13 Fenomena Langit 2024, Hujan Meteor Tertua hingga Galaksi Lain

ADVERTISEMENT

13 Fenomena Langit 2024, Hujan Meteor Tertua hingga Galaksi Lain

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 04 Jan 2024 18:00 WIB
People watch as meteor streaks in the night sky during the annual Perseid meteor shower in the Siberian town of Yeniseysk in the Krasnoyarsk Region, Russia August 12, 2023. REUTERS/Alexey Malgavko
Hujan meteor Perseid jadi salah satu fenomena langit 2024. Foto: REUTERS/ALEXEY MALGAVKO
Jakarta - Apa saja fenomena langit 2024? Para astronom mencatat sejumlah momen langit malam tahun ini yang tidak boleh dilewatkan.

Tim astronom Royal Observatory Greenwich mendapati, ada berbagai pemandangan astronomis di langit malam 2024. Dilansir Royal Museum Greenwich, beberapa di antaranya yakni hujan meteor tertua hingga galaksi Andromeda.

Dikutip dari Smithsonian Magazine, pengamat langit juga bisa melihat gerhana matahari total dan gerhana bulan sebagian. Berikut daftarnya.

Fenomena Langit 2024

Venus dan Merkurius

Kedua planet ini cukup terang untuk dilihat dengan mata telanjang. Namun, waktu melihat terbaiknya adalah ketika Venus atau Merkurius berada pada posisi terjauh dari Matahari. Dengan begitu, kedua planet kemungkinan masih ada di atas cakrawala saat Matahari telah terbenam dan tidak lagi menyilaukan pandangan ke sekitarnya.

Venus sendiri tidak mencapai elongasi timur atau barat terbesar pada 2024. Namun, pemandangan terbaik "bintang pagi dan sore" ini tetap dapat dilihat pada Januari sebelum matahari terbit atau pada Desember setelah Matahari terbenam.

Sementara itu, untuk melihat Merkurius, cari pemanjangan terbesarnya. Lakukan untuk bagian barat pagi hari sekitar 12 Januari, 9 Mei, dan 5 September 2024. Sedangkan pemanjangan bagian timur terlihat malam hari, sekitar 24 Maret, 22 Juli, dan 16 November 2024.

Astronom mengingatkan, jangan lihat langsung ke Matahari. Jika mengamati dengan teleskop atau teropong, tunggu sampai sesudah Matahari terbenam atau sebelum Matahari terbit.

Galaksi Lain

Bulan baru pada 10 Maret 2024 dapat dimanfaatkan untuk mencari objek langit di kosmos. Setelah Matahari terbenam, lihat ke arah barat laut. Galaksi Andromeda akan terlihat di dekat konstelasi Andromeda dan Cassiopeia.

Galaksi Andromeda adalah galaksi terdekat dengan Bimasakti. Galaksi ini akan dapat dilihat dengan mata langsung atau bantuan teropong di daerah gelap yang jauh dari lampu kota.

Gerhana Matahari Total

Bulan akan melintas tepat di antara Bumi dan Matahari pada 8 April 2024. Bulan yang menghalangi Matahari sepenuhnya akan menghasilkan gerhana Matahari total. Gunakan kacamata gerhana atau pelindung mata lain untuk mengamati fenomena ini.

Saat fenomena ini berlangsung, langit akan menjadi gelap. Gerhana Matahari total 2024 diperkirakan akan berlangsung lebih lama dari fenomena pada 2017, yakni paling lama 4 menit.

Hujan Meteor Tertua

Hujan meteor Lyrids akan terlihat sepanjang 14-30 April 2023. Puncak hujan meteor ini berlangsung pada 22-23 April 2024.

Waktu terbaik untuk melihat Lyrids yaitu sekitar 23 April 2024 dini hari, jika cuaca memungkinkan. Sebab, curah hujan 2024 diperkirakan mencapai maksimalnya pada purnama. Karena itu, cahaya Bulan dapat mempengaruhi penglihatan.

Hujan meteor ini adalah hujan meteor tertua yang masih terlihat sampai sekarang. Hujan meteor ini pertama kali tercatat pada 687 SM.

Lyrids bersumber dari Komet C/1861 G1 Thatcher. Komet ini mengorbit Matahari setiap 415 tahun sekali.

Hujan Meteor di Konstelasi Aquarius

Hujan meteor Eta Aquarid ini bersumber dari Komet Halley yang terkenal. Komet ini terlihat dari Bumi setiap 75-76 tahun sekali.

Hujan meteor ini berlangsung antara 19 April-28 Mei 2024. Puncak hujan meteor Eta Aquarid berlangsung sekitar 6 Mei 2024. Kecepatannya hingga 50 meteor per jam.

Kabar baiknya, hujan ini akan lebih terlihat di belahan Bumi selatan. Cek ke arah timur untuk melihat bintang Eta Aquarid di konstelasi Aquarius.

Hujan Meteor Perseid yang Cepat, Terang, Plus Bola Api

Hujan meteor Perseid akan aktif antara 17 Juli-24 Agustus 2024. Puncaknya diperkirakan berlangsung pada 12-13 Agustus 2024.

Meteor yang terang dan kecepatan per jam yang tinggi membuat hujan meteor Perseid kerap dinanti-nanti. Puncak hujan meteor ini bisa mencapai kecepatan 100 meteor per jam, dengan bonus pemandangan bola api.

Cari titik gelap di langit melihat beberapa meteor Perseid. Perseid akan tampak memancar dari konstelasi Perseus. Hujan ini bersumber dari aliran puing-puing Komet Besar 1862, yakni komet Swift-Tuttle.

Gerhana Bulan Sebagian

Gerhana Bulan sebagian akan muncul sekitar 17 September 2024. Pengamatannya tidak memerlukan kacamata pelindung.

Planet-planet di Angkasa

Empat planet akan berada dalam posisi oposisi pada 2024, yaitu Saturnus, Neptunus, Uranus, dan Jupiter. Di posisi opisisi, planet terletak berlawanan dengan Matahari di langit. Karena itu, planet-planet ini akan tersinari Matahari sepenuhnya sehingga tampak paling terang.

Momen astrofotografi ini berpotensi untuk ditangkap lensa. Saturnus sendiri bergerak menjadi oposisi pada 8 September 2024, Neptunus pada 21 September 2024, Uranus pada 17 November 2024, dan Jupiter pada 7 Desember 2024.

Komet Tsuchinshan-ATLAS

Komet Tsuchinshan-ATLAS (A3) diperkirakan sejumlah astronom dapat dilihat dengan mata langsung dan akan melintas dekat Bumi dan Matahari pada musim gugur 2024.

Komet ini akan melintas paling dekat dengan Matahari pada 28 September 2024. Sedangkan dengan Bumi, komet A3 diperkirakan akan berada di posisi terdekat pada 12 Oktober 2024.

Hujan Meteor Super Cepat

Hujan meteor ini akan turun hingga sekitar 25 meteor per jam dan melintas sangat cepat. Puncak hujan meteor Orionid sekitar malam tanggal 21 Oktober 2024.

Untuk melihat hujan meteor ini, perhatikan seberkas cahaya terang di langit. Meteor ini juga bersumber dari butiran kecil Komet Halley yang menabrak atmosfer Bumi.

Supermoon

Supermoon alias Bulan purnama super di perigee akan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibandingkan Bulan purnama di apogee. Supermoon akan muncul pada 18 September 2024 dan 17 Oktober 2024.

Bulan berputar mengelilingi Bumi dalam orbit elips atau oval. Ini artinya, Bulan bergerak dari jarak terdekatnya dengan manusia (perigee) hingga jarak terjauh dari manusia (apogee). Saat Bulan purnama atau Bulan baru berada pada titik perigee, terjadi Supermoon.

Gugus Bintang Tujuh Bersaudara

Gugus bintang Pleiades dapat diamati sepanjang November 2024. Gugus bintang terbuka dengan sinar biru terang di konstelasi Taurus ini bisa dilihat dengan mata telanjang atau dengan bantuan teropong.

Gugus bintang ini juga disebut gugus bintang tujuh saudara karena tujuh bintangnya paling bersinar dan dapat dilihat langsung. Namun, sebenarnya ada lebih dari 1.000 bintang yang menyusunnya.

Pleiades berusia sekitar 100 juta tahun. Ini artinya, Dinosaurus masih hidup saat bintang-bintang ini terbentuk.

Hujan 150 Meteor Per Jam

Hujan meteor Geminid dapat aktif hingga 150 meteor per jam pada 4-20 Desember 2024. Jumlah banyak dan durasi melintas lebih lama per meteornya menjadikan hujan meteor ini salah satu pertunjukan langit terbaik 2024.

Namun pada 2024, puncaknya diperkirakan pada Bulan purnama pada 14-15 Desember. Ini mengakibatkan cahaya Bulan akan mengaburkan pandangan ke hujan meteor.


(twu/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads