Bayi Mamalia Memang Lebih Menggemaskan, Begini Alasannya

ADVERTISEMENT

Bayi Mamalia Memang Lebih Menggemaskan, Begini Alasannya

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 18 Jun 2025 07:00 WIB
Cute kitten portrait. British Shorthair cat. Sad, crying expression
Kalian gemas saat melihat bayi gajah, kucing, atau anjing? Ternyata ada alasan ilmiah berkaitan dengan evolusi soal ini. Foto: Getty Images/NiseriN
Jakarta -

Bayi mamalia seperti kucing, gajah, dan anjing kerap dianggap lucu dan menggemaskan. Kenapa mereka kerap dianggap lebih lucu dari bayi jenis hewan lainnya?

Ternyata, bayi mamalia memiliki penampilan yang menggemaskan sebagai bagian dari evolusi. Penampakan lucu dan imut mempunyai tujuan bagi spesies yang anaknya tidak bisa langsung hidup sendiri setelah lahir.

Sebagai contoh, orang tertarik pada bayi. Proporsi tubuh bayi dengan kepala yang besar, mata besar, dan mulut kecil dibandingkan bagian tubuh lainnya, diperkirakan menjadi pemicu evolusi atau pengingat, yaitu mengasuh anak merupakan adaptasi penting untuk kelangsungan hidup jangka panjang sebagai spesies.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayi tidak berdaya, jadi kasih sayang dan naluri untuk melindungi mereka secara evolusi masuk akal.

Dikutip dari ensiklopedia Britannica, anak-anak hewan lain yang juga membutuhkan perawatan orang tua, cenderung memiliki proporsi wajah dan tubuh yang sama. Karakteristik ini membuat orang tua mereka sendiri lebih mungkin menyediakan makanan dan sumber daya lainnya cukup lama, guna memastikan kelangsungan hidup anak-anak itu.

ADVERTISEMENT

Mengapa Bayi Hewan Lain Tak Seberapa Menggemaskan?

Beberapa ilmuwan berpendapat rasa gemas yang sama yang dirasakan manusia terhadap anak-anaknya sendiri dapat terbawa ke anak-anak hewan lain yang membutuhkan perawatan orang tua dan memiliki proporsi tubuh yang mirip dengan anak-anak manusia.

Karakteristik menggemaskan memang sebagian besar muncul pada mamalia, terutama pada anjing dan kucing peliharaan, serta mamalia di kebun binatang dan akuarium, atau mamalia di program-program alami lain. Namun, sebenarnya orang-orang juga bisa tertarik pada bayi kadal, katak, dan burung. Ahli zoologi Austria Konrad Lorenz menciptakan istilah Kindchenschema atau "skema bayi" untuk menggambarkan fenomena ini.

Pada hewan yang tidak bergantung pada kelahiran atau penetasan, kelucuan memang bukanlah prioritas.

Proporsi kepala dan tubuh anak-anak hewan semacam ini hampir identik dengan bentuk dewasa mereka yang tampak lebih tangguh. Hal ini mungkin menjadi alasan mengapa rasa sayang manusia terhadap serangga muda, ular, dan bahkan beberapa jenis burung tidak terlalu besar.




(nah/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads