Gempa megathrust bukanlah fenomena baru di Indonesia. Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa mengatakan terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi sumber gempa megathrust.
"Indonesia ini adalah negara kepulauan yang berada di antara 2 samudera dan 2 benua. Juga, berada di antara lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik," kata Rahma dalam siaran YouTube BRIN Indonesia, dikutip Kamis (5/9/2024).
Dengan posisi yang terjepit di antara lempeng tersebut, beberapa wilayah RI menjadi memiliki zona megathrust. Adapun gempa megathrust dan tsunami biasanya terjadi di sepanjang Sumatera, beberapa di Jawa, dan Indonesia Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total di Indonesia itu kita punya 15 segmen megathrust. Dari 16 segmen megathrust ini kita punya sejarah 20 tahun yang lalu persis tahun 2004 itu kita mengalami gempa megathrust di Aceh," lanjut Rahma.
Wilayah RI dengan Ancaman Gempa Megathrust Serius
Secara potensi, gempa megathrust di Indonesia bisa berkekuatan hingga magnitudo 9. Rahma menyebut wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi harus menjadi sorotan menyikapi potensi gempa ini.
"Nah, kalau kita bicara ancaman yang serius itu ada kaitannya antara bahayanya dan kejadiannya di mana. Ada juga penduduk yang bisa merasakan paling banyaknya di mana," kata Rahma.
Rahma menyebut potensi ancaman gempa megathrust di Jawa lebih tinggi dibanding Sumatera atau Indonesia Timur. Sehingga, jika penduduk di wilayah tersebut tak bisa beradaptasi terhadap fenomena ini, maka gempa megathrust bisa jadi bencana besar.
Langkah Mitigasi Gempa Megathrust di Indonesia
Menurut Rahma, warga di Indonesia masih banyak yang belum teredukasi dengan informasi mitigasi gempa. Oleh karena itu, banyak dari mereka selalu tidak siap menghadapinya.
"Contoh konkretnya nih, kalau ada gempa yang terjadi saat ini juga kira-kira kita merasa siap atau tidak? Mungkin sebagian besar dari kita akan merasa gundah dan resah," kata Rahma.
Lebih lanjut Rahma mengungkap bahwa gempa mempunyai banyak korban karena biasanya warga panik menghadapinya. Ditambah, selama gempa banyak bangunan yang runtuh.
"Kita mungkin tidak punya sekuriti bahwa bangunan yang kita tempati itu tidak akan runtuh," katanya.
Dikarenakan megathrust bersumber di zona laut, Rahma mengatakan potensi lain selain gempa adalah tsunami. Sehingga, menurutnya edukasi sangat penting bagi penduduk di wilayah pesisir.
"Maka jadi penting untuk mengedukasi diri sendiri jika gempa, maka harus lebih memperkuat bangunan. Kalau ada potensi terjadi tsunami, maka kita harus mengerti evakuasi ke mana," terangnya.
Rahma menyarankan penduduk di pesisir pantai untuk mengetahui lokasi evakuasi hingga waktu yang dibutuhkan untuk menghindar dari tsunami mulai sekarang.
"Insyaallah itu akan mengurangi kepanikan dan kita akan merasa lebih siap dalam menghadapi gempa megathrust ini," imbuhnya.
Menurut Rahma, riset tentang mitigasi gempa megathrust bisa dikembangkan kembali untuk mencari tahu teknologi dan langkah terbaik menghadapi fenomena ini. Dengan adanya advokasi megathrust, Rahma berharap akan muncul inovasi peringatan dini yang lebih canggih dan lainnya.
"Ke depannya, megthrust ini akan ada dan akan berulang tapi mungkin periode waktunya cukup panjang," katanya.
(cyu/nwy)