Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah satwa asli pulau Jawa yang dapat ditemukan di Ujung Kulon, Banten. Badak jawa atau badak bercula satu ini termasuk spesies paling langka di antara 5 spesies badak yang ada di dunia.
Berdasarkan daftar Red List Data Book yang dirilis oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), badak jawa termasuk kategori yang terancam punah atau endangered.
Selain itu, badak jawa termasuk juga dalam daftar Apendiks I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Artinya, badak jawa termasuk dalam jenis yang sedikit dan mengkhawatirkan.
Jenis badak ini pun menjadi prioritas utama untuk diselamatkan dari ancaman kepunahan. Lalu, bagaimana perkembangan badak jawa hingga saat ini? Berikut ini ulasannya yang dikutip dari Pustaka Kementerian LHK, Jurnal Cambridge, dan rhinoresourcecenter.com.
Mengenal Ciri dan Perilaku Badak Jawa
Badak jawa memiliki panjang 3,1-3,2 meter dan tinggi 1,4-1,7 meter. Badak ini memiliki satu cula seperti namanya.
Sumber pakan badak jawa adalah pucuk-pucuk daun, baik tumbuhan pohon maupun ranting, kulit kayu, liana, dan semak belukar. Sumber pakan ini dapat dicapai hingga ketinggian pohon 2,5 meter.
Perilaku makan badak jawa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti cara mencapai makanannya, yaitu dengan memangkas, menarik, melengkungkan pohon-pohon, atau mematahkan pohon-pohon tinggi.
Menurut Schenkel dan Schenkel-Hulliger dalam jurnalnya yang berjudul "Ecology and Behaviour of the Black Rhinoceros", badak memiliki aktivitas makan pada malam hari dilihat dari adanya sisa makanan dan jejak lain yang ditinggalkan oleh badak.
Berkaitan dengan keturunan, badak jawa memiliki perilaku kawin yang belum banyak diketahui. Secara biologi-reproduksi, badak jawa hampir mirip dengan badak india (Rhinoceros unicornis).
Penyebaran Badak Jawa
Badak jawa tersebar di semenanjung Ujung Kulon, Banten dan sangat dilindungi. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menutup jalur wisata tracking di Ujung Kulon pada 1 November 2023.
Pada jurnal penelitian Dones Rinaldi dkk pada 1997, diketahui bahwa penyebaran badak jawa telah diamati hingga tahun 1995 dan terkonsentrasi di daerah bagian selatan semenanjung Ujung Kulon.
Daerah yang memiliki populasi badak jawa tertinggi dapat ditemui di daerah Citadahan, Cibandawoh, Cikeusik, dan Cibunar. Kemudian diketahui terdapat pelebaran distribusi badak jawa ketika petugas Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) pada Desember 1996 di Kalejetan, daerah yang lama tak dihuni badak jawa.
Pelebaran distribusi ini diduga akibat adanya peningkatan tekanan persaingan intraspesifik. Namun, sebenarnya penyebaran badak jawa tak hanya ada di Indonesia, melainkan juga Vietnam, Laos, serta kamboja.
Sayangnya, badak jawa dinyatakan punah di Vietnam pada 2011 oleh IUCN. Hal ini membuat yang tersisa hanyalah badak jawa di Indonesia.
Kondisi Badak Jawa Saat Ini
Menurut Taman Nasional Ujung Kulon, jumlahnya badak jawa pada 2024 hanya sebanyak 81 individu. Sebelumnya, pada 1981-1982, badak jawa pernah mengalami kematian serentak ketika menginjak populasi tertingginya.
Kematian tersebut diduga karena mekanisme pengaturan ruang dalam mencari kebutuhan hidup tidak berjalan dengan baik.
Kemudian pada 1991, badak jawa diketahui mengonsumsi bangban, yaitu spesies tumbuhan yang tak pernah dilaporkan sebagai pakan badak jawa sebelumnya.
Pilihan tumbuhan pakan ini kemungkinan disebabkan oleh pelebaran relung ekologis akibat peningkatan persaingan intraspesifik dan interspesifik dengan Banteng.
Kala itu, dari sekitar 80 spesies badak jawa di Indonesia dengan kurang lebih 26 di antaranya mati diburu, tersisa sedikit spesies yang masih bertahan.
Kementerian Kehutanan pun mengesahkan dan menetapkan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak 2007-2017 melalui Peraturan Menteri Kehutanan No:P.43/Menhut-II/2007 sebagai pedoman untuk melakukan konservasi badak.
Pelaksanaan pelestarian badak ini didukung penuh oleh Yayasan Badak Indonesia (YABI), organisasi nirlaba Indonesia yang bergerak di bidang pelestarian dan penyelamatan badak Indonesia seperti badak jawa dan badak sumatera.
Simak Video "Kelahiran Bayi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon"
(faz/faz)