Mengapa Kita Bisa Berjalan Tanpa Berpikir? Ini Penjelasan Studinya

ADVERTISEMENT

Mengapa Kita Bisa Berjalan Tanpa Berpikir? Ini Penjelasan Studinya

Muhammad Alfathir - detikEdu
Sabtu, 12 Okt 2024 19:00 WIB
ilustrasi jalan kaki
Foto: iStockphoto/Ilustrasi jalan kaki
Jakarta -

Banyak orang menganggap berjalan sebagai aktivitas yang sederhana karena dilakukan setiap hari. Bahkan sering kali, kita melakukan aktivitas lain sembari berjalan seperti mengunyah permen karet, bermain smartphone, hingga berbicara dengan orang lain.

Tapi, kenapa ya berjalan seperti bisa dilakukan otomatis tanpa harus berpikir berat?

Nyatanya, setiap gerakan kita tetap dipusatkan secara teratur oleh otak. Hanya saja, kita tidak menyadarinya secara langsung. Sebagai contoh, ketika di jalan yang permukaannya tidak rata, kita perlu memperhatikan langkah sehingga bisa berjalan dengan sesuai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait hal ini, sebuah studi dari Universitas Osaka di Jepang mengungkapkan bagaimana otak mengatur ritme berjalan secara otomatis. Pengaturan ini yang memungkinkan kita bisa berjalan tanpa perlu berpikir.

Benarkah Otak Tidak Terlalu Aktif Saat Berjalan?

Dalam studi terbit di Jurnal Communications Biology pada 20 September 2024 tersebut, para peneliti mencoba menganalisis gerakan tubuh seseorang ketika berjalan di atas treadmill. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana otak menerapkan kendalinya dalam mengoordinasikan gerakan kaki.

ADVERTISEMENT

Data dari percobaan ini dianalisis menggunakan model matematika dari dua osilator berpasangan bersama dengan metode inferensi Bayesian. Pendekatan ini memungkinkan para peneliti untuk menghitung fungsi yang paling mungkin mewakili bagaimana otak menerapkan kontrolnya untuk mengoordinasikan gerakan kaki.

"Penggunaan inferensi Bayesian memungkinkan kami menyimpulkan pengendalian koordinasi kaki secara kuantitatif," kata penulis utama studi tersebut, Takahiro Arai, sebagaimana dikutip dari SciTechDaily.

Hasilnya menunjukkan bahwa ternyata otak tidak selalu secara aktif mengoordinasikan posisi kaki, kecuali dalam situasi tertentu, seperti ketika berjalan di atas permukaan yang tidak rata atau ketika terjadi perubahan kecepatan.

Secara umum, gerakan kaki mengikuti ritme secara otomatis pada kecepatan dan permukaan yang stabil. Namun, ketika kecepatan berubah atau permukaan menjadi tidak rata, ritme langkah kaki akan spontan menyesuaikan untuk menjaga keseimbangan.

Otak Bisa Mengatur Gerakan Tubuh untuk Menghemat Energi

Para peneliti menjelaskan bahwa otak mampu mengatur gerakan tubuh secara otomatis untuk menghemat energi. Hal ini memungkinkan seseorang berjalan tanpa harus terus-menerus memikirkan koordinasi langkah kaki.

Dengan tidak mengontrol secara berlebihan, otak dapat menghindari kelelahan dan tetap terkoordinasi untuk mencegah terjatuh.

"Kami menemukan bahwa otak tidak mengambil kontrol secara berlebihan, yang bisa membatasi kemampuan kita dalam melewati rintangan dan menguras energi otak, namun juga tidak terlalu longgar, yang dapat menyebabkan kaki kehilangan koordinasi dan membuat kita terjatuh," tutur peneliti lainnya, Shinya Aoi.

Para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka dinilai penting untuk membantu meningkatkan kemampuan berjalan orang lanjut usia atau individu yang pernah mengalami efek neurologis akibat stroke atau penyakit Parkinson.

Hal ini juga dapat mengarah pada pengembangan alat bantu fisik yang membantu orang berjalan lebih alami.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads