Setiap hari manusia mengalami tantangan hidup yang berubah-ubah mulai dari soal pekerjaan, hubungan, hingga kondisi di sekitarnya. Tak hanya manusia, makhluk hidup lain pun nyatanya berubah. Lantas seberapa cepat atau lambat makhluk hidup bisa beradaptasi?
Sadar atau tidak, perubahan adalah hal pasti, yang selalu terjadi. Dunia teknologi yang semakin canggih, cara komunikasi yang semakin beragam, juga tantangan alam yang menuntut manusia untuk terus berkembang.
Nyatanya, semua perubahan akan memunculkan tantangan untuk beradaptasi. Dalam hal ini, setiap makhluk hidup, termasuk manusia, akan belajar. Namun, belajar juga membutuhkan waktu dan energi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Organisme yang belajar terlalu lambat akan tertinggal dari perubahan lingkungan, sedangkan organisme yang belajar terlalu cepat akan membuang-buang tenaga untuk hal-hal yang tidak penting. Jadi seberapa cepat makhluk hidup dapat belajar dari lingkungan yang terus berubah-ubah?
Kecepatan Belajar dan Memori Setiap Organisme
Para peneliti di Complexity Science Hub dan Santa Fe Institute telah mengembangkan sebuah model untuk menghitung seberapa cepat atau lambatnya suatu organisme seharusnya belajar di lingkungannya. Kecepatan belajar ideal suatu organisme bergantung pada kecepatan perubahan lingkungan dan siklus hidupnya.
"Informasi utamanya adalah bahwa kecepatan belajar ideal meningkat dengan cara yang sama terlepas dari kecepatan perubahan lingkungan. Baik organisme tersebut mengubah lingkungannya atau mengubah interaksinya dengan lingkungan tersebut. Hal ini menunjukkan fenomena yang dapat digeneralisasi yang mungkin mendasari pembelajaran dalam berbagai ekosistem," ujar CSH PostDoc, Eddie Lee, dikutip dari Science Daily.
Para peneliti menggambarkan bagaimana lingkungan berganti ganti, seperti peralihan antara musim hujan dan kemarau dengan pola tertentu. Kemudian, organisme akan merasakan perubahan tersebut dan menyimpan ingatan tentang kondisi sebelumnya. Namun, ingatan lama ini akan semakin memudar seiring berjalannya waktu.
Kecepatan memudarnya ingatan akan memengaruhi seberapa cepat organisme dapat belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Dengan kata lain, hubungan antara kecepatan belajar dan memori sangat penting untuk keberlangsungan hidup organisme di ekosistem yang dinamis.
Keuntungan dalam Hal Evolusi
Model yang dipakai peneliti adalah memprediksi hukum universal: skala waktu pembelajaran harus didasarkan pada akar kuadrat dari skala waktu lingkungan. Misalnya, jika lingkungan berubah dua kali lebih lambat, kecepatan belajar organisme akan berkurang menjadi 1,4 kali lebih lambat (ini didapat dari akar kuadrat dari 2).
Dalam model ini, jika suatu organisme dapat "menstabilkan" lingkungannya sehingga menjadi lebih konsisten, mereka akan mendapatkan keuntungan dalam berevolusi. Namun, keuntungan ini hanya bisa diperoleh jika organisme tersebut dapat menguasai manfaat dari lingkungan yang stabil.
Jika pesaing lain juga memanfaatkan kondisi stabil tersebut, strategi ini bisa gagal. Misalnya, berang-berang membangun bendungan di sungai sehingga menciptakan kolam yang stabil. Kolam ini tidak hanya memberikan tempat tinggal bagi berang-berang, tetapi juga bagi spesies lainnya.
Awalnya berang-berang mendapatkan keuntungan evolusi karena memiliki pasokan makanan yang aman dan tempat yang aman dari predator. Namun, keuntungan ini dapat berkurang jika organisme lain, seperti muskrat atau ikan mengeksploitasi sumber daya habitat yang menciptakannya.
Hewan yang Berumur Pendek Bisa Memahami Lingkungan Mereka Lebih Baik
Dalam hal ini, para peneliti mengevaluasi beberapa hewan. Hasilnya, mereka menemukan bahwa bagi hewan kecil yang memiliki umur pendek, seperti serangga, energi dan sumber daya untuk belajar dan mengingat sangat baik.
Sementara bagi hewan yang lebih besar dan berumur panjang, seperti mamalia, energi dan sumber daya lebih kecil dibandingkan dengan total kebutuhan energi mereka untuk hidup.
Dengan kata lain, hewan besar mungkin tidak menghabiskan banyak energi untuk belajar jika dibandingkan dengan kebutuhan energi mereka untuk aktivitas lain, seperti makan dan bergerak.
Penemuan ini sekaligus menunjukkan bahwa organisme kecil yang berumur pendek biasanya memiliki ingatan yang sangat baik tentang lingkungan mereka.
Di sisi lain, hewan besar seperti gajah memiliki ingatan yang lebih lama. Namun, lamanya mereka menyimpan informasi berkaitan dengan faktor-faktor lain, seperti kebutuhan sosial yang lebih kompleks.
(faz/faz)