Zaman megalitikum adalah zaman di mana manusia belum mengenal logam untuk membuat perkakas dan peralatan, sehingga bangunan dan alat-alat yang digunakan terbuat dari batu. Zaman megalitikum dikenal juga dengan sebutan zaman batu besar.
Berdasarkan cara pemrosesan dan fungsi perkakas, zaman batu terbagi dibagi menjadi empat yaitu zaman paleolitikum (zaman batu tua), zaman mesolitikum (zaman batu madya), zaman neolitikum (zaman batu muda), dan zaman megalitikum (zaman batu tua)
Artikel ini akan membahas apa itu zaman megalitikum, periode zamannya, ciri-ciri, dan peninggalan yang ditinggalkan pada zaman batu besar ini.
Mengenal Zaman Megalitikum
Megalitikum berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata mega yang berarti besar dan lithos yang berarti batu. Diperkirakan zaman batu besar telah ada sejak zaman batu muda hingga zaman logam.
Selain itu, zaman megalitikum merupakan zaman di mana alat yang dihasilkan berupa bangunan besar yang umumnya difungsikan untuk tempat beribadah pada arwah nenek moyang dalam kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
Periode Zaman Megalitikum
Berdasarkan Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia terdapat dua periode penyebaran kebudayaan megalitikum di Indonesia menurut pendapat Van Heine Geldern yaitu:
1. Megalitikum Tua
Periode ini menyebar di Indonesia pada 2.500 - 1.500 SM dan hasil kebudayaan zaman batu muda dipengaruhi oleh kebudayaan kapak persegi.
2. Megalitikum Muda
Periode Megalitikum muda menyebar di Indoensia pada 1.000 - 100 SM dan hasil kebudayaannya dipengaruhi oleh kebudayaan Dongson atau kebudayaan Deutro Melayu.
Ciri Zaman Megalitikum
Berdasarkan buku Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan, menyebutkan ciri dari zaman batu besar adalah:
- Banyak bangunan yang terbuat dari batu besar yang masih kasar.
- Peralatan dibentuk hanya dengan diratakan saja.
- Cara hidup yang sederhana karena masih terbatasnya perkakas.
Peninggalan Zaman Megalitikum
Berikut beberapa peninggalan zaman megalitikum yang dirangkum dari Modul dan Megalitik Fenomena yang Berkembang di Indonesia, sebagai berikut:
1. Menhir
Dalam buku Megalitik Fenomena yang Berkembang di Indonesia oleh Bagyo Prasetyo, dijelaskan bahwa menhir berasal dari kata men yang berarti "batu" dan hir yang berarti "berdiri" yang diambil dari bahasa Breton, sebuah wilayah di Eropa.
Jika digambarkan sekarang, menhir terlihat seperti tugu atau tiang yang berasal dari batu dan dibangun sebagai lambang atau tanda peringatan kepada arwah nenek moyang.
Berdasarkan bentuknya, terdapat dua jenis menhir. Pertama yang tidak dipahat dan yang kedua dipahat. Fungsi dari benda ini selain pemujaan kepada nenek moyang juga sebagai tempat untuk mengikat binatang persembahan dan tempat menampung roh-roh yang datang.
2. Dolmen
Dolmen secara umum diartikan sebagai meja batu, yaitu batu besar dengan permukaan rata yang di bawahnya terdapat penopang sehingga terlihat seperti batu.
Peninggalan ini banyak ditemukan di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan Papua. Dahulu, dolmen berfungsi sebagai tempat meletakkan sesaji, tempat meletakkan roh, dan tempat duduk ketua suku agar memperoleh berkat magis.
3. Punden Berundak
Punden berundak merupakan bangunan bertingkat yang terdiri lebih dari satu undakan tanah dan masing-masing undakannya diperkuat dengan bongkahan atau balok-balok batu.
Ciri khas dari punden berundak adalah didirikan pada sebuah bukit dengan susunan undakan yang semakin tinggi dan bagian paling atas difungsikan sebagai tempat paling suci. Pada perkembangannya Punden Berundak digunakan sebagai dasar pembuatan keraton, candi dan sebagainya.
4. Peti Batu
Seperti namanya, barang peninggalan ini merupakan peti jenazah zaman batu besar yang terbuat dari lempengan batu dan ditimbun dengan tanah. Berdasarkan sejarah, peti baru ditemukan di daerah Kuningan, Cirebon, Sumatera Selatan, dll.
5. Waruga
Waruga merupakan kubur batu yang memiliki bentuk kubus atau bulat dengan tutup di atasnya dan menyerupai rumah. Barang peninggalan ini memiliki fungsi dan bentuk yang hampir sama dengan sarkofagus. Namun, yang membedakan posisi mayat diletakkan dalam keadaan jongkok terlipat. Waruga ditemukan di daerah Minahasa.
6. Sarkofagus
Sarkofagus sekilas memang terlihat mirip dengan peti batu. Namun, yang membedakan sarkofagus bentuknya lebih menyerupai lesung tetapi memiliki tutup diatasnya. Benda peninggalan ini ditemukan di daerah Bali.
7. Patung atau Arca Batu
Patung atau arca batu merupakan bangunan berbentuk binatang atau manusia yang terbuat dari batu sebagai simbol pemujaan dan lambang nenek moyang. Benda peninggalan ini ditemukan di daerah pegunungan wilayah Bengkulu dengan Palembang atau lebih tepatnya di Dataran Tinggi Pasemah.
Simak Video "Video: Jejak Sejarah Celana Jeans"
(pal/pal)