BMKG Sebut Sebagian Jateng Baru Masuk Kemarau Akhir Juni, Ini Wilayahnya

BMKG Sebut Sebagian Jateng Baru Masuk Kemarau Akhir Juni, Ini Wilayahnya

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 22 Mei 2025 15:38 WIB
Ilustrasi Cuaca
Ilustrasi musim kemarau. Foto: Nur Ainun
Semarang -

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut beberapa wilayah di Jawa Tengah (Jateng) baru akan memasuki musim kemarau akhir Juni 2025. Warga diminta tetap waspada karena hujan lebat hingga cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Rany Puspita mengatakan sebagian besar wilayah di Jateng telah memasuki musim kemarau bulan Mei ini. Namun, ada pengecualian untuk beberapa wilayah.

"Kecuali sebagian wilayah Pegunungan Tengah seperti Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, dan selatan Cilacap yang musim kemaraunya diprakirakan terjadi pada akhir Juni," kata Rany saat dihubungi detikJateng, Kamis (22/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rany menjelaskan, kondisi cuaca belakangan ini dipengaruhi sejumlah fenomena atmosfer yang masih aktif di wilayah Indonesia. Di antaranya adalah aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada di fase 5 atau Benua Maritim, serta gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby yang cenderung persisten.

"Serta anomali suhu muka laut positif di wilayah Laut Jawa menunjukkan adanya potensi penguapan di sekitar wilayah Jateng," paparnya.

ADVERTISEMENT

"Didukung dengan kelembaban udara yang masih cukup basah hingga lapisan atas dan labilitas lokal yang kuat," lanjut dia.

Fenomena itu, kata Rany, lantas mendorong pembentukan awan hujan, khususnya di bagian barat dan tengah Indonesia, termasuk wilayah Jateng.

Meski Monsun Australia yang menandai awal musim kemarau sudah mulai aktif, masyarakat diimbau tidak lengah. Sebab, hujan dengan intensitas tinggi hingga cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir, angin kencang, hujan es, dan puting beliung masih mungkin terjadi.

"Mengingat kondisi atmosfer yang masih relatif dinamis dan dapat berubah secara tiba-tiba, masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat sewaktu-waktu terjadi," imbaunya.




(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads