Ilmuwan Cemas, Spesies di Air Tawar Terancam Punah!

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Cemas, Spesies di Air Tawar Terancam Punah!

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 22 Jan 2025 09:30 WIB
Ilustrasi Danau Titicaca di Bolivia
Ilustrasi Danau. (Foto: AFP)
Jakarta -

Penurunan spesies di air tawar semakin terlihat. Dalam penelitian terbaru, tercatat hampir 25 persen spesies air tawar terancam punah.

Para ilmuwan, seperti tercatat dalam Science Alert, menggunakan "daftar merah" untuk ikan air tawar dan daftar lain untuk capung. Daftar merah adalah inventaris resmi status konservasi yang disusun oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Mereka menggabungkan ini dengan data dari daftar merah yang diterbitkan sebelumnya untuk kepiting air tawar, udang karang, dan udang.

Para penulis menyimpulkan jika hampir seperempat (24 persen) spesies air tawar terancam punah. Artinya, spesies-spesies tersebut secara resmi dinilai rentan, terancam punah, sangat terancam punah, atau punah di alam liar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenis Spesies Air Tawar yang Terancam Punah

Spesies-spesies tersebut termasuk belut Eropa yang sangat terancam punah, dan udang karang capit putih yang terancam punah, yang keduanya melimpah di sungai-sungai kecil.

Angka 24 persen spesies air tawar yang terancam punah ini sebanding dengan perkiraan untuk amfibi, reptil, burung, dan mamalia yang sebagian besar hidup di darat, yang 23 persennya terancam.

ADVERTISEMENT

Ancaman Spesies Air Tawar

Dalam studi baru tersebut, ancaman utama pada spesies air tawar termasuk:

Polusi
Bendungan
Pengambilan air
Perubahan penggunaan lahan
Eksploitasi berlebihan
Spesies invasif
Penyakit

Kurangnya Data

Kendati demikian, para ilmuwan merasa tidak memiliki cukup data untuk menilai semua spesies. Meskipun ada indikasi bahwa proporsi spesies moluska air tawar yang lebih besar berisiko punah, para penulis tidak dapat memasukkan moluska dalam analisis mereka karena begitu banyak spesies yang kekurangan data.

Lebih jauh lagi, para ilmuwan kini hanya memiliki pemahaman yang sangat mendasar tentang status berbagai spesies air tawar lainnya, terutama invertebrata seperti lalat capung, lalat batu, atau berbagai kumbang, yang banyak di antaranya sangat sensitif terhadap polusi.

Kendati demikian, mereka menekankan agar pihak berwajib mulai mengembangkan perlindungan dan perbaikan bagi spesies air tawar. Salah satunya, mereka mendorong perusahaan air untuk mengurangi masuknya limbah ke sungai dan danau.

Selain itu, ada solusi berbasis alam seperti penanaman pohon atau perlindungan lahan basah yang sekaligus menguntungkan keanekaragaman hayati dan kesejahteraan manusia.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads