Detikers mungkin sudah kerap mendengar berbagai cara mengasah otak seperti bermain catur, bermain teka teki silang, dan sebagainya. Ternyata, ada cara baru yang menarik untuk meningkatkan kemampuan otak, yakni mengunyah sesuatu yang keras.
Para peneliti belum lama ini menemukan, menggigit sesuatu yang keras seperti balok kayu, dapat meningkatkan kadar antioksidan otak yang terkait dengan memori dan fungsi kognitif yang lebih baik.
Dinamika Saraf yang Kompleks dari Mengunyah
Mengunyah adalah sesuatu yang dilakukan sebagian besar dari kita tanpa berpikir dua kali. Namun, di balik tindakan sehari-hari yang sederhana ini terdapat dinamika saraf yang sangat kompleks.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengunyah adalah perilaku berirama, seperti bernapas atau berjalan. Perilaku ini dikendalikan oleh jaringan neuron yang bekerja dalam pola yang tepat, memastikan rahang, gigi, dan lidah bekerja secara harmonis.
Neuron sensorik di mulut bertindak sebagai penanggap pertama, mengirimkan sinyal ke otak tentang tekstur, ukuran, dan kerasnya makanan. Sinyal-sinyal ini kemudian diteruskan ke neuron ritmik, yang menghasilkan pola aktivitas listrik yang mendorong proses mengunyah.
"Jika Anda mengunyah wortel atau kacang tanah yang memiliki konsistensi berbeda dari permen karet atau sesuatu yang lebih lembut, maka mulut Anda perlu mengetahui di mana makanan itu berada, di mana posisinya, dan seberapa kerasnya, untuk memperkirakan seberapa besar tekanan yang harus diberikan," kata ahli saraf di Universitas Montreal, Arlette Kolta, seorang yang memimpin sebuah studi pada 2015.
Penelitian Kolta menemukan jenis sel lain berperan dalam proses koordinasi pengunyahan otak, yakni astrosit.
Penelitian sebelumnya menemukan mengunyah melibatkan beberapa area otak, dari korteks prefrontal hingga hipokampus, area yang penting untuk memori, perhatian, dan pengambilan keputusan.
Kini, para peneliti dari Universitas Nasional Kyungpook di Korea Selatan menemukan mengunyah melepaskan molekul yang disebut glutathione, antioksidan kuat yang membantu melindungi otak dari stres oksidatif, yang terkait dengan penuaan dan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Mengunyah Bahan yang Keras Akan Meningkatkan Darah ke Otak
Penelitian ini melibatkan 52 mahasiswa sehat yang dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mengunyah permen karet parafin, sedangkan kelompok lainnya mengunyah balok kayu. Sebelum dan sesudah sesi mengunyah, para peneliti menggunakan teknik MRI khusus untuk mengukur kadar glutathione di otak para peserta.
Mereka berfokus secara khusus pada korteks cingulate anterior, area yang terlibat dalam kontrol kognitif. Mereka juga menilai fungsi kognitif para peserta menggunakan tes neuropsikologis terstandardisasi.
Meskipun kedua kelompok menunjukkan beberapa perubahan, kelompok yang mengunyah kayu mengalami peningkatan kadar glutathione otak yang signifikan.
"Mengunyah bahan yang cukup keras menyebabkan peningkatan konsentrasi GSH di otak," tulis para peneliti, dikutip dari ZME Science.
Peningkatan glutathione ini juga berkorelasi dengan peningkatan fungsi memori, khususnya dalam tugas yang melibatkan memori kerja dan memori cerita (kemampuan untuk menyimpan dan mengingat narasi atau rangkaian kejadian dalam jangka waktu yang lebih lama).
Sebaliknya, kelompok yang mengunyah permen karet tidak menunjukkan perubahan signifikan dalam kadar glutathione atau kinerja kognitif.
Jadi, mengapa mengunyah sesuatu yang keras membuat perbedaan? Para peneliti percaya mengunyah bahan yang lebih keras meningkatkan aliran darah otak, yang artinya menyalurkan lebih banyak oksigen dan nutrisi ke otak.
Hal ini, pada gilirannya, dapat merangsang produksi glutathione, yang membantu menetralkan spesies oksigen reaktif berbahaya yang dapat merusak sel-sel otak.
"Otak sangat rentan terhadap stres oksidatif," demikian catatan penelitian tersebut.
Kadar glutathione secara alami menurun seiring bertambahnya usia, dan penurunan ini dianggap berkontribusi terhadap timbulnya penyakit neurodegeneratif. Meskipun saat ini belum ada cara efektif untuk secara langsung meningkatkan kadar glutathione otak, penelitian ini menunjukkan sesuatu yang sederhana seperti mengunyah makanan yang lebih keras dapat menawarkan solusi praktis.
Tentu saja, ini tidak berarti kita perlu mengunyah batang kayu. Sayuran mentah seperti wortel dan seledri, kacang-kacangan dan biji-bijian seperti almond dan kenari, atau buah-buahan seperti apel dan pir juga dapat berfungsi dengan baik.
Sebagai catatan, penelitian ini memiliki keterbatasan. Pesertanya adalah orang dewasa muda dan efek mengunyah pada kesehatan otak mungkin berbeda pada populasi yang lebih tua.
Penelitian ini juga berfokus pada satu area otak, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah area lain mungkin merespons secara berbeda. Dan meskipun penelitian ini mengontrol soal kerasnya bahan, penelitian ini tidak memperhitungkan faktor lain seperti tekstur atau rasa yang dapat memengaruhi hasilnya.
Masih ada pertanyaan tentang jenis dan durasi mengunyah optimal yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan otak.
Tetap saja, temuan ini menambah bukti yang berkembang bahwa mengunyah lebih dari sekadar proses mekanis. Ini adalah aktivitas yang meningkatkan kinerja otak yang dapat memiliki implikasi luas terhadap cara kita berpikir tentang kesehatan kognitif.
Temuan ini muncul dalam jurnal Frontiers in Systems Neuroscience Volume 18-2024 dengan judul "Effect of chewing hard material on boosting brain antioxidant levels and enhancing cognitive function" oleh Seungho Kim dkk.
(nah/nwk)