Tempat Ini Hanya Diisi Penguin Tapi Kena Tarif Impor Trump

ADVERTISEMENT

Tempat Ini Hanya Diisi Penguin Tapi Kena Tarif Impor Trump

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 07 Apr 2025 20:00 WIB
Pulau Heard
Foto: Australia Antacrtic Program
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif imbal balik (reciprocal tariff) atau tarif Trump pada berbagai negara yang mengekspor barang hingga jasa ke AS. Namun, tarif ini dipertanyakan ekonom karena persentasenya besar, malah berisiko menaikkan harga barang warga AS, serta juga berlaku pada kepulauan yang hanya dihuni penguin.

Tarif Trump adalah kebijakan AS berupa pengenaan bea ad valorem (bea masuk/pajak impor) tambahan pada semua impor dari semua mitra dagang (berbagai negara), kecuali yang ditentukan lain. Besar tarif Trump dasar adalah 10 persen, berlaku bagi semua negara pengekspor ke negaranya.

Persentase tarif Trump bisa bertambah dan berbeda-beda per negara mitra pengekspor sesuai ketentuan AS. Contohnya, Indonesia dikenakan tarif Trump sebesar 32 persen, dilansir White House.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Habitat Penguin Dekat Antartika Kena Tarif Trump

Pulau Heard dan Kepulauan McDonald, rumah bagi penguin di dekat Antartika, juga dikenakan tarif Trump sebesar 10 persen. Padahal, dua pos terdepan Antartika ini kecil, terpencil, dan hanya dihuni oleh penguin dan anjing laut.

Dilansir BBC, kepulauan dekat Benua Australia ini hanya bisa diakses melalui 7 hari perjalanan kapal dari Perth. Selama hampir 10 tahun, kawasan ini tidak dikunjungi manusia.

ADVERTISEMENT

Kepulauan tersebut merupakan wilayah eksternal Australia, yaitu bagian dari negara tersebut dan tidak punya pemerintahan sendiri, tetapi punya hubungan dengan pemerintahan federalnya.

Diyakini, orang terakhir kali menjelajah ke Pulau Heard pada 2026. Saat itu, satu tim penggemar radio amatir melakukan siaran dari sana seizin Pemerintah Australia.

Pulau Heard adalah pulau dingin yang tandus dan ditempati permanen oleh manusia. Pulau ini memiliki gunung api Big Ben, gunung api terbesar dan masih aktif di Australia. Sebagian besar gunung ini tertutup oleh gletser.

Ekspor dari Pulau Penguin ke AS

Emeritus Professor Mike Coffin, ahli geofisika kelautan Institute for Marine and Antarctic Studies (IMAS), University of Tasmania, Australia adalah salah satu orang yang pernah pergi ke perairan kawasan tersebut. Ia melakukan sekitar 7 kali perjalanan untuk kepentingan penelitian ilmiah.

Menurut Coffin, sejauh yang ia tahu, hanya ada 2 perusahaan Australia yang menangkap dan mengekspor ikan toothfish Patagonia dan ikan makarel es di sana. Karena itu, ia tak yakin pulau tersebut punya aktivitas ekspor utama ke AS. Yang ada adalah penguin, anjing laut, dan burung laut.

"Tidak ada apa-apa di sana," tuturnya pada BBC.

Ia menambahkan kawasan ini justru lebih menonjol soal alam yang unik yang relatif dekat dengan Kutub Selatan. Terdaftar dalam Situs Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmiah, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), wilayah kepulauan ini disebut sebagai contoh langka ekosistem yang tidak tersentuh dampak hewan, tanaman, dan manusia dari luar.

Sementara itu berdasarkan data ekspor Bank Dunia, kepulauan Australia ini mengekspor sejumlah kecil produk ke AS. Kemudian pada 2022, AS mengimpor produk mesin dan listrik yang tidak disebutkan namanya senilai USD 1,4 juta dari wilayah tersebut. Namun, berdasarkan laporan The Guardian, barang tersebut salah label dan tidak diekspor dari pulau-pulau tersebut.

Merespons kebijakan tersebut, Menteri Perdagangan Australia Don Farrel menilai tarif Trump yang akan efektif pada 9 April 2025 itu diproses terburu-buru.

"Penguin tua yang malang, saya tidak tahu apa yang mereka lakukan pada Trump, tetapi, lihat, saya pikir ini merupakan indikasi, sejujurnya, bahwa ini adalah proses yang terburu-buru," ucapnya, dilansir ABC.

Alasan Trump soal Tarif Timbal Balik

Di samping Pulau Heard dan Kepulauan McDonald, wilayah Australia lain yang kena tarif Trump adalah Kepulauan Cocos (Keeling) dan Pulau Christmas sebesar 10 persen, serta Pulau Norfolk 29 persen. Pulau Norfolk berpenduduk 2.200 orang.

Trump sendiri menyatakan pengenaan tarif timbal balik tersebut merespons kurangnya timbal balik pada hubungan dagang AS dengan negara-negara mitra. Ia menilai negara-negara lain menekan upah dan konsumsi domestik, sehingga bisa meningkatkan daya saing barang dan jasanya di AS.

Sedangkan perbedaan tarif maupun hambatan-hambatan nontarif yang dikenakan negara lain pada produsen-produsen AS menurut Trump membuat barang dan jasa AS susah diproduksi, susah diekspor, dan susah bersaing di pasar global. Hal ini khususnya terasa di bidang manufaktur dan industri pertahanan AS.

Menurut Trump, buktinya terlihat pada defisit perdagangan AS terus menerus. Angkanya mencapai lebih dari 40 persen dalam 5 tahun terakhir, yakni USD 1,2 triliun sampai 2024.




(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads