Ini Penemuan Sunscreen yang Ramah Lingkungan, Bahannya Terinspirasi dari Gurita

ADVERTISEMENT

Ini Penemuan Sunscreen yang Ramah Lingkungan, Bahannya Terinspirasi dari Gurita

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Selasa, 30 Jul 2024 06:30 WIB
Ilustrasi Sunscreen
Foto: iStockphoto/Ilustrasi sunscreen
Jakarta -

Tabir surya atau sunscreen yang digunakan untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV), umumnya berbahan kimia khusus. Namun, baru-baru ini peneliti menemukan inovasi baru untuk bahan sunscreen yang lebih ramah lingkungan.

Sebuah perusahaan bahan perawatan kulit, Seaspire, berhasil menciptakan inovasi produk baru yang terinspirasi oleh pigmen pada gurita dan cumi-cumi. Bahan untuk produk baru adalah Xanthochrome, yang dikatakan lebih ramah lingkungan.

Xanthochrome merupakan versi sintetis dari molekul yang ditemukan dalam sefalopoda seperti cumi-cumi, gurita, dan sotong. Bahan ini dapat meningkatkan kadar perlindungan sunscreen dalam kombinasi dengan zinc oxide tanpa menimbulkan efek negatif terhadap potongan karang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sifat dari Alam Direkayasa untuk Produk yang Lebih Ramah Lingkungan

Dalam penelitian di International Journal of Cosmetic Science, dikatakan bahwa para pendiri Seaspire tidak menciptakan molekul baru, tetapi mengisolasi dan mengkarakterisasi sifat-sifat biomolekul yang ditemukan dalam sefalopoda.

"Setelah sifat-sifat itu ditemukan, lalu kami merekayasa versi bioidentik dari bahan yang terdapat secara alami dan meletakkan Xanthochrome sebagai bahan aktif baru yang memberikan manfaat perawatan kulit," jelas Deravi, penasihat ilmiah Seaspire dan profesor madya kimia dan biologi kimia, seperti dilansir dari phys.org.

ADVERTISEMENT

CEO Seaspire sekaligus lulusan Northeastern, Camille Martin, menjelaskan bahwa tujuan Seaspire adalah membuat Xanthochrome agar tersedia bagi produsen dan distributor produk perawatan kulit di seluruh rantai pasokan.

"Semua yang kami lakukan sebagai perusahaan bioteknologi berfokus pada pemanfaatan hewan laut sebagai sumber inspirasi untuk bahan perawatan kulit generasi berikutnya," ujarnya.

Inovasi Pelindung Kulit yang Dikembangkan Seaspire

Martin menjelaskan bahwa Xanthochrome adalah merek dagang untuk versi xanthommatin yang disintesis secara kimia. Xanthommatin dapat ditemukan pada kulit sotong, gurita, dan cumi-cumi, serta serangga.

Molekul dalam hewan laut ini berakhir menjadi berbagai macam produk skincare dan perawatan pribadi, termasuk sunscreen, kosmetik warna-warni, dan dapat diaplikasikan sebagai anti penuaan.

"Xanthochrome, yang dihasilkan sebagai bubuk cokelat bertekstur, memiliki sifat antioksidan dan pemulihan kulit yang kuat, serta ringan diratakan ke kulit untuk memberikan perlindungan terhadap penuaan akibat paparan sinar matahari," ucap Martin dan Deravi, dalam laporan mereka.

"Rahasia di balik warna unik sefalopoda berasal dari senyawa kimia multifungsinya yang diidentifikasi di lab di Northeastern," kata Deravi.

Xanthocrome Telah Disetujui FDA

Penelitian doktoral Camille yang pertama kali menunjukkan adanya molekul-molekul kecil dalam kulit sefalopoda yang berperan dalam kamuflase pada hewan tersebut, serta memiliki sifat antioksidan yang sangat menarik.

Molekul tersebut yang mampu menangkal radikal bebas, sehingga amat penting untuk kesehatan kulit dan menghalangi kulit. Sifat optik pada molekul juga memiliki fungsi sebagai filter UV dan sunscreen untuk melindungi paparan sinar Matahari.

Studi terkini menunjukkan bahwa molekul ini dapat meningkatkan perlindungan UV dari zinc oxide. Ini telah disetujui Food and Drug Administration (FDA), badan pengawas makanan di Amerika Serikat (AS) sebagai bahan yang 28% aman dan efektif sebagai sunscreen, serta mampu menghalangi sinar Matahari hingga 45%.

Fakta tersebut menunjukkan Xanthochrome tidak memiliki efek negatif pada potongan karang, bahkan apabila konsentrasi 5x lebih tinggi daripada yang digunakan dalam formulasi umum.

Para pendiri Seaspire berharap produsen produk perawatan kulit melirik Xanthochrome sebagai bahan generasi berikutnya setelah retinoid, vitamin C, dan asam hialuronat.

"Produk yang kami ciptakan benar-benar dapat digunakan oleh siapapun dan aman bagi semua orang maupun lingkungan," tutur Martin.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads