Pakar UGM Beri Saran Jika Terjebak Rip Current dan Cara Mengenalinya di Pantai

ADVERTISEMENT

Pakar UGM Beri Saran Jika Terjebak Rip Current dan Cara Mengenalinya di Pantai

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 01 Feb 2025 12:00 WIB
Penjelasan Rip Current
Foto: usla.org/Rip Current
Jakarta -

Empat siswa SMPN 7 Mojokerto, Jawa Timur tewas tenggelam karena terseret 'rip current' saat bermain air di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta pada Selasa (28/1/2025). Sementara 9 siswa lainnya yang ikut bermain pada waktu yang sama, selamat.

Dosen Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Hendy Fatchurohman, mengatakan rip current adalah arus sempit, tetapi mempunyai kekuatan yang besar.

"Biasanya tegak lurus dari bibir pantai menuju ke arah laut," ucapnya kepada detikEdu, Jumat (31/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arus tersebut, lanjutnya, terbentuk karena ombak yang datang pecah saat mendekati pantai dan memunculkan arus umpan (feeder current) dan energi yang dipantulkan kembali ke arah laut. Beberapa arus umpan terakumulasi menjadi "saluran" arus yang kuat dan berbalik ke arah laut.

Faktor yang Memengaruhi Terbentuknya Rip Current

Hendy menjelaskan, rip current dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni kondisi hidrodinamis atau ombak dan pasang surut serta kondisi dasar laut atau bathymetry.

ADVERTISEMENT

"Struktur keras seperti tebing atau jetty juga bisa menjadi faktor pembentuk karena memantulkan gelombang yang datang. Rip current ada yang bersifat menetap dan ada pula yang berpindah pindah, bergantung pada kondisi morfologi dasar laut ketika rip current terbentuk," jelas Hendy.

Dia mengatakan rip current memiliki kekuatan sangat kuat. Kecepatannya, bahkan bisa melampaui 2 meter per detik.

"Kekuatan ini bahkan cukup untuk menarik seorang perenang profesional," tegasnya.

Bagaimana Cara Mengenali Rip Current?

Hendy menyampaikan, tanda paling mudah untuk mengenali adanya rip current adalah tidak terbentuknya buih setelah gelombang pecah.

"Permukaan air yang terlihat tenang sebenarnya justru terdapat arus balik yang sangat berbahaya," ujarnya.

"Kami pernah melakukan ujicoba pendeteksian rip current di Pantai Drini pada 2020 dan beberapa pantai yang lain. Terakhir di pantai sepanjang tahun 2023," imbuhnya.

Ia menyebut area rip current kelihatannya tenang karena tidak ada ombak yang tampak datang, tetapi di dalamnya ada arus yang bisa menarik kuat. Hendy menekankan, petugas biasanya juga sudah paham mengenai lokasi rip current, sehingga perlu mematuhi lokasi yang dilarang berenang.

Hendy pun menuturkan, orang yang terjebak rip current pasti panik, karena arus menyeret dengan cepat dan tidak bisa diantisipasi. Ia menyebut kebanyakan korban tenggelam berusaha berenang melawan arus menuju ke arah pantai, sehingga malah membuat cepat lelah dan kehabisan energi.

Apakah Semua Pantai Punya Rip Current?

Hendy menerangkan, tidak semua pantai memiliki rip current. Hal ini tergantung apakah memenuhi faktor-faktor pembentuknya atau tidak.

Menurutnya, peningkatan frekuensi kejadian cuaca ekstrem juga berpengaruh terhadap dinamika gelombang yang dapat memicu terbentuknya rip current. Meski begitu, belum banyak penelitian yang mengaitkannya secara langsung antara perubahan iklim dengan adanya rip current.

Bagaimana Jika Terjebak Rip Current?

Seperti dijelaskan oleh Hendy, jika terjebak di dalam rip current, dianjurkan untuk berenang ke samping baik ke kanan atau kiri atau berenang mengikuti arah rip current hingga keluar dari saluran saat rip current terpecah. Sehingga, dapat mudah untuk berenang kembali ke darat.

"Kalau tidak bisa berenang, jangan sekali-sekali bermain hingga ke tengah dan patuhi imbauan petugas," tegas pria kelahiran Gunungkidul itu.

Rip Current Tipe Menetap di Pantai Drini

Dosen yang tengah menempuh studi di Inggris ini, juga mengatakan ia dan tim pernah melakukan eksperimen identifikasi rip current di Pantai Drini. Menurutnya di sana memang ada rip current dengan tipe menetap.

"Rip current yang bersifat menetap dapat muncul di jam-jam tertentu ketika kondisi gelombang cukup untuk membentuk rip current," terangnya.

Hendy turut menyebutkan peran setiap pihak mulai dari pemerintah, pengelola tempat wisata, hingga wisatawan. Ia menekankan, pemerintah perlu mendukung dengan memberi perhatian lebih terhadap upaya mitigasi di area pesisir, tidak cuma untuk rip current, tetapi juga untuk bencana lain.

Kemudian, pengelola tempat wisata juga perlu memprioritaskan keselamatan dan keamanan pengunjung, serta aktif mengedukasi dan melakukan sosialisasi.

Sementara, wisatawan pun perlu proaktif mencari informasi soal apa saja yang perlu dan tidak boleh dilakukan saat berwisata ke pantai, serta mematuhi imbauan petugas.




(nah/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads