Kenapa Ada Banyak Mitos Tentang Bulan Sejak Zaman Kuno? Begini Penjelasan Sains

ADVERTISEMENT

Kenapa Ada Banyak Mitos Tentang Bulan Sejak Zaman Kuno? Begini Penjelasan Sains

Muhammad Alfathir - detikEdu
Senin, 21 Okt 2024 20:00 WIB
A supermoon rises over a residential building in Moscow, Russia, Monday, Aug. 19, 2024. (AP Photo/Pavel Bednyakov)
Foto: AP/Pavel Bednyakov/Ilustrasi supermoon
Jakarta -

Pernah mendengar mitos jika saat Bulan purnama tiba, maka ada serigala yang melonglong? Mitos ini kerap digambarkan dalam film-film fiksi dan/atau karangan cerita populer. Namun, benarkah mitos tentang Bulan sudah ada sejak dulu?

Ternyata, mitos tentang Bulan telah ada sejak zaman kuno dan bertahan sampai era modern seperti saat ini. Ada banyak kepercayaan kuno yang berkaitan dengan Bulan, seperti Naga yang memakan Bulan di China hingga dewa-dewa era Romawi kuno.

Kemunculan mitos ini tak mengherankan karena Bulan bisa disaksikan di seluruh belahan dunia. Maka dari itu, mitos tentang Bulan bisa beragam.

Bulan Dijadikan sebagai Perhitungan Kalender

Seorang antropolog dari University of Southern California, Tok Thompson, telah mendalami mitos Bulan dari berbagai zaman dan budaya. Menurutnya, manusia sejak dahulu telah mempelajari mengenai bulan, bahkan jauh sebelum Neil Armstrong, manusia pertama yang diduga telah menginjakkan kaki di Bulan pada 1969 dalam misi Apollo 11.

Masyarakat kuno sudah menggunakan Bulan sebagai perhitungan kalender untuk periode yang lebih lama dari Matahari. Mereka mengajarkan pengetahuan ini melalui cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi hingga membentuk suatu mitos yang kita kenal saat ini.

Salah satunya adalah hubungan antara kesuburan dan siklus Bulan yang terjadi secara teratur. Hal ini dapat dilihat dari istilah "menstruasi" yang diambil dari Bahasa Latin, yakni "mensis".

"Bulan itu misterius sekaligus tidak. Jauh sebelum manusia menginjakkan kaki di Bulan, mereka sudah memahami banyak hal tentangnya," ujar Thompson dalam Discover Magazine, dikutip Jumat (18/10/2024).

Mitos Terkait Bulan dari Berbagai Negara

1. China

Dalam mitologi China, terdapat kisah mengenai seorang wanita bernama Chang E. Diceritakan bahwa Chang E meminum ramuan ajaib yang membuatnya melayang hingga ke Bulan. Masyarakat China percaya bahwa wanita tersebut masih hidup sampai saat ini di Bulan dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah kelinci.

2. Mesoamerika (Kepercayaan Suku Maya)

Suku Maya percaya bahwa mereka memiliki dewi Bulan bernama Ixchel. Dewi ini dipercayai selalu membawa kendi berisi air dan terkadang menumpahkannya ke Bumi sehingga menyebabkan hujan dan banjir.

3. Yunani

Dalam mitologi Yunani, terdapat beberapa dewi yang dikaitkan dengan Bulan, seperti Artemis dan Hekate. Namun, terdapat dewi yang dipercayai sebagai perwujudan Bulan yakni dewi Selene.

4. Amerika Serikat

Suku Tlingit di Amerika Serikat memiliki kisah tentang penciptaan Bulan. Suku Tlingit percaya bahwa dahulu terdapat seorang pria paruh baya yang menyimpan seluruh cahaya dunia dalam sebuah kotak, hingga suatu ketika seorang penipu bernama Raven mencuri kotak tersebut dan membukanya.

Akibatnya, muncul berbagai cahaya dalam bentuk Matahari, Bulan dan seluruh Bintang yang menerangi Bumi.

Mitos Bulan Purnama pada Zaman Modern

Meski zaman modern telah terus berkembang, mitos mengenai Bulan tetap bertahan. Salah satu mitos yang paling populer adalah bulan purnama dapat menyebabkan seseorang menjadi gila.

Meski mitos ini beredar, tetapi secara sains telah dibantah. Karena berdasarkan hasil dua penelitian di jurnal Psychiatric Services (2005) dan American Journal of Emergency Medicine (1996), tidak ada perbedaan antara jumlah kunjungan pasien di rumah sakit dan psikiater pada malam biasa dan saat Bulan Purnama.

Mitos lain yang juga sempat beredar antara lain Bulan purnama bisa membuat hewan jatuh sakit, hewan jadi galak, hingga membuat anak-anak susah tidur. Namun, lagi-lagi sains membantah semua itu karena fenomena Bulan purnama bukan jadi penyebabnya.

Bagaimana Sains Memandang Mitos Bulan?

Menurut Thompson, berbagai mitos tentang dewi Bulan sebagai pengendali hujan dan banjir sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah. Dia menjelaskan bahwa secara alami Bulan memang berpengaruh dalam menciptakan pasang surut air. Hal ini mungkin menjadi alasan mengapa dewi Bulan seringkali dihubungkan dengan air.

Meskipun begitu, tidak semua mitos memiliki penjelasan ilmiah. Misalnya, kaitan antara Bulan purnama dan kondisi kesehatan mental seseorang sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikannya.

"Mungkin ada alasan mengapa kita mudah percaya bahwa Bulan memiliki efek yang kuat pada kesehatan mental kita. Misalnya, menatap Bulan dapat memberikan perasaan kagum dan damai yang secara tidak langsung membuat kita sedikit lebih waras," tutur Thompson.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads