Ini 7 Cara Anak Meniru Perilaku Negatif Orang Tuanya, Hati-hati!

ADVERTISEMENT

Ini 7 Cara Anak Meniru Perilaku Negatif Orang Tuanya, Hati-hati!

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Kamis, 06 Jun 2024 09:30 WIB
ilustrasi orang tua marah
Foto: iStock/ilustrasi orang tua marah
Jakarta -

Anak akan banyak meniru dan mempelajari sesuatu dari lingkungan terdekatnya yakni orang tua. Terlebih jika sejak lahir, anak sering bersama orang tuanya. Namun, apa yang ditiru anak juga tak hanya soal positif tapi juga hal negatif.

Sejak dini, anak sudah bisa mulai mengenali orang tuanya. Kemudian seiring waktu, apa yang dilihat dengan matanya, anak juga bisa meniru untuk melakukannya.

Sebuah penelitian dari tim psikolog Cardiff University, telah menemukan bahwa anak-anak mempelajari gaya bercanda tertentu dengan cara menirukan orang tuanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada dasarnya hal ini adalah baik. Namun, jika orang tua tidak memperhatikan keadaan dan keberadaan anak, justru hal negatif yang dilakukan orang tua nantinya bisa ditiru.

Tapi, tahukah kamu bagaimana cara anak meniru perilaku orang tuanya yang negatif? Berikut ini penjelasannya, sebagaimana dikutip dari India Today.

ADVERTISEMENT

7 Cara Anak dalam Meniru Perilaku Negatif Orang Tua

Gaya Bahasa Lisan

Ternyata, anak meniru pengucapan nada, kosakata dan frasa yang digunakan orang tua. Hal ini juga termasuk gaya bahasa yang negatif atau berbahaya.

Contohnya, anak bisa menggunakan kata-kata kasar, nada tinggi ketika marah, berbohong atau menyembunyikan kebenaran, dan mengkritik secara berlebihan, itu karena menyerap atau meniru hal negatif di sekitarnya.

Reaksi Emosional

Pada usia dini, anak-anak sebenarnya belum dapat memahami apa yang mereka rasakan. Hal ini karena pikiran yang belum cukup berkembang untuk mengenali dan memproses emosi seperti yang dirasakan orang dewasa.

Maka dari itu, dalam merasakan emosional, anak akan bergantung pada lingkungannya. Salah satunya, bagaimana saat anak-anak mengamati respons orang tua sehari-hari.

Anak-anak akan mempelajari cara mengekspresikan dan mengelola emosi terhadap suatu stimulus. Menurut temuan, anak akan lebih mudah tersinggung ketika dibesarkan di lingkungan yang penuh gejolak dan konflik.

Sebaliknya, anak dapat lebih berempati dan tenang menghadapi orang lain melalui reaksi emosionalnya ketika dibesarkan di lingkungan yang penuh kasih sayang.

Sikap terhadap Konflik

Anak-anak juga bisa mencontoh pendekatan agresif atau konfrontatif dalam konflik jika mereka menyaksikan orang tuanya melakukan perilaku serupa. Seperti perkelahian dan marah-marah dengan nada tinggi, yang dapat ditiru anak.

Namun, orang tua memiliki cara untuk menghindari konflik demi kebaikan dengan cara berbohong. Bahkan, terkadang mereka menyuruh anak untuk turut berbohong di situasi tertentu sekalipun anak belum mengetahui alasannya.

Reaksi terhadap Frustrasi

Cara orang tua menghadapi rasa frustrasi ternyata dapat memengaruhi cara anak dalam mengatasi masalah. Reaksi negatif dari orang tua, nyatanya dapat membuat anak menjadi tidak sabar atau mudah marah.

Ketika reaksi negatif orang tua adalah berteriak kala frustrasi, anak mungkin juga akan melakukan hal yang sama. Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Kebiasaan Screen Time

Kebiasaan satu ini mungkin yang paling menjadi sorotan pada era teknologi seperti saat ini. Ternyata, anak-anak akan meniru kebiasaan screen time atau waktu orang tua saat menatap layar, baik gadget atau televisi.

Ini merupakan hal serius karena berpotensi menyebabkan penggunaan perangkat yang berlebihan dan dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan perkembangan sosial.

Dikutip dari One Time Through, anak dapat mengamati dan belajar dari apa yang dilakukan orang tua melalui ponselnya. Anak berusia 2 tahun dapat meniru orang tuanya dalam bermain ponsel dan berhasil menelpon 911.

Perlakuan terhadap Orang Lain

Hal negatif yang dilakukan orang tua kepada orang lain juga bahaya jika dilihat anak. Sebab, anak kecil sudah bisa meniru beberapa perilaku orang tua, termasuk ketika berkelahi, membuat keributan atau menghancurkan benda, meninggikan suara, atau kebiasaan berbahasa yang buruk.

Mengutip dari Phythai, anak dapat merasa familiar dan otomatis menyerap perilaku tersebut untuk kemudian dipraktikkan sendiri. Sekalipun perilaku orang tua termasuk kurang sopan.

Mekanisme Penanggulangan

Anak-anak juga belajar cara mengatasi masalah dari orang tua mereka. Jika orang tua menggunakan cara yang tidak sehat, seperti penyalahgunaan zat, anak-anak berpotensi akan meniru perilaku tersebut.

Faktanya, anak tak hanya meniru apa yang didengarnya, tetapi juga apa yang dilihatnya. Oleh karena itu, apa yang terlihat dari tindakan orang tua ketika menghadapi suatu permasalahan, anak kemungkinan menirunya tanpa memfilter terlebih dahulu.

Sebagai orang tua juga tidak dapat menyalahkan anak-anak. Karena, ini adalah cara alam merancang mereka untuk mempelajari banyak hal yang perlu diketahui untuk berkembang.

Meskipun demikian, orang tua dapat memberikan contoh yang baik untuk memengaruhi perilaku dan perkembangan emosional anak dengan yang lebih positif. Cara tersebut dapat membantu anak untuk membangun hubungan yang sehat dan belajar cara mengatasi masalah dengan baik.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads