Mengapa Banyak Paus Terdampar di Indonesia? Ini Penyebabnya

ADVERTISEMENT

Mengapa Banyak Paus Terdampar di Indonesia? Ini Penyebabnya

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 27 Sep 2024 19:30 WIB
Petugas dan warga mengamati bangkai Paus Sperma yang terdampar di Pantai Yeh Leh, Jembrana, Bali, Minggu (9/4/2023). Paus Sperma yang memiliki panjang 17,28 meter tersebut ditemukan dalam kondisi mati pada Sabtu (8/4), pukul 13.00 WITA dan saat ini masih dalam penanganan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar.. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.
Ilustrasi Paus Terdampar. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Jakarta -

Beberapa pekan lalu, sebanyak 50 paus pemandu sirip pendek terdampar di pesisir Kecamatan Pureman, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kejadian ini bukanlah hal baru di Tanah Air. Lantas, mengapa banyak paus terdampar di Indonesia?

Lembaga konservasi mamalia laut, Whale Stranding Indonesia, mencatat ada 568 kejadian hewan terdampar di Indonesia selama periode 1995-2021. Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 26 spesies paus dan lumba-lumba terdampar. Paus pemandu sirip pendek, yang ditemukan di NTT, termasuk di antara spesies yang paling sering mengalami hal ini.

Dalam Instagram resminya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menuturkan ada dua penyebab terdamparnya paus di Indonesia. Apa saja?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab Banyak Paus Terdampar di Indonesia

Dua faktor penyebab ini dibagi menjadi faktor alamiah maupun manusia. Faktor alamiah seperti penyakit atau usia tua dapat membuat paus lebih rentan terdampar. Badai Matahari juga dapat menyebabkan gangguan elektromagnetik pada kutub-kutub Bumi yang mempengaruhi sistem navigasi paus dan menyebabkan paus terdampar.

Kemudian faktor yang disebabkan oleh manusia termasuk penggunaan sonar bawah laut, penurunan kualitas air akibat pencemaran, dan peningkatan sampah laut terutama plastik.

ADVERTISEMENT

Ancaman Lainnya

Peneliti mamalia laut dari James Cook University, Australia, Putu Liza Kusuma Mustika, memaparkan ada beragam ancaman yang dihadapi paus dan lumba-lumba, di antaranya:

  1. Wisata insitu yang mengganggu habitat mamalia laut
  2. Kegiatan perikanan yang berpotensi menjebak dan melukai mamalia laut
  3. Jalur perkapalan yang menyebabkan tabrakan atau cedera serius
  4. Perburuan, seperti yang masih terjadi di Lamalera, Nusa Tenggara Timur.
  5. Aktivitas militer dan migas di laut yang menciptakan polusi suara dan sonar yang membingungkan hewan-hewan ini.

Icha juga menyinggung penelitian terkait dengan sonar militer, yang dianggap sebagai salah satu penyebab stranding atau terdamparnya mamalia laut.

"Saya sempat berbagi pengetahuan tentang hubungan sonar dengan kejadian stranding kepada Angkatan Laut tahun lalu, karena mereka sangat ingin tahu dampaknya pada mamalia laut," ujarnya dalam laman BRIN dikutip Jumat (27/9/2024).

Mengatasi Paus Terdampar

Apabila warga menemukan paus atau hewan laut lainnya yang terdampar, hal terpenting adalah dengan mengendalikan perilaku warga atau crowd control. Hal tersebut penting dilakukan karena banyak masyarakat yang ingin melihat bahkan sampai menaiki hewan atau menarik anggota tubuh hewan, sehingga akan mempersulit proses penyelamatan.

"Jadi perlu ada crowd control, misalnya dengan menggunakan police line. Jika massa bisa dikendalikan dan ada community leader yang bisa dikontak, masyarakat bisa membantu dengan membasahi kulit hewan, tapi tidak di daerah lubang nafas," katanya.

Lebih jauh, Icha juga menjelaskan pentingnya penanganan mamalia laut yang terdampar dengan tepat serta perlunya pengurangan berbagai ancaman terhadap kelestarian mereka di alam liar.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads