Beraktivitas Bersama Anjing Bisa Meningkatkan Kemampuan Otak, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Beraktivitas Bersama Anjing Bisa Meningkatkan Kemampuan Otak, Kok Bisa?

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Jumat, 22 Mar 2024 10:00 WIB
A dog Nike looks an a boy during canine therapy sessions in Kyiv, Ukraine, Thursday, Oct. 26, 2023.Β Once a week Ukrainian parents bring their children affected by the Russian Ukrainian war to a community center in the capital Kyiv where they can overcome their traumas with the help of two dogs Chelsea and Nike. (AP Photo/Roman Hrytsyna)
Foto: AP/Roman Hrytsyna/Ilustrasi anak-anak bermain bersama anjing
Jakarta -

Manusia ternyata tak hanya mendapatkan manfaat yang menyenangkan saja ketika memelihara anjing. Studi baru menunjukkan bahwa menghabiskan waktu bersama anjing juga bermanfaat untuk otak. Bagaimana bisa?

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Konkuk, Korea Selatan, menemukan bahwa konsentrasi otak bisa meningkat saat seseorang beraktivitas dengan anjing.

Untuk mengukur peningkatan ini, peneliti melibatkan anjing dan manusia dengan melakukan metode pemindaian elektroensefalografi (EEG) yang dapat merekam aktivitas listrik di otak partisipan dan mendapatkan manfaat untuk kemampuan otak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa kekuatan gelombang otak para peserta meningkat ketika berinteraksi dengan anjing. Manfaat terhadap otak ini juga bergantung pada apa yang dinikmati oleh manusia dan anjing tersebut.

Aktivitas Apa Saja yang Bisa Meningkatkan Konsentrasi Otak?

Dalam penelitian yang terbit di jurnal PLOS ONE ini, terdapat 30 partisipasi yang terlibat untuk mengenakan elektroda EEG di kulit kepala, saat partisipan menghabiskan waktu bersama anjing.

ADVERTISEMENT

Aktivitas partisipan dan anjing tersebut meliputi berjalan, mengelus, dan bermain. Termasuk juga memberikan cemilan, bermain dengan mainan, serta berfoto bersama.

Anjing yang terlibat dalam penelitian ini adalah anjing pudel yang berusia empat tahun dan sudah terlatih. Dengan demikian, anjing tersebut sangat cocok dalam penelitian ini.

Pada saat partisipan sedang melakukan aktivitasnya bersama anjing, para ilmuwan melihat kemunculan jenis gelombang di otak yaitu osilasi pita alfa. Jenis gelombang tersebut, menurut ilmuwan dapat diindikasikan bahwa otak partisipan sedang rileks.

Kemudian, ketika partisipan merawat anjing pudel dengan memberikan pijatan lembut atau bermain, maka terdapat osilasi beta-band yang meningkat. Osilasi beta-band ini menunjukkan bahwa partisipan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi.

Meski begitu, peneliti meninggalkan catatan penting yakni manfaat yang bergantung pada manusia tersebut, apakah menyukai anjing atau tidak.

Jika manusia tidak menyukai anjing, maka kemungkinan tidak akan mendapatkan manfaat yang sama terhadap aktivitas otak.

Selain itu, peneliti juga berpendapat bahwa studi mereka dapat membuka jalan untuk penelitian masa depan tentang bagaimana anjing dapat bermanfaat untuk manusia dalam mengurangi kecemasan. Hal ini dapat diaplikasikan di berbagai tempat seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat lainnya.

Manfaat untuk Anak-anak

Selain bermanfaat untuk otak, beraktivitas dengan anjing juga bermanfaat untuk anak-anak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak bisa lebih konsentrasi membaca dan berkurang tingkat stresnya saat membacakan buku cerita pada anjing.

Temuan ini dilaporkan peneliti Andreas Reier Jensen dan Ilmi Willbergh dalam jurnal Anthrozoos. Menurut temuan mereka, anak-anak yang membacakan buku cerita pada anjing merasakan pencapaian dari pengalaman penting.

"Membacakan cerita untuk anjing ini berdampak positif di sekolah. Anak-anak juga merasa puas dan merasa makin jago membaca. Sebelumnya, perasaan ini dianggap muncul karena hormon oksitosin, tetapi kami pikir penjelasan itu agar terlalu sederhana," kata Jensen, dikutip dari laman University of Agder (UiA), Norwegia.

Peneliti juga mengatakan bahwa ketika anak-anak membacakan cerita, mereka berpura-pura sang anjing mengerti. Pada momen itu, sang anak melihat anjingnya sebagai individu dengan kemampuan berkomunikasi.

Di sisi lain, sang anak sebenarnya sangat sadar bahwa sang anjing tidak paham kata-kata pada cerita yang ia ucapkan padanya.

"Bermain sangat penting untuk proses pembelajaran anak-anak. Karena itu kami menyebut anjing sebagai agen pendidikan yang tidak sadar di situasi ini," tutur Willbergh.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads