Gen Z Sering Dapat Komplain di Dunia Kerja, Apa yang Salah?

Gen Z Sering Dapat Komplain di Dunia Kerja, Apa yang Salah?

Ni Komang Nartini - detikBali
Selasa, 01 Apr 2025 22:30 WIB
Ilustrasi Gen z
Foto: Ilustrasi Gen Z. (Freepik)
Denpasar -

Generasi kelahiran 1997-2012 atau yang sering disebut Generasi Z (Gen Z) kerap mendapatkan komplain di dunia kerja dibandingkan generasi lain. Komplain tersebut diakibatkan beberapa faktor, seperti atasan yang memandang Gen Z malas, tidak memiliki etika baik, hingga gampang bawa perasaan (baper).

Apa yang sebenarnya terjadi pada Gen Z?

Dokter spesialis kesehatan jiwa, Elvine Gunawan, melalui podcast Channel YouTube Helmy Yahya Bicara mengatakan penyebab banyaknya komplain terhadap Gen Z di dunia kerja diakibatkan oleh kedua belah pihak, baik atasan maupun Gen Z sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring perkembangan zaman, atasan dalam perusahaan masih menerapkan pengetahuan serta gaya kepemimpinan di zamannya sehingga muncul ketidaksanggupan digitalisasi. Hal ini memicu Gen Z untuk mencari solusi sendiri dari permasalahan yang dihadapi. Di sisi lain Gen Z yang cenderung impulsif membuat kondisi ini makin fatal.

Lalu, apa yang harus dilakukan atasan dan Gen Z untuk menghadapi persoalan ini?

ADVERTISEMENT

Peran Atasan di Dunia Kerja

Perkembangan zaman terus terjadi. Seseorang harus mampu berkembang dan mengikuti perkembangan zaman agar tidak terjadi ketidaksanggupan digitalisasi. Atasan di zaman saat ini harus mampu menjadi leader yang inklusif serta mau mendengarkan masalah yang sedang terjadi.

Jika leader masih menerapkan gaya kepemimpinan di zamannya, misalnya tidak komunikatif dan hanya menginstruksikan "pokoknya harus bisa", saat inilah Gen Z akan menggunakan caranya sendiri untuk menyelesaikan persoalannya, seperti mencari di YouTube. Akhirnya, Gen Z akan menemukan banyak cara untuk bisa mempersingkat pekerjaannya. Perbedaan antargenerasi ini membuat atasan perusahaan harus tetap terus belajar, mengikuti perkembangan, serta komunikatif.

Saran untuk Gen Z

Sebagai generasi yang hidup di tengah perkembangan teknologi yang makin canggih, Gen Z juga harus mampu beradaptasi. Misalnya, jika bertemu dengan atasan, biasakan untuk membawa notes untuk mencatat yang telah disampaikan. Jika tidak tahu atau kurang jelas, jangan ragu untuk menanyakan kembali.

Jika tidak paham, Gen Z sering kali malah mencari tahu sendiri. Mereka tidak bertanya ke yang bersangkutan dan bahkan bertanya ke chat GPT. Hal ini akan sangat fatal karena chat GPT tidak akan mengetahui konteks obrolan dengan atasan.

Gen Z juga disarankan untuk tidak memandang semua orang toksik. Sebab, mereka biasanya sudah langsung mengeklaim atasan toksik saat mendapatkan teguran. Gen Z harus menghilangkan kebiasaan tersebut. Lebih baik perbanyak mengobrol dengan orang-orang di sekitar Anda.

Gen Z juga harus memperjelas tujuan atau goals yang diinginkan. Jangan hanya berpikir "mau sukses". Sebab, sukses itu masih bersifat abstrak. Terjemahkan sukses tersebut dan mulai kerjakan. Cintai setiap proses, dengarkan setiap orang yang diajak berkomunikasi, dan jangan hanya mau didengarkan saja.

Jika kedua generasi yang berbeda ini mampu berkomunikasi dan kolaborasi dengan baik, maka permasalahan terhadap Gen Z di dunia kerja dapat diatasi dan berpotensi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Sebab, setiap generasi mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads