Baru-baru ini viral di media sosial dua rumah warga di Perumahan Dian Anyar, Kelurahan Cisereuh, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ambruk akibat pergerakan tanah. Selain itu, ada satu rumah yang dilaporkan rusak sedang, bagian belakang rumahnya longsor.
Ternyata, menurut data yang disampaikan BPBD Purwakarta tanah bergerak juga sempat terjadi di perumahan tersebut 10 tahun yang lalu.
"Terdapat beberapa riwayat juga yang menyebut riwayat kejadian tanah longsor pada tahun 2012. Nah, terjadi longsor dulu mengakibatkan enam rumah rusak berat akibat kebocoran drainase," kata Danru (Komandan Regu) BPBD Purwakarta Muhamad Firmansyah saat dihubungi detikProperti, Kamis (20/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi 6 rumah yang hancur pada 2012 lalu berada di samping rumah yang pada Selasa (18/3/2025) lalu ambruk. Saat ini lahan bekas 6 rumah tersebut diubah menjadi lapangan badminton.
Menurut penuturan salah satu warga yang rumahnya ambruk, Vielsa Mughny R Rofa, pada saat ini terlihat retakan panjang di lapangan tersebut. Retakan tersebut memisahkan bagian depan lapangan yang dekat dengan jalananan dan bagian belakang yang dekat dengan lereng.
Vielsa atau yang lebih akrab disapa Nuna mengatakan 6 rumah yang ambruk pada 2012 lalu telah direlokasi ke blok lain di perumahan yang sama. Mereka diberikan tanah, tetapi untuk pembangunan rumah ditanggung sendiri.
Rumah Nuna yang berada tepat di samping lapangan badminton tentu juga turut jadi korban pada kejadian tanah bergerak pada 2014 lalu. Rumahnya retak-retak di beberapa bagian, tetapi dapat bertahan hingga awal minggu ini. Orang tuanya hanya menambahkan dinding beton di bagian belakang untuk mencegah longsor karena di belakang rumah mereka terdapat lereng.
"Longsor tahun 2014 masih ada retakan sedikit gitu. Itu tuh belum dibenerin. Cuma fondasi belakang doang (yang ditambah) karena takut longsor (belakangnya tanah kosong seperti lereng). Takut longsor ke belakang kan," ungkap Nuna, saat dihubungi detikProperti, Kamis (20/3/2025).
Firmansyah mengungkapkan penyebab terjadinya tanah bergerak di perumahan tersebut karena masalah pada drainase, tidak adanya gorong-gorong dan kurangnya resapan air.
"Penyebabnya drainase yang tidak dilengkapi dengan gorong-gorong hingga menyebabkan resapan air ke dalam tanah, meningkatkan tekanan air pori dan mengurangi kekuatan geser tanah, mengurangi area resapan air, dan stabilitas tanah," jelasnya.
Selain itu, tanah di bawah lokasi tanah bergerak dahulunya adalah sumber mata air yang hingga saat ini masih aktif. Alhasil tanah pun terus tergerus oleh air dari dalam sehingga struktur tanah di sana tidak solid.
"Iya, betul (Ada mata air). Dari bawah masuk ke area tanah itu," ujarnya.
(aqi/das)