Mengapa Jumlah Ular Sangat Banyak? Ini Jawabannya

ADVERTISEMENT

Mengapa Jumlah Ular Sangat Banyak? Ini Jawabannya

Nikita Rosa - detikEdu
Sabtu, 02 Mar 2024 12:00 WIB
Peternak memeriksa kesehatan ular  jagung (Pantherophis guttatus) yang dibudidayakan di Jong Java Reptile di Tegalweru, Malang, Jawa Timur, Kamis (4/1/2024). Peternak mengatakan per bulan mampu menjual sedikitnya 15 ekor berbagai anakan ular tidak berbisa dari famili Colubridae yakni ular jagung (Pantherophis guttatus), ular susu (Lampropeltis triangulum) serta ular raja (Lampropeltis elapsoides) melalui pasar digital ke berbagai kota di manca negara maupun domestik sebagai hewan peliharaan maupun satwa kontes dengan harga Rp700 ribu hingga Rp30 juta per ekor  tergantung keindahan sisiknya. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Mengapa Jumlah Ular Sangat Banyak? (Foto: ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)
Jakarta -

Tak hanya di pohon dan semak-semak, kamu bisa menemukan ular di perairan sekalipun. Lantas, mengapa jumlah ular sangat banyak?

Ilmuwan menyatakan jika ada sekitar 4.000 spesies ular hidup yang diketahui. Ular berkembang biak di berbagai habitat yang berbeda-beda dan dalam kondisi yang sangat bervariasi, seperti pemanjat pohon, penggali lubang, perenang, dan bahkan pesawat layang.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 22 Februari di Science, tidak ada satu sifat pun yang dapat menjelaskan asal usul semua keragaman ular.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ledakan Ular

Penelitian baru menunjukkan bahwa ular berevolusi dengan kecepatan yang sangat cepat. Spesies yang serupa dengannya, kala, juga berevolusi dengan sangat cepat. Tetapi ular berada di level baru.

Melalui kecepatan ini, ular telah mampu melakukan diversifikasi ke berbagai cara hidup ekologis yang berbeda, lebih banyak dibandingkan kelompok hewan lainnya. Meskipun apa sebenarnya yang membuat ular mampu mengungguli reptil lain masih belum terpecahkan, perkembangbiakan ular kemungkinan besar dipicu oleh banyaknya perubahan keberuntungan yang terjadi.

ADVERTISEMENT

Daniel Rabosky, penulis studi senior dan profesor ekologi dan biologi evolusi di Universitas Michigan dan tim berusaha untuk mencari tahu asal ledakan ular ini. Tim peneliti menggunakan urutan genetik baru dari lebih dari 1.000 spesies dan data tambahan yang sudah ada dari hampir 7.000 spesies reptil. Para peneliti membangun salah satu pohon evolusi kadal dan ular yang paling rinci, yang dikenal sebagai squamates.

Peta filogenetik mereka menegaskan bahwa ular berevolusi menjadi relung ekologi dan bentuk fisik baru sekitar tiga kali lebih cepat dibandingkan squamate lainnya. Sebagian besar evolusi tersebut terjadi selama sekitar 70 hingga 100 juta tahun terakhir.

Rabosky mengatakan jika tidak ada tanda-tanda bahwa evolusi ular akan melambat dalam waktu dekat. Bahkan, para ilmuwan selalu menemukan spesies ular baru. Dalam salah satu contoh awal bulan ini, para ahli biologi menemukan bahwa spesies ular terbesar yang diketahui, anaconda hijau, sebenarnya adalah dua spesies yang berbeda secara genetik.

Penelitian selama sepuluh tahun dan puluhan ribu sampel telah membuktikan kepada Rabosky jika masih banyak yang belum diketahui tentang kehidupan di Bumi. Bahkan dengan semua upaya yang dikerahkan, ia mengatakan ada seluruh bagian dunia yang kita tidak tahu spesies apa yang ada, berapa jumlahnya, dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain, terutama di daerah tropis.

"Masih banyak spesies yang belum kami ketahui informasinya," katanya.




(nir/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads