Memahami Pola Erupsi Gunung Ruang, Pakar ITB Imbau Waspada pada 2036

ADVERTISEMENT

Memahami Pola Erupsi Gunung Ruang, Pakar ITB Imbau Waspada pada 2036

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 08 Mei 2024 11:00 WIB
Foto udara kondisi Gunung Ruang yang mengeluarkan asap dari kawah terlihat dari Pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Sabtu (4/5/2024).Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan status Gunung Ruang masih dalam status awas atau level IV dan kegempaan masih didominasi oleh tremor menerus sehingga penduduk yang bermukimanΒ  di wilayah Tagulandang masuk dalam radius enam kilometer agar segera dievakuasi ke tempat aman.ANTARA FOTO/Andri Saputra/wpa.
Gunung Ruang. Foto: ANTARA FOTO/ANDRI SAPUTRA
Jakarta -

Indonesia mempunyai empat jalur gunung berapi (busur vulkanik) yang terbentuk di atas lempeng tektonik. Jalur-jalur tersebut apabila dilihat dari atas membentuk lengkungan atau busur.

Empat busur vulkanik tersebut adalah Busur Sunda, Busur Banda, Busur Halmahera, dan Busur Sangihe-Selebes.

Seperti kita tahu, beberapa waktu Gunung Ruang yang ada di Sulawesi Utara erupsi. Gunung api yang mengarah ke Filipina ini termasuk Busur Sangihe-Selebes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli vulkanologi dari ITB, Dr Mirzam Abdurachman telah berdiskusi dengan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) mengenai erupsi Gunung Ruang tersebut.

Menarik, dalam waktu berdekatan gunung api lain di Indonesia juga erupsi. Pertama, gunung-gunung api yang berada di busur vulkanik yang sama seperti Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi cenderung erupsi secara bersamaan. Dikutip dari rilis ITB, ini ibarat busur vulkanik yang bertindak sebagai event organizer, sebab mereka dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama.

ADVERTISEMENT

Kedua, gunung api yang berada di busur vulkanik berbeda, seperti Gunung Lewatolo dan Ruang yang bisa meletus bersama-sama dikarenakan adanya interval letusan yang berdekatan. Kesamaan waktu letusan tersebut adalah fenomena alamiah yang tak selalu terkait dengan interaksi lempeng tektonik.

Meski demikian, beberapa busur tersebut tak lagi relevan dan belum diperbarui, sehingga perlu adanya pemutakhiran data guna memahami interkoneksi gunung api dengan lebih baik dan meningkatkan akurasi prediksi letusan.

Prediksi Letusan Gunung Ruang Berikutnya

Berdasarkan data letusan Gunung Ruang dari 1808 hingga 1940, Dr Mirzam menemukan pola siklus letusan dengan rata-rata 32,25 tahun. Analisis data tersebut memperlihatkan letusan kuat tak terjadi setiap tahunnya dan tercatat pada tahun 1810, 1817, 1840, 1870, 1904, 1905, dan 1950. Apabila polanya berlanjut, maka letusan kuat berikutnya diprediksi terjadi antara tahun 1972 dan 2036.

Walau begitu, perlu diingat juga pola letusan tersebut tak selalu tepat dan letusan besar dapat terjadi di luar periode prediksi, seperti pada tahun 2002 dan 2004. Saat itu letusan besar yang terjadi tidak sesuai pola 32,25 tahun.

Maka, menurut Dr Mirzam perlu selalu diwaspadai kemungkinan adanya letusan sisa rentang periode 2004-2036.

"Dua gempa kemarin yang diikuti erupsi Gunung Ruang sudah menjadi pertanda akan isi perut gunung ruang yang belum dikeluarkan sepenuhnya pada prediksi letusan periode 2004," jelasnya.

Berdasarkan catatan sejarah, pada 1871 erupsi Gunung Ruang mengakibatkan tsunami dengan tingkat kekuatan letusan atau Volcanic Explosity Index (VEI) sebesar 2. Sekitar 400 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana kala itu.

Sementara, berdasarkan long term prediction, erupsi besar Gunung Ruang berikutnya diprediksi terjadi pada 2036. Namun, karena prediksi erupsi besar berikutnya pada 2004 tak terjadi, maka ada kemungkinan akan ada beberapa erupsi yang terjadi ke depan, sisa-sisa erupsi 2004.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads