BMKG Sebut Masuk Musim Kemarau, Begini Prakiraan Cuaca 16-22 Juli

ADVERTISEMENT

BMKG Sebut Masuk Musim Kemarau, Begini Prakiraan Cuaca 16-22 Juli

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 18 Jul 2024 11:00 WIB
Ilustrasi matahari panas terik
Beberapa Wilayah di Indonesia Jadi Lebih Dingin saat Musim Kemarau. (Foto: Getty Images/iStockphoto/krungchingpixs)
Jakarta -

Saat ini, wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada musim kemarau. Bukannya memanas, beberapa wilayah diprediksi memiliki suhu yang lebih dingin.

Menurut BMKG, alasan dinginnya suhu di musim kemarau disebabkan angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan. Hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari.

Kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan Bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan. Akibatnya, suhu menurun secara signifikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sepekan ke depan, BMKG memperkirakan cuaca cerah-berawan masih akan mendominasi wilayah Indonesia khususnya bagian selatan. Kendati demikian, potensi hujan dengan intensitas signifikan masih dapat terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

Wilayah Indonesia yang Diguyur Hujan

Meski memasuki musim kemarau, tiga wilayah ini masih diguyur hujan sangat lebat (di atas 100 mm). Wilayah tersebut termasuk:

ADVERTISEMENT

1. Palembang, Sumatera Selatan
2. Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara
3. Kabupaten Fakfak, Papua Barat

Fenomena Cuaca Pembentuk Hujan Lebat-Angin Kencang di Indonesia

Dalam skala global, nilai IOD, SOI, dan Nino 3,4 tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia dan MJO berada pada fase 5 (Maritime Continent) yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia khususnya bagian timur.

Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diperkirakan aktif di Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Papua pada tanggal 20-22 Juli 2024. Selain itu gelombang Kelvin diperkirakan aktif di Aceh, Sumatera Utara, sebagian Riau, dan Kepulauan Riau pada tanggal 20-22 Juli 2024. Faktor-faktor ini mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut.

Selain itu, sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Pasifik timur Filipina yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Sulawesi Tengah hingga Teluk Tomini, perairan utara Maluku Utara hingga Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya, Papua bagian tengah, dan Samudra Pasifik sekitar sirkulasi tersebut.

Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diperkirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 16-22 Juli 2024. Apa saja fenomena cuaca yang perlu diwaspadai seminggu ke depan? Melansir dari laman Instagram @info.bmkg, berikut daftarnya.

Fenomena Cuaca dalam Sepekan 16-22 Juli 2024

Potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Jambi
Bengkulu
Kalimantan Tengah
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Maluku Utara
Maluku
Papua Barat Daya
Papua Barat
Papua Tengah
Papua Pegunungan
Papua

Potensi dampak dari bahaya hujan lebat Kategori Waspada

Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Papua Tengah
Papua Pegunungan
Papua Selatan

Potensi angin kencang

Banten
Jawa Barat
Jawa Timur
Bali
NTB
NTT
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Maluku Utara
Maluku
Papua Barat Daya
Papua Barat
Papua Tengah

Imbauan BMKG

Potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi walaupun sebagian wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Oleh karena itu, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan waspada terhadap potensi bencana dengan cara mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai prakiraan cuaca di wilayah tertentu dapat dicek melalui aplikasi infoBMKG dan situs resmi BMKG.




(nir/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads