Trump Tetapkan Tarif Impor Baru, Perhitungannya Diduga dari ChatGPT

Internasional

Trump Tetapkan Tarif Impor Baru, Perhitungannya Diduga dari ChatGPT

Virgina Maulita Putri - detikBali
Jumat, 04 Apr 2025 21:52 WIB
US President Donald Trump delivers remarks on reciprocal tariffs as US Secretary of Commerce Howard Lutnick holds a chart during an event in the Rose Garden entitled Make America Wealthy Again at the White House in Washington, DC, on April 2, 2025. Trump geared up to unveil sweeping new Liberation Day tariffs in a move that threatens to ignite a devastating global trade war. Key US trading partners including the European Union and Britain said they were preparing their responses to Trumps escalation, as nervous markets fell in Europe and America. (Photo by Brendan SMIALOWSKI / AFP)
Foto: Presiden AS, Donald Trump, mengumukan tarif impor baru untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32%. (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru saja mengumumkan kebijakan tarif global baru, termasuk untuk Indonesia sebesar 32%. Sejumlah pakar dan netizen mempertanyakan asal persentase tarif baru ini. Muncul spekulasi perhitungan ini didapat dari ChatGPT.

Dilansir dari detikInet, beberapa pengguna X dan Bluesky mencoba meminta sejumlah artificial intelligence (AI), seperti ChatGPT, Gemini, Claude, dan Grok untuk mencari cara mudah mengatasi defisit perdagangan dan menempatkan AS di level persaingan yang setara.

Keempat chatbot AI itu memberikan jawaban yang serupa dengan rumus 'defisit perdagangan dibagi ekspor' secara konsisten, tetapi ada beberapa variasi. Grok dan Claude menyarankan untuk membagi dua nilai tarif untuk mendapatkan hasil yang lebih masuk akal, sesuai dengan ide 'diskon' tarif Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ChatGPT memperingatkan metode perhitungan mereka yang sederhana tidak memperhitungkan dinamika perdagangan internasional yang rumit. Claude juga memperingatkan defisit perdagangan bukan satu-satunya tanda perdagangan yang tidak sehat, dan tarif memiliki konsekuensi ekonomi yang kompleks.

Kebenaran Trump yang berkonsultasi dengan chatbot sebelum menentukan kebijakan perdagangan globalnya tentu masih menjadi misteri. Bisa jadi, data latihan yang dipakai chatbot-chatbot AI ini memang sejalan dengan pendekatan pemerintah AS.

ADVERTISEMENT

Kebijakan tarif impor baru ini juga dikritik karena menargetkan beberapa pulau tidak berpenghuni. Salah satunya adalah Pulau Heard dan Kepulauan McDonald, teritori eksternal Australia yang hanya dihuni oleh pinguin dikenai tarif impor 10%.

Artikel ini telah tayang di detikInet. Baca selengkapnya di sini!




(hsa/hsa)

Hide Ads