Studi: Mayoritas Gen Z Incar Work Life Balance dan Jam Kerja Fleksibel

ADVERTISEMENT

Studi: Mayoritas Gen Z Incar Work Life Balance dan Jam Kerja Fleksibel

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 27 Jun 2024 07:30 WIB
Ilustrasi perempuan bekerja sambil minum kopi
Ilustrasi generasi Z saat bekerja WFA. Foto: Getty Images/Natsarin Kanna
Jakarta -

Generasi Z atau lebih dikenal Gen Z selalu ramai jadi sorotan dalam banyak hal, termasuk pekerjaan. Pasalnya, generasi ini termasuk kelompok yang akan menyokong produktivitas dan nasib Indonesia ke depannya.

Berdasarkan riset Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk yang lahir antara tahun 1997-2012 ini sebesar 34,7 persen dari 192,67 juta penduduk Indonesia. Terkait pekerjaan, sebuah survei terbaru mengungkap bahwa mayoritas Gen Z menginginkan work life balance.

Riset tersebut dilakukan oleh perusahaan riset digital Jangkara Data Lab bersama Jakpat dengan judul "Mengungkap Preferensi Karir Gen Z". Data riset diambil dari hasil percakapan publik di media sosial X dan survei online terhadap 1.185 responden berusia 16-29 tahun pada 1-3 Juni 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Percakapan di X peneliti analisis menggunakan cara monitoring oleh Jangkara dengan mesin big data Socindex selama 1 April-31 Mei 2024. Kata kunci yang digunakan berkaitan dengan syarat pekerjaan, lingkungan bekerja, gaji, hingga preferensi pekerjaan lain.

ADVERTISEMENT

Work Life Balance Penting untuk Kesehatan Mental-Fisik

Hasil riset menunjukkan 95 persen responden menginginkan work life balance. Sebanyak 69 persen responden mengaku prinsip tersebut penting untuk meningkatkan kemampuan diri mereka.

Kemudian, 67 persen responden mengatakan work life balance penting untuk kesehatan mental dan 55 persen responden lainnya menyebut penting untuk kesehatan.

Tak semua responden sependapat dengan hal tersebut, sebanyak 5 persen berpendapat bahwa work life balance tidak penting. Sebanyak 45 persen responden yang menjawab demikian karena mereka menganggap mencari pekerjaan itu sulit.

Adapun sebanyak 32 persen responden lainnya tidak menyoroti perihal work life balance. Menurut mereka, isu tersebut dapat menghambat dapat pekerjaan.

Ekspektasi Gaji Gen Z: Rp 5-10 Juta untuk Fresh Grad

Adapun terkait ekspektasi gaji saat pekerjaan pertama, 40 persen responden menganggap Rp 5-10 juta sudah cukup ideal. Sebanyak 15 persen berekspektasi Rp 10-20 juta dan 14 persen berharap lebih dari Rp 20 juta.

Sementara itu, 31 persen mempunyai ekspektasi gaji yang cukup rendah yakni Rp 1-5 juta. Topik gaji ini termasuk lima teratas yang banyak diperbincangkan Gen Z di X.

Ada 2.939 percakapan yang mengeluhkan gaji di bawah UMR, 1.627 percakapan mengeluhkan gaji mereka, dan 896 percakapan mengungkap harapan mereka dapat gaji UMR.

Masih terkait dengan besaran gaji, 65 persen responden yang sudah bekerja mengatakan gaji masih jadi pertimbangan paling besar. Sedangkan sebanyak 48 persen lainnya lebih memperhatikan waktu kerja yang fleksibel.

Gen Z Tidak Tertarik Bekerja di Kantor

Soal sistem bekerja, Gen Z dominan tidak tertarik bekerja di kantor atau work from office (WFO). Hanya sebanyak 8 persen responden yang menginginkannya.

Mereka cenderung menginginkan bekerja secara fleksibel atau work from anywhere (WFA). Topik soal WFA paling banyak muncul hingga 1.235 kali di X selama 1 April-31 Mei 2024.

Agar bisa mendapatkan pekerjaan remote dengan jam kerja yang fleksibel, sebanyak 85 persen responden menyebut menemukan pekerjaan seperti itu di Indonesia cukup sulit.

Sehingga, 74 persen responden tertarik bekerja ke luar negeri. Dari jumlah tersebut, 4 persen mengaku sudah mengajukan lamaran pekerjaan ke luar negeri.




(cyu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads