Homo neanderthalensis adalah salah satu fosil manusia purba yang ditemukan di wilayah Eropa. Ciri-ciri Homo neanderthalensis sudah mirip dengan manusia modern (Homo sapiens) sehingga disebut sebagai peralihan dari manusia purba ke manusia modern.
Fosilnya tersebar di dataran Eurasia, dari Eropa Barat hingga Asia Tengah dan Utara. Mereka hidup di masa sekitar 400.000-40.000 tahun yang lalu.
Simak artikel ini untuk mengetahui ciri-ciri Homo neanderthalensis, lengkap dengan sejarah penemuan, kehidupan dan cara bertahan hidup mereka, hingga penyebab mereka punah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri-ciri Homo Neanderthalensis
Dalam modul Sejarah Kelas X terbitan Kemdikbud berjudul Persamaan dan Perbedaan Manusia Purba dengan Manusia Modern (2020) oleh Hasnawati, dijelaskan Homo neanderthal memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan Homo erectus.
Karena ciri-cirinya mendekati manusia modern, ada peneliti yang mengelompokkan Homo neanderthalensis sebagai Homo sapiens awal. Namun jenis fosil yang benar-benar dianggap sebagai Homo sapiens pertama adalah jenis Cro magnon.
Ciri-ciri manusia purba Homo Neanderthalensis adalah sebagai berikut:
- Memiliki bentuk dagu tipis dan dahi rendah.
- Ukuran otaknya sekitar 1.400 cc hingga 1.500 cc.
- Memiliki kerangka yang lebih kuat daripada orang modern.
- Tinggi badannya sekitar 152-156 cm untuk wanita dan 165-168 cm untuk pria.
- Rahangnya menonjol.
Sejarah Penemuan Homo Neanderthalensis
Dikutip dari situs The Smithsonian's Museum Conservation Institute, spesimen pertama dari Homo neanderthalensis yang diakui adalah Neanderthal 1. Fosil tersebut ditemukan pada tahun 1856 di Jerman.
Pada penemuan tahun 1864, fosil serupa baru diberi nama. Ahli geologi William King mengusulkan nama Homo neanderthalensis berdasarkan lokasi penemuan di Gua Feldhofer, Lembah Neander, Jerman. Lembah Neander dalam bahasa Jerman adalah Neanderthal.
Beberapa tahun kemudian, para ilmuwan baru menyadari bahwa penemuan fosil pada tahun 1829 di Engis, Belgia, dan pada tahun 1848 di Tambang Forbes, Gibraltar juga merupakan Neanderthal. Sehingga dua penemuan ini adalah fosil Neanderthal yang pertama ditemukan.
Kehidupan Homo Neanderthalensis
Lebih lanjut, hasil dari penelitian para ahli menyebutkan pola kehidupan Homo neanderthalensis sebagai berikut.
Makanan
Keberadaan Homo neanderthalensis di sekitar Eropa membuat mereka harus beradaptasi dengan musim dingin. Meski suka meramu tanaman, mereka tidak bisa mendapatkan bahan nabati sepanjang tahun seperti manusia purba di Afrika yang beriklim tropis.
Di musim dingin, Homo neanderthalensis harus mencari bahan makanan lain, sehingga mereka berburu, misalnya mencari rusa kutub pada musim dingin. Di musim panas, mereka juga mungkin berburu rusa merah.
Ini dibuktikan dengan temuan tombak kayu yang tajam dan sejumlah sisa-sisa hewan buruan para Neanderthal. Bukti lain dari pesisir Gibraltar, mereka mengeksploitasi sumber daya laut seperti moluska, anjing laut, lumba-lumba, dan ikan.
Hasil analisis kimia isotop pada tulang Neanderthalensis mengatakan bahwa rata-rata makanan Neanderthal kebanyakan adalah daging. Kemudian dari plak gigi geraham yang mengandung butiran pati membuktikan mereka juga memakan tumbuhan.
Peralatan
Dari sisi peralatan, Homo neanderthalensis menggunakan perkakas serpihan canggih yang dilepaskan dari inti batu yang telah disiapkan.
Teknik ini memungkinkan serpihan-serpihan dengan bentuk yang sudah ditentukan sebelumnya untuk dilepas dan dibuat menjadi alat dari satu batu yang sesuai.
Tradisi berbeda dilakukan Acheulean dari Homo erectus. Mereka membuat alat-alat dari batu yang dipecah menjadi bentuk alat dengan menghilangkan serpihan-serpihan di permukaannya.
Peralatan ini digunakan untuk berburu. Indikasi terkait hal tersebut dilihat dari lengan kiri-kanan yang asimetris. Ini menunjukkan bahwa mereka berburu dengan menusukkan alat, bukan dengan melempar tombak.
Temuan lainnya adalah alat untuk menjahit, yakni alat pengikis dan penusuk dari batu atau tulang yang lebih besar dari jarum jahit yang biasa kita gunakan saat ini. Neanderthal adalah manusia purba pertama yang mengenakan pakaian.
Alat pengikis juga mungkin digunakan untuk membersihkan kulit binatang, dan menggunakan penusuk untuk melubangi kulit binatang, kemudian menggunakan potongan jaringan binatang untuk merajut pakaian yang longgar.
Homo neanderthalensis juga memiliki kemampuan menggunakan api. Mereka sudah memiliki tempat tinggal. Terkadang mereka membuat benda-benda simbolis atau ornamen.
Ada juga bukti yang menyebut Neanderthal sengaja mengubur mayat mereka dan terkadang menandai kuburan mereka dengan sesajen, seperti bunga.
Penyebab Punah
Berdasarkan buku Sangiran Menjawab Dunia (2009) terbitan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Homo neanderthalensis sebetulnya sudah mampu membuat api, hingga membuat rumah dari kayu. Namun mereka punah karena tak mampu melawan kondisi alam yang cukup dingin saat itu.
Meski sisa-sisa fosil mereka ditemukan cukup melimpah, tetapi terdapat kesan bahwa banyak dari mereka yang mati muda, bahkan ketika usianya belum mencapai 20 tahun. Spesies ini hanya bertahan tidak lebih dari 100.000 tahun, masa yang bisa dibilang sangat singkat bagi proses evolusi manusia.
Pendapat lain mengatakan bahwa kepunahan manusia Neanderthal disebabkan oleh epidemik penyakit, yang di antaranya dicerminkan oleh jejak-jejak patologi pada sisa-sisa fosil mereka.
Itulah tadi telah kita ketahui ciri-ciri Homo neanderthalensis, mulai dari sisi morfologi, lengkap dengan sejarah penemuan, kehidupan, hingga kepunahannya.
(bai/inf)