Peneliti Sebutkan Beragam Ancaman Keselamatan Paus & Lumba-lumba, Termasuk Wisata

ADVERTISEMENT

Peneliti Sebutkan Beragam Ancaman Keselamatan Paus & Lumba-lumba, Termasuk Wisata

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 25 Sep 2024 17:01 WIB
Lumba-lumba terdampar di Pantai Pureman, Kecamatan Pureman, Alor, NTT, Jumat (6/9/2024). (Dok. Facebook @Pak Er Manilani)
Foto: Lumba-lumba terdampar di Pantai Pureman, Kecamatan Pureman, Alor, NTT, Jumat (6/9/2024). (Dok. Facebook @Pak Er Manilani)
Jakarta -

Awal September lalu sempat viral 50 ekor paus mati terdampar di Pantai Pureman, Kecamatan Pureman, Alor Nusa Tenggara Timur.

Paus dan lumba-lumba termasuk dalam ordo Cetacea. Namun, sekarang sudah digabungkan dengan ordo yang berkuku, sehingga termasuk ordo Cetartiodactyla.

Berdasarkan data yang dipaparkan Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Achmad Sahri, kejadian Cetacea terdampar lebih banyak dilaporkan pada 2012 ke atas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan dengan jumlah kasus terdampar tertinggi adalah pada Maret dan Agustus. Sementara, kejadian Cetacea terdampar paling rendah adalah pada Desember.

Ancaman Keselamatan Paus dan Lumba-lumba

Ada banyak ancaman terhadap keselamatan Cetacea, di antaranya wisata, kegiatan perikanan, jalur perkapalan, perburuan, kegiatan migas dan pertahanan keamanan, polusi air, sampah padat, hingga perubahan habitat utamanya untuk lumba-lumba air tawar.

ADVERTISEMENT

"Kalau ada lumba-lumba, berhenti 50 meter dari lumba-lumba dan biarkan lumba-lumba itu yang datang ke kita. Kalau tidak, lumba-lumba itu yang bisa tertabrak dan sebagainya," kata Dr Putu LK Mustika, Peneliti College of Science and Engineering James Cook University, Queensland, Australia dalam Media Lounge Discussion (Melodi) secara daring (25/9/2024).

"Kalau ada paus, kita berhenti 150 meter dari paus dan biarkan pausnya yang mendekati kita," jelasnya.

Perempuan yang memiliki nama panggilan Icha itu mengingatkan, apabila masyarakat menemukan kumpulan lumba-lumba, maka jangan menghadang atau membuntuti karena dapat merusak kohesi sosial mereka dan membuat mereka stres.

"Dan kalau mereka panik, mereka bisa sakit, dan mereka bisa terdampar," kata Icha.

Sementara, untuk kejadian yang ada di Alor sendiri dikarenakan tidak ada nekropsi (bedah bangkai hewan), maka tidak dapat disimpulkan penyebab terdamparnya sekumpulan paus tersebut.

Selama 1995 hingga 2021 terdapat 26 spesies Cetacea yang dilaporkan terdampar. Dari 568 kejadian terdampar, 7,6% kejadian terdampar massal dan 92,4% kejadian terdampar tunggal.

Lebih dari 52% hewan Cetacea yang terdampar massal, akhirnya mati selama proses penyelamatan.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads