Presiden Amerika Serikat (AS) mengumumkan tarif timbal balik (reciprocal tariff) pada barang-barang dari berbagai negara yang ke AS. Tarif Trump ini meliputi peralatan elektronik, makanan, kopi, minuman keras, pakaian, sepatu, kendaraan, hingga suku cadang, tetapi dikecualikan bagi farmasi, mineral penting, semikonduktor, dan lain-lain.
Dilansir laman White House, penyesuaian tarif impor ini akan berlaku efektif mulai 9 April 2025 pukul 12.01 AM EDT atau 11.01 WIB.
Apa Itu Tarif Trump?
Tarif timbal balik atau tarif Trump merupakan kebijakan AS berupa pengenaan bea ad valorem tambahan pada semua impor dari semua mitra dagang (berbagai negara), kecuali yang ditentukan lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bea ad valorem sendiri adalah bea masuk atau pajak yang dikenakan pada impor, ditetapkan dalam bentuk persentase tetap dari nilainya, sebagaimana dikutip dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Glossary of Statistical Terms.
Pada tarif Trump, bea ad valorem tambahan pada semua impor dari semua mitra dagang adalah sebesar 10 persen. Besarannya bisa bertambah dan berbeda-beda per negara mitra pengekspor sesuai ketentuan AS. Indonesia sendiri dikenakan tarif Trump sebesar 32 persen.
Trump menyatakan tarif bea masuk ini merupakan tambahan terhadap bea masuk, biaya, pajak, pungutan, atau pungutan lain yang berlaku terhadap barang impor tersebut, kecuali sebagaimana ditentukan berbeda.
Ia menambahkan, tarif baru ini bisa dikurangi jika negara bersangkutan mengambil langkah signifikan untuk memperbaiki pengaturan perdagangan non-timbal balik, dan selaras dengan AS di bidang ekonomi dan keamanan nasional.
Sebaliknya, tarif baru bisa dinaikkan dan diperluas cakupan pengenaannya bagi negara yang "membalas" kebijakan tarif impor ini ke AS.
"Jika ada mitra dagang yang melakukan tindakan balasan terhadap Amerika Serikat sebagai tanggapan atas tindakan ini melalui bea masuk atas ekspor AS atau tindakan lain, saya dapat memodifikasi HTSUS lebih lanjut untuk menambah atau memperluas cakupan bea masuk yang dikenakan berdasarkan perintah ini untuk memastikan efektivitas tindakan ini," tulis Trump di laman White House, Rabu (2/4/2025).
Kenapa Tarif Trump Diberlakukan?
Trump menyatakan tarif bea masuk tambahan ini diberlakukan salah satunya karena kurangnya timbal balik pada hubungan perdagangan bilateral AS dengan negara-negara mitra. Ia ingin gap atau kesenjangan nilai barang yang diekspor dengan yang diimpor AS menjadi lebih kecil.
Menurut Trump, negara-negara lain juga menekan upah dan konsumsi domestik, sehingga meningkatkan daya saing barang mereka di pasar global.
Sementara itu, hambatan nontarif dan perbedaan tarif yang dikenakan pada produsen AS oleh negara-negara lain membuat barang-barang AS sulit diproduksi, sulit diekspor, dan sulit bersaing di pasar global. Dampak ini menurut Trump khususnya terasa di bidang manufaktur dan industri pertahanan AS.
Ia mengatakan praktik-praktik ini memicu keadaan darurat nasional AS. Salah satunya tercermin dalam defisit perdagangan barang AS tahunan terus menerus, yang lebih dari 40 persen dalam 5 tahun terakhir sebesar Rp USD 1,2 triliun pada 2024.
Harga Barang Naik untuk Warga AS
Kendati Trump menyatakan warga AS tidak akan terdampak kebijakan ini, sejumlah ekonom menilai sebaliknya. Sebab, perusahaan pengimpor asal AS akan membebankan sebagian biaya tambahan tersebut pada konsumen, dilansir BBC.
Sebagai contoh, harga mobil AS dengan suku cadang dari Meksiko dan Kanada bisa naik USD 4.000-10.000 (Rp66 juta-Rp165,6 juta). Kenaikan harga juga bisa terjadi pada iPhone dan produk Apple lainnya yang diproduksi di China (tarif 34 persen) dan India (tarif 26 persen), serta perangkat Samsung, LG, dan merek Korea Selatan lainnya (tarif 25 persen).
"Apple pada dasarnya memproduksi semua iPhone mereka di China; dan pertanyaannya akan berkisar soal apakah akan ada pengecualian atau pembebasan dari kebijakan tarif ini jika perusahaan-perusahaan (asing) tersebut membangun lebih banyak operasi/pabrik/instalasi di AS," kata analis Wedbush, Dan Ives dalam catatan penelitian tanggal 2 April, dilansir CBS News.
Sementara barang-barang warga AS lainnya yang bisa mengalami kenaikan harga yakni pakaian sehari-hari dari China, Vietnam, Bangladesh, minuman anggur dari Prancis dan Italia, coklat dan kopi dari Brasil dan Kolombia, hingga perabotan dari China dan Vietnam.
Sementara itu, jika perusahaan AS memutuskan mengimpor lebih sedikit barang dari negara lain, atau berhenti mengimpor sama sekali, maka harga barang yang tersedia di dalam AS tetap akan jadi lebih mahal.
Sebab, ketersediaan barang menurun, sedangkan tingkat permintaan pada barang tetap sama. Butuh waktu bagi perusahaan AS untuk mencukupi demand dalam negeri dengan bahan-bahan dalam negeri dan harga semurah sebelum berlakunya tarif Trump.
Daftar Tarif Trump Per Negara
Berikut tarif timbal balik atau reciprocal tariff per negara yang sudah disesuaikan dan akan berlaku mulai 9 April 2025 pukul 11.01 WIB. Selain negara di bawah ini dan yang ditentukan lain, tarif timbal balik yang dikenakan adalah 10 persen.
Aljazair: 30%
Angola: 32%
Bangladesh: 37%
Bosnia dan Herzegovina: 35%
Botswana: 37%
Brunei: 24%
Kamboja: 49%
Kamerun: 11%
Chad 13%:
China: 34%
CΓ΄te d`Ivoire/Pantai Gading: 21%
Republik Demokrat Kongo: 11%
Guinea Ekuatorial: 13%
Uni Eropa: 20%
Falkland Islands: 41%
Fiji: 32%
Guyana: 38%
India: 26%
Indonesia: 32%
Irak: 39%
Israel: 17%
Jepang: 24%
Jordan: 20%
Kazakhstan: 27%
Laos: 48%
Lesotho: 50%
Libya: 31%
Liechtenstein: 37%
Madagascar: 47%
Malawi: 17%
Malaysia: 24%
Mauritius: 40%
Moldova: 31%
Mozambik: 16%
Myanmar: 44%
Namibia 21%
Nauru: 30%
Nikaragua: 18%
Nigeria: 14%
Makedonia Utara: 33%
Norwegia: 15%
Pakistan: 29%
Filipina: 17%
Serbia: 37%
Afrika Selatan: 30%
Korea Selatan: 25%
Sri Lanka: 44%
Switzerland: 31%
Suriah: 41%
Taiwan: 32%
Thailand: 36%
Tunisia: 28%
Vanuatu: 22%
Venezuela: 15%
Vietnam: 46%
Zambia: 17%
Zimbabwe: 18%
(twu/faz)