Wamendikdasmen Sebut Daerah 3T Tak Hanya Hadir di Luar Pulau Jawa, Tapi...

ADVERTISEMENT

Wamendikdasmen Sebut Daerah 3T Tak Hanya Hadir di Luar Pulau Jawa, Tapi...

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 05 Jul 2025 14:00 WIB
Wamen Dikdasmen Fajar Riza Ul Haq
Wamendikdasmen sebut daerah 3T ada di dalam dan luar pulau Jawa. Foto: Siti Fatimah/detikJabar
Jakarta -

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq ingatkan kesenjangan pendidikan masih terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan di daerah yang punya julukan sebagai kota pelajar, yakni DI Yogyakarta.

Fajar menyebut hingga saat ini kebanyakan masyarakat RI menganggap bahwa wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) hanya berada di luar Pulau Jawa. Faktanya, Yogyakarta sebagai daerah yang kerap menjadi barometer pendidikan Indonesia masih ada wilayah yang tertinggal.

"Pikiran kita biasanya daerah 3T adalah wilayah-wilayah yang ada di luar Jawa. Di Jawa pun sebenarnya masih banyak kantong-kantong yang tertinggal secara pendidikan, ekonomi, dan kesehatan," ungkap Fajar dikutip dari rilis yang diterima detikEdu ditulis, Sabtu (5/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu terjadi di Yogya. Hal yang sama tidak menutup kemungkinan juga ada di daerah-daerah lain," sambungnya.

Langkah Kemendikdasmen

Sebagai upaya dalam pemerataan pendidikan, Fajar menilai perlu adanya langkah mitigasi. Terutama untuk memastikan program-program prioritas Kemendikdasmen bisa berjalan tepat sasaran.

ADVERTISEMENT

Salah satu program prioritas yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto melalui Kemendikdasmen adalah transformasi digitalisasi pendidikan.

Dalam prosesnya, Kemendikdasmen membagikan ratusan ribu smart board atau papan tulis interaktif kepada berbagai lembaga pendidikan termasuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

"Presiden percaya bahwa digitalisasi pendidikan akan mengakselerasi peningkatan literasi dasar pendidikan kita, terutama STEM. Dalam rangka itulah Kemendikdasmen meluncurkan program digitalisasi pendidikan yang salah satunya adalah distribusi smart board ke berbagai lembaga pendidikan," ujarnya.

Tak Ingin Teknologi Menggantikan Guru

Tak sembarangan, PKBM yang akan mendapatkan smart board dipilih melalui asesmen ketat, divalidasi, dan konfirmasi kesiapannya. Fajar berharap smart board tidak hanya jadi pajangan di gudang, tetapi teknologi yang bisa digunakan untuk mengubah mindset terhadap pendidikan.

Di masa kini, pendidikan bisa diakselerasi melalui teknologi. Namun, Fajar juga mengingatkan agar teknologi jangan sampai menggantikan peran guru.

"Guru harus menjadi aktivator pembelajaran. Ia harus memiliki kesadaran untuk menciptakan lingkungan yang joyful, meaningful, dan mindful," tegasnya.

Dengan smart board nantinya pembelajaran mendalam (deep learning) diharapkan bisa berjalan maksimal. Sehingga, murid tidak hanya diajarkan cara menggunakan teknologi, tetapi dibekali dengan etika digital.

"Dalam bingkai pembelajaran mendalam itulah distribusi smart board dilakukan. Bukan hanya sekadar pengadaan dan pendistribusian, tetapi mendukung tujuan atau capaian pembelajaran mendalam itu," beber Fajar lagi.

"Jadi, peserta didik diajarkan literasi dasar sekaligus literasi digital. Tentu, anak-anak juga perlu dibekali dengan etika digital. Sebab, teknologi tanpa etik, itu akan berisiko," pungkasnya.




(det/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads