudah boleh melewati jalan di depan rumah tersebut, tetapi warga tidak boleh terlalu dekat dengan lokasi longsor.
(aqi/aqi)