Sempat Punya Kaki, Mengapa Paus dan Lumba-Lumba Kini Jago Renang?

ADVERTISEMENT

Sempat Punya Kaki, Mengapa Paus dan Lumba-Lumba Kini Jago Renang?

Hani Muthmainnah - detikEdu
Minggu, 05 Jan 2025 16:00 WIB
The Soviet Union previously used dolphins in the military Β© Vyacheslav Oseledko / AFP/File
Paus dan lumba-lumba di zaman purba sempat punya kaki, tetapi kini jago renang. Begini sebabnya. Foto: Vyacheslav Oseledko/AFP/File
Jakarta -

Detikers pasti sudah tidak asing lagi dengan adegan lumba-lumba yang melompat ke udara ketika sedang berenang. Banyak di antara kita yang bertanya-tanya mengapa gerakan renangnya tidak bergerak ke samping seperti ikan pada umumnya, melainkan melompat-lompat ke udara.

Jawaban dari fenomena ini sebenarnya terletak pada asal usul evolusi lumba-lumba itu sendiri. Jika kita menelusuri lebih jauh, nenek moyang lumba-lumba berasal dari kelompok Cetacea, yang pada dasarnya pernah menjadi mamalia yang tinggal di darat.

Proses evolusi Cetacea dari mamalia darat menjadi penghuni laut mengarah pada perubahan besar dalam struktur tubuh mereka. Salah satu perubahan signifikan terdapat pada struktur rangka mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika diperhatikan, kerangka pada lumba-lumba dan paus kehilangan tungkai belakang secara bertahap. Sirip dan sirip ekornya juga berevolusi sehingga badannya kian ramping untuk bergerak cepat di perairan.

Tulang Punggung Berubah

Sebelumnya, para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami transisi dari darat ke air yang terjadi sekitar 53 juta tahun yang lalu tersebut. Evolusi ini memengaruhi perubahan pada tulang punggung, elemen sentral dari kerangka tubuh Cetacea.

ADVERTISEMENT

Sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Communications mengungkapkan bagaimana tulang punggung mamalia laut, seperti paus dan lumba-lumba, berubah ketika nenek moyang mereka beradaptasi dengan kehidupan di dalam air.

Tim internasional yang dipimpin oleh Harvard University menemukan temuan ini bertentangan dengan asumsi sebelumnya. Asumsi tersebut berisi keyakinan bahwa tulang punggung Cetacea memiliki kelompok-kelompok meskipun bentuknya homogen di sepanjang tubuh. Namun, tulang punggung ini tersusun sangat berbeda dengan mamalia darat.

Jumlah Tulang Punggung Pengaruhi Kecepatan Renang

Tim peneliti juga mengeksplorasi bagaimana daerah-daerah pada tulang punggung Cetacea berkorelasi dengan habitat dan kecepatan renang.

Mereka menemukan bahwa spesies Cetacea yang hidup jauh dari pantai memiliki lebih banyak tulang belakang, lebih banyak tulang punggung, dan kecepatan berenang yang lebih tinggi. Sebaliknya, spesies yang hidup di sungai dan teluk dekat pantai memiliki lebih sedikit tulang belakang.

"Ketika nenek moyang mereka kembali ke air, paus dan lumba-lumba kehilangan kaki belakang mereka dan mengembankan tubuh seperti ikan," kata penulis utama Amandine Gillet, Marie Curie Fellow dari Departemen Biologi Organisme dan Evolusi di Harvard dan di Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan, University of Manchester, dikutip dari laman Harvard Gazette.

"Di sisi lain, perubahan morfologi juga berarti kolom vertebral (Cetacea) sekarang menjadi bagian utama kerangka yang mendorong gerakan mereka di perairan," jelasnya.

Merespons Berat Badan

Para mamalia darat memiliki tulang punggung yang mendukung berat badan dan membantu gerakan kaki. Namun, ketika Cetacea beralih ke kehidupan di air, gaya gravitasi digantikan oleh daya apung air.

Saat mamalia ini berada di air, tekanan untuk menopang berat tubuh. Rasanya mirip dengan saat manusia tidak terlalu terbebani berat badan saat mengapung di kolam.

Perubahan pada lingkungan serta struktur tubuh paus dan lumba-lumba kemudian memaksa punggung mereka beradaptasi agar dapat berenang efisien di perairan. Seiring evolusi, akhirnya paus dan lumba-lumba modern bisa jago berenang cepat.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads