- Amalan Sunah Sebelum Salat Idul Fitri 1. Mengumandangkan Takbir 2. Mandi dan Menyucikan Diri 3. Memakai Pakaian Terbaik dan Berhias 4. Makan Sebelum Salat Id
- Amalan Sunah Sesudah Salat Idul Fitri 1. Pulang dengan Jalur Berbeda 2. Mendatangi Tempat Keramaian 3. Mengunjungi Rumah Kerabat 4. Tahniah (Memberi Ucapan Selamat)
Hari Raya Idul Fitri menjadi momen kemenangan bagi umat Islam setelah berpuasa selama satu bulan lamanya di bulan Ramadan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri pada Senin, 31 Maret 2025 mendatang.
Artinya pada hari ini, umat Islam dilarang berpuasa, wajib berbuka, dan disunahkan melaksanakan salat Idul Fitri (salat Id). Salat Id sudah dilakukan Nabi Muhammad SAW sejak perayaan hari raya Idul Fitri pada tahun kedua Hijriyah (624 Masehi).
Tidak hanya salat Id saja, Nabi Muhammad SAW melakukan beberapa hal sebelum dan sesudahnya. Beberapa hal ini juga bisa ditiru siswa sebagai amalan sunah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa saja? Berikut daftarnya dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) selengkapnya.
Amalan Sunah Sebelum Salat Idul Fitri
Berbagai amalan sunah yang disarankan untuk siswa lakukan sebelum salat Idul Fitri adalah:
1. Mengumandangkan Takbir
Mengumandangkan takbir pada hari raya Idul Fitri menjadi satu hal yang disyaritkan oleh agama. Takbiran juga suatu hal yang telah difirmakan Allam dalam Al-Qur'an tepatnya Surah Al-Baqarah ayat 185, yang berbunyi:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ
Artinya: "Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah". (QS. Al-Baqarah: 185).
Siswa bisa melakukannya sejak malam setelah magrib, sebelum salat Idul FItri, dan ketika menuju salah Idul Fitri ketika pagi.
UMJ menyebutkan berbeda dengan Hari Raya Idul Adha, takbir Idul Fitri tidak lagi dikumandangkan setelah salat selesai dilakukan. Begitupun yang disampaikan oleh Kemenag.
Takbir Idul Fitri bisa dilakukan di mana saja. Baik di rumah, jalanan, masjid, atau tempat lainnya yang dimulai sejak tenggelamnya matahari pada malam 1 Syawal hingga takbiratul ihramnya imam salat Id bagi yang berjamaah.
Contoh bacaan takbir utama diriwayatkan oleh Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz 3, hal. 54 yang berbunyi:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Latin:
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.
Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, la ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu. Mukhlishina lahud dina wa law karihal kafirun, la ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa a'azza jundahu wa hazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar.
Allahu akbar walillahil hamdu.
Artinya:
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah yang Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya.
Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentara-Nya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar.
Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah.
Detikers juga bisa mengumandangkan takbir yang disandarkan kepada Ibn Mas'ud, 'Umar ibn al-Khattab, dan 'Ali ibn Abi Thalib, di antaranya adalah sebagai berikut:
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
Latin:
Allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd.
Artinya:
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi Allah-lah segala puji
2. Mandi dan Menyucikan Diri
Sebelum salat Id, sebaiknya siswa mandi dan menyuikan terlebih dahulu. Jangan lupa untuk berwudhu sebelum berangkat menuju tempat salat.
Sekali lagi, jangan lupa. Terutama bagi wanita yang memakai make-up setelah mandi. Dikarenakan wudhu adalah syarat sahnya salat.
3. Memakai Pakaian Terbaik dan Berhias
detikers pasti tak asing dengan lagu "Baju baru Alhamdulillah, tuk dipakai di Hari Raya", ternyata itu juga berkaitan dengan sunah Nabi Muhammad lo. Pada dasarnya memang, tidak disebutkan secara spesifik bila umat Muslim diharuskan memakain baju terbaru.
Tetapi dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik dan menghias diri. Berhias bisa dilakukan dengan membersihkan badan, memotong kuku, dan memakai wewangian.
Kesunahan berhias berlaku bagi siapapun, meski detikers tidak hadir dalam pelaksanaan salat Id. Bagi perempuan anjuran berhias adalah tetap memperhatikan batas-batas syariat seperti tidak membuka aurat dan tidak mempertontonkan penampilan yang mampu memikat lelaki bukan mahramnya.
Kemenag menyebut diutamakan memakai pakaian berwarna putih. Tetapi bila ada baju lain selain warna putih dan lebih bagus, pakaian itu adalah yang terbaik.
4. Makan Sebelum Salat Id
Sebelum melaksanakan salat Id, umat Muslim dianjurkan untuk makan di pagi hari. Hal ini menjadi pembeda salat Idul Fitri dan Idul Adha.
Makan di pagi hari menjadi syarat bila umat Islam tidak lagi melakukan ibadah puasa seperti pada bulan Ramadan. Sebagaimana hadi Rasulullah SAW yang artinya:
"Rasulullahﷺ biasa berangkat Salat Id pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari Salat Id baru beliau menyantap hasil qurbannya."
Amalan Sunah Sesudah Salat Idul Fitri
1. Pulang dengan Jalur Berbeda
Setelah menunaikan salat Idul Fitri bersama dengan keluarga dan sahabatnya, Rasulullah memilih rute jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat berlangsungnya salat.
Hal ini dimaksudkan agar saat pergi maupun pulang kita lebih bisa bertemu dengan banyak orang. Pergi menuju tempat salat Id juga dianjurkan untuk berjalan kaki dariapda menggunakan kendaraan.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, berbunyi:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berangkat salat Id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki".
2. Mendatangi Tempat Keramaian
Suatu ketika saat hari raya Idul Fitri, Rasulullah menemani Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng. Momen ini kemudian disampaikan dalam hadist riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim.
Diceritakan pertunjukan itu sangat mengasyikkan, sampai Aisyah memunculkan kepala di atas bahu Rasuliullah. Sehingga ia bisa melihatnya dengan puas.
3. Mengunjungi Rumah Kerabat
Bukan baru, tradisi mengunjungi rumah kerabat atau silaturahim saat hari raya Idul Fitri sudah ada sejak zaman Rasulullah. Ketika hari raya tiba, Rasulullah akan mengunjungi para sahabatnya begitu juga sebaliknya.
Kesemapatan ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan momen mendoakan kebaikan satu sama lainnya.
4. Tahniah (Memberi Ucapan Selamat)
Menjadi momen berbagi kegembiraan, umat Islam disunahkan untuk saling memberikan selamat atas kebahagiaan yang diraih saat hari raya Idul Fitri. Meski tergolong lemah sanadnya, beberapa dalil menyebutkan hal ini.
Salah satunya disampaikan dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim tentang kisah taubatnya Ka'ab bin Malik setelah beliau absen dari perang Tabuk, Talhah bin Ubaidillah memberinya ucapan selamat begitu mendengar pertaubatannya diterima.
Ucapan selamat itu dilakukan dihadapan Nabi dan beliau tidak mengingkarinya. Tidak ada aturan baku mengenai redaksi ucapan selamat ini.
Salah satu contohnya "taqabbala allâhu minnâ wa minkum", "kullu 'âmin wa antum bi khair", "selamat hari raya Idul Fitri", "minal aidin wa al-faizin", "mohon maaf lahir batin", dan lain sebagainya.
Itulah amalan sunah yang bisa dilakukan sebelum dan sesudah salat Idul Fitri. Yuk terapkan dan selamat hari raya Idul Fitri detikers!
(det/nwk)