Studi Ungkap Pengaruh Kafein pada Otak: Bisa Mengubah Cara Kita Belajar

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Pengaruh Kafein pada Otak: Bisa Mengubah Cara Kita Belajar

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 05 Des 2023 17:30 WIB
Catat! Ini Efek Kafein Kopi pada Tubuh Sesuai Golongan Darah
Kafein Bisa Ubah Cara Manusia Belajar. (Foto: Ilustrasi Getty Images/1001nights)
Jakarta -

Studi terbaru dari Fasilitas Penelitian Neuromodulasi di Rumah Sakit Butler di Providence, Rhode Island, Amerika, mengungkapkan peran penting kafein dalam otak kita. Terutama, dalam tahap belajar.

Jurnal yang diunggah dalam Frontiers in Psychiatry itu menunjukkan konsumsi kafein dalam jumlah besar setiap hari dapat mengerem kemampuan otak untuk memperbaiki dirinya sendiri. Para peneliti menganalisis sinyal otak yang terkait dengan pembelajaran dan penyimpanan.

Bagaimana hasilnya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metode Penelitian

Para peneliti menguji ingatan pada 20 orang. Sebanyak 16 orang minum antara satu hingga lima minuman berkafein sehari dan empat orang yang hampir tidak menyentuh kafein.

Mereka diuji dengan disebut stimulasi magnetik transkranial berulang atau rTMS. Tim kemudian mencari tanda-tanda impuls listrik di sistem saraf.

ADVERTISEMENT

Hasil Penelitian

Peneliti menyoroti detail mengejutkan yang menantang asumsi bahwa kafein meningkatkan plastisitas. Menurut National Institute of Health, plastisitas adalah kemampuan sistem saraf untuk mengubah aktivitasnya dengan mengatur ulang struktur, fungsi, atau koneksi dalam otak.

"Data awal ini menyoroti kebutuhan untuk menguji secara langsung efek kafein dalam penelitian yang kuat, karena secara teori, mereka menyarankan bahwa penggunaan kafein secara kronis dapat membatasi pembelajaran atau plastisitas," tulis para peneliti dalam makalah yang mereka terbitkan, dikutip dari Science Alert.

Menurut para peneliti, stimulasi rutin dari kafein mungkin menyebabkan efek penangkal di otak. Lebih lanjut, peneliti menyimpulkan jika ini menjadi alasan rendahnya tingkat plastisitas.

Kendati demikian, peneliti belum mengetahui dosis kafein yang diminum oleh setiap peserta penelitian. Ke depannya, para peneliti bermaksud untuk menyelidiki lebih lanjut dengan waktu asupan kafein dan dosisnya diatur secara ketat sebelum pengujian.

Hal ini, kata para penulis, akan memberikan perkiraan yang lebih baik mengenai bioavailabilitas sistem saraf pusat dan korelasinya dengan respons plastisitas.

"Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kafein mengubah mekanisme pembelajaran dan memori, serta potensi dampak kafein pada efek RTM klinis, perlu mendapat perhatian lebih lanjut," tulis para peneliti.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads