Mengenal Sesar Sagaing, Pemicu Gempa Dahsyat Myanmar M 7,7

ADVERTISEMENT

Mengenal Sesar Sagaing, Pemicu Gempa Dahsyat Myanmar M 7,7

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 02 Apr 2025 15:00 WIB
A bird flies past the damaged Mandalay Palace during sunset in Mandalay on March 31, 2025, three days after the deadly Myanmar earthquake. Myanmar declared a week of national mourning on March 31 for the countrys devastating earthquake, as the death toll passed 2,000 and hopes faded of finding more survivors in the rubble of ruined buildings. (Photo by Sebastien BERGER / AFP)
Kerusakan akibat gempa Myanmar. Foto: AFP/SEBASTIEN BERGER
Jakarta -

Myanmar tengah berduka akibat gempa yang terjadi pada Jumat (28/3/2025) lalu. Kekuatan gempa sangat dahsyat yakni magnitudo (M) 7,7.

Dijelaskan oleh Direktur Gempabumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, gempa Myanmar yang menelan ribuan korban jiwa ini dipicu jalur sesar Sagaing.

"Sumber gempanya berbeda. Jalur sesar Sagaing yang menjadi pemicu gempa Myanmar tidak menerus masuk ke wilayah Indonesia," katanya dilansir dari detikNews, Rabu (2/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Mana Letak Sesar Sagaing?

Mengutip makalah Pyae Sone dkk yang diunggah di ScienceDirect, sesar Sagaing adalah patahan aktif utama di Myanmar. Panjang sesar ini lebih dari 1.200 kilometer.

Sesar Sagaing juga merupakan struktur tektonik antara Lempeng Sunda dan Lempeng India. Jika digambarkan, sesar ini membentang dari utara ke selatan dan memotong bagian tengah Myanmar.

ADVERTISEMENT

Tak hanya kasus di Maret 2025, sederet gempa juga pernah beberapa kali terjadi akibat sesar Sagaing. Menurut hasil riset Vigny dkk, laju geser sesar mencapai 18 mm/tahun.

Adapun menurut penelitian Wang dkk, laju geser sesar Sagaing berkisar 11-18 mm/tahun. Namun, penelitian-penelitian tersebut terbatas karena harus dilakukan verifikasi dan konfirmasi temuan sebelumnya.

Apakah Sesar Sagaing Berdampak pada Tektonisme di RI?

Jika dilihat secara geografis, Indonesia dan Myanmar berada pada bagian benua yang sama yakni Asia Tenggara. Sehingga tak sedikit warga RI yang khawatir terhadap dampak sesar Sagaing yang bisa menjalar ke tanah air.

Daryono telah menegaskan bahwa masyarakat tak perlu khawatir. Sumber gempa Myanmar tersebut cukup jauh dari Indonesia.

Letak sesar Sagaing ke Indonesia berkisar 1.256 km. Selain itu, setiap segmen sumber gempa mempunyai besaran jalur geser.

"Jaraknya cukup jauh dari wilayah Indonesia. Ujung selatan jalur sesar Sagaing hingga Pulau Sabang jaraknya sekitar 1.256 km," tuturnya.

Daryono menjelaskan segmen sumber gempa tidak saling picu. Apabila ada dua gempa yang terjadi di waktu berdekatan, bukan berarti keduanya saling berkaitan.

"Masing-masing segmen sumber gempa akan mengalami rilis energi sendiri-sendiri, bukan saling picu. Setiap segmen sumber gempa memiliki besaran laju geser (slip-rate) sendiri-sendiri dan tentunya dapat mengalami akumulasi tegangan sendiri-sendiri pada masing-masing segmen. Jika akumulasi medan tegangan melampaui batas elastisitas batuannya, maka akan terjadi pergeseran secara tiba-tiba yang dimanifestasikan sebagai gempa," urai Daryono.

Menurut Daryono, masih sulit dijelaskan secara empirik hubungan dua gempa apakah saling berhubungan atau tidak. Ia menambahkan teori pemicuan antargempa sifatnya dinamis.

"Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas, tampak bahwa aktivitas tektonik di zona sesar Sagaing tidak dengan mudah secara langsung mempengaruhi wilayah Indonesia. Indonesia memiliki sistem sumber gempa sesar aktif dan zona subduksi sendiri yang menjadi sumber utama aktivitas seismik di wilayahnya. Sehingga meskipun antarsegmen sesar berdekatan tetapi kalau salah satu sesarnya belum matang akumulasi energinya, maka tidak akan bisa terjadi saling picu gempa," imbuhnya.

Dampak Gempa Myanmar Akibat Sesar Sagaing

Sesar Sagaing ini membuat gempa pada wilayah di Myanmar seperti Mandalay, Magway, Bago, Shan, Nay Pyi Taw hingga Sagaing itu sendiri. Getarannya pun sampai terasa di Bangkok, Thailand.

Melansir BBC, data per 1 April 2025 melaporkan ada lebih dari 2.700 orang yang tewas akibat gempa. Sebagian besar korban berada di Mandalay.

Selain itu, 4.500 orang terluka dan 441 hilang. Hingga saat ini upaya pencarian korban hilang masih gencar dilakukan tim sar setempat.

Pemodelan Survei Geologi Amerika Serikat memprediksi jumlah korban tewas bisa mencapai 10.000 orang. Kerugian ekonomi pun ditaksir berpengaruh pada kondisi selama bertahun-tahun.

Mitigasi Myanmar terhadap Sesar Sagaing

Pada 2011, Departemen Meteorologi dan Hidrologi (DMH - Myanmar), Komite Gempa Myanmar (MEC), dan Earth Observatory of Singapore (EOS) berkolaborasi membangun jaringan CGPS.

CGPS ini berfungsi memantau deformasi sesar Sagaing. Ada delapan stasiun CGPS yang letaknya melintasi patahan.

Stasiun-stasiun tersebut dilengkapi dengan penerima Trimble GNSS. Penerima dikonfigurasikan dengan tiga jenis pengaturan pencatatan data berkelanjutan.

Berdasarkan pemantauan CGPS, sisi timur sesar bergerak turun ke selatan, sedangkan sisi barat sesar bergerak naik ke utara.




(cyu/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads