Jakarta - Beragam alat kedokteran dipelajari di School Tot Opleiding Von Inlandsche Artsen (STOVIA) Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra 1902-1927. Apa saja?
Foto Edu
Alat Belajar Sekolah Kedokteran Masa Hindia Belanda, Lihat Langsung di STOVIA!

Alat pendeteksi detak jantung. Kini, fungsinya serupa stetoskop. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Peralatan pengikat tangan. Fungsinya bisa untuk mengatur aliran darah saat pengambilan darah atau saat perdarahan. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Alat pemecah kepala. Fungsinya untuk memecah tengkorak sebagai bagian dari mempelajari anatomi otak. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Alat bius. Ada dua opsi aplikasi, yakni dengan cara tetes dan isap.Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Bougie, alat pembuka saluran kencing pasien laki-laki. Alat ini digunakan dalam praktik membantu mengeluarkan urine pasien. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Drillboor, alat bantu bor tulang. Fungsinya untuk melubangi tulang agar dapat mengambil cairan darah di dalamnya. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Kinet tulang, alat pembersih tulang. Fungsinya untuk memastikan tulang bersih sebelum operasi berlangsung. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Macam-macam pinset untuk mengambil jaringan.Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Hak sisir, alat bantu operasi. Alat ini digunakan untuk mengaitkan kulit pasien yang menjalani tindakan operasi. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Spooler, digunakan sebelum operasi. Alat bantu pembersih usus besar dan anus ini berfungsi memastikan sisa kotoran sudah dibersihkan dari pasien sebelum menjalani tindakan operasi. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Busi rektum, alat pelebaran (dilatasi) anus. Alat ini berfungsi untuk memastikan lubang anus tetap paten dan kotoran tetap bisa keluar. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Salah satu alat bantu pernapasan dari beberapa jenis yang ada di STOVIA.Β Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Alat-alat kedokteran ini didoakan bersama saat diresmikan semasa STOVIA beroperasi. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Alat-alat kedokteran zaman Hindia Belanda lebih lanjut dapat dilihat langsung di STOVIA atau Museum Kebangkitan Nasional, Jl Dr Abdul Rahman Saleh, Senen, Jakarta Pusat saat libur sekolah! Foto: Trisna Wulandari/detikEdu