Ternyata Ini Dampak yang Bisa Terjadi Jika Anak Tumbuh Tanpa Ibu

ADVERTISEMENT

Ternyata Ini Dampak yang Bisa Terjadi Jika Anak Tumbuh Tanpa Ibu

Fahri Zulfikar - detikEdu
Selasa, 21 Mei 2024 09:00 WIB
10 Tips Cara Belajar Membaca Anak SD, Tanpa Mengeja & Sederhana
Foto: Getty Images/staticnak1983/Ilustrasi Ibu dan Anak
Jakarta -

Seorang ibu dan anaknya telah memiliki keterikatan sejak lahir baik secara fisik maupun emosional. Namun, bagaimana jika anak kemudian tumbuh tanpa ibu di sampingnya?

Secara umum, pada masa bayi, seorang anak bisa melihat dirinya pertama kali di cermin adalah dengan ibunya. Keterikatan itu terus tumbuh seiring bayi bisa merasakan kasih sayang dan perhatian, seperti untuk dilihat dan didengar.

Menurut teori keterikatan, keterikatan awal ini yang membentuk pola internal atau representasi mental kita tentang bagaimana hubungan bekerja di dunia. Tanpa terapi atau intervensi, gambaran mental ini cenderung relatif stabil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keterikatan masa anak-anak ini yang sedikit banyak diprediksi para ilmuwan akan dibawa ke masa dewasa. Maka dari itu, kerap ditemukan bahwa luka yang paling umum adalah luka pada diri sendiri dalam kaitannya dengan hubungan emosional.

Seorang penulis buku dan peneliti lulusan University of Pennsylvania and Columbia University, Peg Streep, meneliti dan menganalisis berbagai temuan tentang apa yang terjadi jika anak tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu.

ADVERTISEMENT

Berikut ini ulasannya, sebagaimana dikutip dari Psychology Today.


Dampak yang Bisa Terjadi Jika Anak Tumbuh Tanpa Ibu


1. Menjadi Terlalu Sensitif

Menurut Peg Streep, anak perempuan yang tidak dicintai bisa sangat peka terhadap penghinaan, nyata dan khayalan. Biasanya, sebuah komentar yang asal mungkin bisa membawa beban pengalaman masa kecilnya tanpa dia sadari.

Dalam temuannya, ia menemukan bahwa wanita berusia empat puluhan, masih terbuka beban masa kecilnya saat ia mendengar olok-olok dari seseorang. Padahal, orang itu tidak bermaksud mengolok-olok dirinya.

"Memiliki ibu yang tidak memiliki perhatian juga berarti bahwa anak perempuan yang tidak disayangi sering kali mengalami kesulitan dalam mengelola emosi. Mereka cenderung terlalu banyak berpikir dan merenung," ujarnya.

2. Rasa Percaya Diri yang Rendah

Dalam banyak temuan, anak perempuan yang tidak dicintai oleh ibunya, tidak tahu apakah dia menarik atau layak diperhatikan.

"Dia mungkin tumbuh dengan perasaan diabaikan atau tidak didengarkan atau dikritik di setiap kesempatan. Suara di kepalanya adalah suara ibunya, yang mengatakan kepadanya apa yang sebenarnya bukan dirinya; pintar, cantik, baik hati, penuh kasih sayang, berharga," ungkap Peg Streep.

Suara-suara tersebut bisa melemahkan pencapaian dan bakatnya, kecuali ada intervensi dari pihak yang mendukungnya berubah.

3. Sulit untuk Percaya ke Orang Lain

Masalah kepercayaan ini berasal dari perasaan bahwa suatu hubungan pada dasarnya tidak dapat diandalkan. Ini bisa meluas ke persahabatan dan hubungan romantis.

Dalam temuan, anak perempuan yang memiliki ikatan ambivalen ini membutuhkan validasi terus-menerus agar kepercayaan dapat terjamin. Ini bisa terjadi karena sejak kecil, mungkin anak tidak diajarkan untuk menentukan batasan dan ketidakhadiran seorang ibu sangat memengaruhi hal ini.

4. Kerap Menghindar

Menurut Peg Streep, adanya rasa kurang percaya diri atau merasa takut kadang-kadang membuat anak perempuan yang tidak dicintai ibunya berada dalam posisi defensif.

Ini artinya, ia akan menghindari disakiti oleh hubungan yang buruk daripada termotivasi untuk menemukan pasangan yang stabil dan penuh kasih sayang.

"Sayangnya, sikap penghindaran, entah rasa takut, ketidakpercayaan, atau hal lain yang menjadi pemicunya. Ini secara aktif menghalangi anak perempuan yang tidak dicintainya untuk menemukan hubungan yang penuh kasih dan suportif yang selalu ia cari," papar penulis yang telah terlibat dalam 15 buku.

5. Penurunan Kinerja Akademis

Dalam studi Kersi Chavda dan Vinyas Nisarga yang terbit di Sage Journals, seorang anak yang tumbuh tanpa orang tua termasuk ibu, juga ditemukan mengalami penurunan kinerja akademis, motivasi, dan kreativitas.

Anak-anak lebih besar kemungkinannya untuk putus sekolah, mempunyai nilai buruk, dan mendapatkan pekerjaan di luar sekolah.

Dalam hal ini, status sosial ekonomi keluarga dengan orang tua tunggal dan kurangnya partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah mungkin menjadi alasan menurunnya prestasi akademik.

6. Kesejahteraan Psikologis yang Rendah

Melansir journals.sagepub.com, penelitian di negara-negara Afrika menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga dengan orang tua tunggal mendapat nilai lebih rendah dalam penilaian kesejahteraan psikologis dibandingkan anak-anak dari rumah tangga dengan orang tua lengkap.

Selain itu, mereka yang memiliki orang tua tunggal, juga rentan dalam menghadapi depresi, bunuh diri, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Sementara penelitian di India menunjukkan bahwa anak-anak dari rumah tangga dengan orang tua tunggal, tanpa ibu, memiliki tingkat perilaku bermasalah yang lebih tinggi dalam melakukan perilaku yang mengabaikan norma di masyarakat.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads