Detikers, ada fakta menarik nih tentang kuda nil yang mungkin kamu belum tahu. Kuda nil ternyata memiliki 'hubungan' dengan paus dan lumba-lumba.
Kok bisa kuda nil memiliki hubungan dengan kedua mamalia laut tersebut? Simak ulasan lengkapnya di sini!
Dikutip dari detikEdu, paus dan lumba-lumba sendiri termasuk dalam ordo Cetacea. Namun, kini sudah digabungkan dengan ordo hewan berkuku seperti sapi dan domba, menjadi termasuk dalam ordo Cetartiodactyla. Cetartiodactyla juga mencakup kuda nil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kuda nil itu sebetulnya adalah tetangga yang paling dekat, saudara yang paling dekat dari si paus dan lumba-lumba," ujar Dr Putu LK Mustika, Peneliti College of Science and Engineering James Cook University, Queensland, Australia dalam Media Lounge Discussion (Melodi) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara daring belum lama ini.
Sayangnya, hewan-hewan yang ini kerap terdampar dan ada beragam kegiatan manusia yang termasuk menjadi ancamannya.
Jangan Halangi atau Buntuti Lumba-lumba dan Paus!
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Whale Stranding Indonesia (WSI), pada 1995-2021 ada 568 kejadian Cetacea terdampar. Namun, ada bias pelaporan dalam data ini karena umumnya berasal dari laporan kejadian terdampar, bukan dari observer yang secara rutin menyusuri pantai untuk mencari biota terdampar.
Pada statistik yang dipaparkan Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Achmad Sahri dalam kesempatan ini, ada 6 spesies yang mendominasi kejadian terdampar, yakni Irrawaddy dolphin, sperm whale, Indo-Pacific finless porpoise, Bryde's whale, dan Cuvier's beaked whale.
Pada 1995 hingga 2011, hulu Sungai Mahakam di Kalimantan Timur dan Bali memiliki jumlah kasus terdampar tertinggi (12,24 kasus per 50 kilometer persegi). Namun, sebaran data untuk ini hanya di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Timur, dan Raja Ampat.
Sementara, pada 2012 hingga 2021, Bali dan pesisir Kalimantan Timur memiliki jumlah kasus terdampar tertinggi (20,94 kasus per 50 kilometer persegi). Sebaran data untuk ini hampir merata di semua pulau utama.
Ancaman terhadap keselamatan paus dan lumba-lumba di antaranya wisata, kegiatan perikanan, jalur perkapalan, perburuan, kegiatan migas dan pertahanan keamanan, polusi air, sampah padat, hingga perubahan habitat utamanya untuk lumba-lumba air tawar.
Dr Putu LK Mustika yang akrab disapa Icha itu dalam kesempatan ini juga menyebutkan pentingnya nekropsi atau bedah bangkai hewan. Nekropsi dapat mengungkap penyebab terdamparnya para Cetacea.
Dia mengingatkan, jika masyarakat bertemu dengan sekumpulan paus atau lumba-lumba, maka jangan dihadang. Pasalnya, menghadangnya bisa menyebabkan hewan-hewan ini panik hingga terdampar.
Baca juga: Max si Kucing yang Punya Gelar Doktor |
"Kalau misalnya sedang lihat lumba-lumba di Lovina atau di Kiluan, mohon jangan menghadang atau membuntuti karena bisa merusak kohesi sosial hewan-hewan itu dan membuat hewan-hewan itu panik," jelas Icha.
"Dan kalau mereka panik, mereka stres, mereka bisa sakit, dan mereka bisa terdampar," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di detikEdu
(nah/orb)