Di Mana Ujung Atmosfer Bumi? Begini Penjelasannya

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Senin, 29 Apr 2024 17:00 WIB
Cahaya hijau aurora di atmosfer pada ketinggian sekitar 240 km. Di bawahnya tampak awan-awan berjejer. Foto: Dok. NASA
Jakarta -

Menurut Badan Aeronautika dan Antriksa AS (NASA), setiap lapisan atmosfer memiliki peran sangat penting dalam memastikan Bumi dapat layak huni. Fungsi tiap lapisan atmosfer pun beragam, dari memblokir radiasi kosmik penyebab kanker hingga menciptakan tekanan untuk menghasilkan air.

Lantas, di mana ujung atmosfer Bumi berada?

Garis Kármán, Batas Bumi dan Angkasa Luar

Mengutip EarthSky, batas antara Bumi dan angkasa luar dikenal sebagai garis Kármán. Nama garis imajiner ini diambil dari nama fisikawan Theodore von Kármán, fisikawan asal Amerika yang menentukan batas antara Bumi dan luar angkasa.

Asisten Profesor Ilmu Atmosfer University of California, Matthew Igel mengatakan garis Kármán diperkirakan terletak sekitar 100 kilometer (62 mil) di atas Bumi.

"Ini adalah ambang batas imajiner antara perjalanan udara dan perjalanan ruang angkasa," kata Igel, dikutip dari Live Science.

Ia menjelaskan, penerbangan pada dasarnya masih memungkinkan sampai ke jalur Kármán. Namun, hewan kesulitan bertahan hidup pada ketinggian di atas 20 km dari permukaan Bumi.

"Dalam praktiknya, hewan tidak dapat bertahan hidup pada ketinggian di atas 'batas Armstrong', yaitu sekitar 20 km di atas permukaan, di mana tekanannya sangat rendah sehingga cairan di paru-paru mendidih," tuturnya.

Atmosfer Melewati Garis Kármán dan Bulan

Katrina Bossert, fisikawan angkasa luar di Arizona State University menjelaskan atmosfer tidak sepenuhnya hilang setelah ambang garis Kármán. Atmosfer Bumi bahkan melampaui Bulan.

"Atmosfer tidak hilang begitu saja begitu Anda masuk ke tempat satelit mengorbit," kata Bossert.

"Atom-atom terluar atmosfer Bumi, atom hidrogen yang membentuk geocorona (wilayah terluar atmosfer), bahkan dapat melampaui Bulan," jelasnya.

Sementara itu, Bossert membenarkan bahwa makin jauh dari Bumi, kepadatan lapisan atmosfer menjadi semakin berkurang.

"Komposisinya juga berubah. Atom serta molekul yang lebih ringan mulai mendominasi, sementara molekul berat lebih dekat dengan permukaan Bumi," ujarnya.

Acuan buat Satelit

Kendati atmosfer melewati Garis Kármán, Bossert menjelaskan penemuannya penting sebagai rujukan perkiraan ketinggian satelit bisa mengorbit Bumi secara aman. Dengan memerhatikan garis ini, satelit bisa beroperasi tanpa terbakar atau jatuh dari orbit sebelum mengelilingi Bumi setidaknya satu kali.

Faktor ukuran dan bentuk satelit menurut Bossert berperan dalam menentukan berapa banyak hambatan udara yang akan dialaminya. Ini penting untuk memastikan satelit tersebut mampu mengorbit Bumi dengan sukses.

Mengutip laman European Space, satelit yang berada di orbit Bumi terbang rendah (kurang dari 1.000 km/621 mil). Namun, posisinya bisa lebih rendah lagi, seperti 160 km (99 mil) di atas Bumi.



Simak Video "Video: Kadar Karbon Dioksida di Atmosfer Bumi Capai Rekor Tertinggi"

(twu/twu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork