4 Hal yang Menyebabkan Kiamat Bumi, Apa Saja?

ADVERTISEMENT

4 Hal yang Menyebabkan Kiamat Bumi, Apa Saja?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Rabu, 08 Mei 2024 19:30 WIB
3D rendering of a swarm of Meteorites or asteroides entering the Earth atmosphere.
Foto: iStockphoto/ratpack223/Ilustrasi asteroid
Jakarta -

Ilmuwan memperkirakan bahwa usia Bumi adalah 4,54 miliar tahun atau kurang lebih 50 juta tahun. Sepanjang sejarah Bumi, ada berbagai 'kiamat' atau bencana dahsyat yang menyebabkan kepunahan massal.

Bencana yang pernah terjadi antara lain ledakan supernova, hantaman asteroid, letusan gunung berapi, dan perubahan iklim, yang telah membunuh banyak makhluk hidup. Meski demikian, kehidupan selalu pulih dan spesies baru bermunculan. Siklus hidup pun berulang.

Lantas, apa yang dapat menyebabkan berakhirnya kehidupan sepenuhnya di Bumi? berikut ulasannya sebagaimana dikutip dari laman Astronomy.

4 Hal yang Menyebabkan Kehidupan di Bumi Berakhir

1. Hantaman Asteroid

Sekitar 66 juta tahun yang lalu pada zaman purba, sebuah asteroid seukuran kota menghantam Teluk Meksiko. Sebagian besar dinosaurus dan spesies lainnya mengalami kepunahan masa itu.

NASA mengungkapkan catatan geologi dampak kosmik memperkirakan bahwa Bumi dihantam oleh asteroid besar setiap 100 juta tahun. Namun, terdapat asteroid yang lebih kecil dapat terjadi dan berdampak setiap saat.

2. Deoksigenasi

Dengan melihat peristiwa masa lalu, ilmuwan mencoba mengetahui bencana alam yang mengubah Bumi. Misalnya pada 2,5 miliar tahun yang lalu yakni suatu periode disebut Peristiwa Oksidasi Besar, memberi kita atmosfer untuk bernapas.

Letusan cyanobacteria, terkadang disebut ganggang biru-hijau, mengisi atmosfer dengan oksigen, menciptakan tempat bertahan hidup bagi makhluk lain. Pada akhirnya, inilah yang membuat manusia tetap bernapas hingga kini.

Melihat fenomena ini, berarti makhluk hidup dapat mati ketika kehilangan oksigen. Salah satu kepunahan besar-besaran di Bumi akibat kekurangan oksigen terjadi sekitar 450 juta tahun yang lalu, yang disebut sebagai kepunahan massal ordovisium akhir.

Peristiwa tersebut berarti Bumi mengalami penurunan kadar oksigen secara tiba-tiba dan berlangsung selama jutaan tahun. Proses ini membutuhkan waktu pemulihan hingga 10.000 tahun, bergantung pada faktornya.

Sebelumnya, juga terjadi perubahan iklim ekstrem yang menyebabkan benua Gondwana terselimuti oleh gletser. Pendinginan global itu telah berhasil membunuh spesies.

Kemudian timbul deoksigenasi yang disebabkan oleh menurunnya kadar oksigen secara signifikan, yang masih belum diketahui secara pasti, apa yang mendorong penurunan tersebut.

3. Ledakan Sinar Gamma

Pendinginan global yang ekstrem di masa Ordovisium Akhir dipicu oleh ledakan sinar gamma, menurut para astronom. Ledakan sinar gamma ini menjadi peristiwa ledakan paling dahsyat dan energetik di alam semesta.

Para astronom menduga jika peristiwa ini berkaitan dengan supernova ekstrem. Namun, ledakan ini belum dapat dilihat secara dekat dan sejauh ini hanya terlihat di galaksi lain.

Apabila ledakan sinar gamma benar-benar terjadi di galaksi Bima Sakti, akan terjadi kepunahan massal di Bumi seperti yang terjadi pada masa lampau.

4. Berakhirnya Kehidupan Matahari

Dalam waktu satu miliar tahun, aktivitas Matahari diketahui akan menyebabkan oksigen di atmosfer turun, kembali ke tingkat sebelum Peristiwa Oksidasi Besar.

Untuk menentukan hal ini, peneliti menggabungkan model iklim dan biogeokimia untuk membuat simulasi terjadinya atmosfer seiring Matahari bertambah usia dan mengeluarkan lebih banyak energi.

Para peneliti menemukan, pada akhirnya Bumi mencapai titik di mana karbon dioksida di atmosfer terurai. Saat itu, tumbuhan dan organisme penghasil oksigen yang mengandalkan fotosintesis akan punah.

Bumi tidak akan memiliki cukup makhluk hidup untuk mempertahankan atmosfer kaya oksigen yang diperlukan manusia dan hewan-hewan.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads