Orang Utan Ditemukan Obati Luka dengan Tanaman Obat, Bikin Peneliti Kaget

ADVERTISEMENT

Orang Utan Ditemukan Obati Luka dengan Tanaman Obat, Bikin Peneliti Kaget

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 06 Mei 2024 09:00 WIB
Rakus, orangutan
Orang Utan Mengobati Lukanya dengan Tanaman Obat. (Foto: CNN)
Jakarta -

Orang utan terus memberi kejutan bagi dunia sains. Orang utan di kawasan penelitian Suaq Balimbing, Taman Nasional Gunung Leuser diketahui mengobati lukanya dengan tanaman obat.

Dalam sebuah makalah baru, para peneliti menjelaskan bagaimana orang utan jantan bernama Rakus mengunyah daun tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional. Kemudian ia mengoleskannya pada luka di pipinya.

Ini adalah laporan pertama mengenai dugaan pengobatan luka oleh hewan liar dengan menggunakan tanaman berkhasiat obat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Rakus Mengobati Dirinya dengan Tanaman Obat

Para peneliti mengamati Rakus dengan luka baru di pipinya pada Juni 2022. Tiga hari kemudian, mereka menyaksikan rangkaian peristiwa menarik.

Rakus terlihat mengunyah daun tanaman, Akar Kuning (Fibraurea tinctoria), lalu mengoleskan sarinya langsung ke luka di wajahnya. Dia mengulangi perilaku ini selama tujuh menit dan kemudian menutupi seluruh lukanya dengan daun yang sudah dikunyah.

ADVERTISEMENT

Pada hari-hari berikutnya, tidak ada tanda-tanda infeksi. Lukanya menutup dalam waktu lima hari dan sembuh, hanya tersisa bekas luka samar setelah satu bulan.

"Yang menurut saya menarik adalah bahwa perilaku ini tampaknya disengaja dan berorientasi pada tujuan," kata penulis utama studi Isabelle Laumer, ahli biologi kognitif di Max Planck Institute of Animal Behavior di Jerman dalam Psychology Today dikutip Jumat (3/5/2024).

"Dia justru mengoleskan bahan tanaman tersebut ke lukanya beberapa kali dalam jangka waktu yang lama. Dia secara selektif merawat lukanya dan bukan bagian tubuh lainnya," sambungnya.

Rakus memilih tanaman yang kaya akan senyawa kimia penyembuh. Akar Kuning diketahui banyak digunakan dalam pengobatan tradisional Asia Tenggara untuk mengobati penyakit termasuk disentri, diabetes, dan malaria.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Akar Kuning mengandung diterpenoid furano dan alkaloid protoberberin, yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri, antiinflamasi, antijamur, antioksidan, dan aktivitas biologis lainnya.

Tak Cuma Orang Utan

Pengobatan sendiri telah didokumentasikan pada banyak spesies primata liar. Primata juga ditemukan menelan dan mengunyah tanaman yang memiliki khasiat obat serta menggosokkannya ke bulunya, tetapi tidak mengoleskannya pada luka yang baru saja terjadi.

Hanya ada satu penelitian lain yang menyatakan bahwa pengobatan luka aktif dilakukan oleh kera besar. Beberapa tahun yang lalu, para peneliti melaporkan bahwa satu populasi simpanse di Taman Nasional Loango, Gabon, mengoleskan serangga terbang pada luka mereka sendiri dan luka hewan lain. Namun, para peneliti tidak dapat mengidentifikasi serangga tersebut atau membuat kesimpulan apa pun tentang kemanjuran pengobatan tersebut.

"Pengamatan kami terhadap Rakus yang menggunakan tanaman ini mungkin merupakan catatan pertama penanganan luka aktif dengan bahan aktif biologis yang dilakukan oleh hewan liar," kata Laumer.

Laumer dan rekannya tidak mengetahui bagaimana atau dari mana perilaku ini berasal. Ada kemungkinan Rakus tidak sengaja menemukannya. Mungkin juga Rakus sebelumnya mempelajari perilaku tersebut dari orang utan lain di wilayah kelahirannya, di luar Suaq Balimbing.




(nir/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads