BMKG: 2023 Jadi Tahun Penuh Rekor Temperatur & Suhu RI Diproyeksi Terus Naik

ADVERTISEMENT

BMKG: 2023 Jadi Tahun Penuh Rekor Temperatur & Suhu RI Diproyeksi Terus Naik

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 18 Nov 2023 20:00 WIB
People hold an umbrella while crossing the street as temperatures hit a record 45.4 degrees Celsius (113.7 Fahrenheit) in Bangkok, Thailand, April 22, 2023. REUTERS/Chalinee Thirasupa     TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi suhu tinggi Foto: REUTERS/CHALINEE THIRASUPA
Jakarta -

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan tahun 2023 menjadi tahun penuh rekor temperatur. Dia menyebut cuaca panas di Indonesia juga banyak terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia.

Dwikorita menjelaskan, bulan Juni sampai Agustus adalah tiga bulan terpanas sepanjang sejarah. Bulan Juli sendiri merupakan bulan paling panas. Realitas ini membuat 2023 berpeluang menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan iklim, mengalahkan tahun 2016.

"Tahun ini (2023-red) adalah tahun penuh rekor temperatur. Kondisi ini tidak pernah terjadi sebelumnya, di mana heatwave (gelombang panas) terjadi banyak tempat secara bersamaan. Juli 2023 lalu, heatwave yang melanda Amerika barat bahkan mencapai 53 derajat celcius," jelasnya, dalam seminar nasional yang dilaksanakan oleh Yayasan Perspektif Baru belum lama ini, dikutip dari rilis laman BMKG pada Sabtu (18/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dwikorita menjelaskan, situasi ini adalah dampak perubahan iklim yang turut memberi tekanan tambahan terhadap sumber daya air yang telah langka serta menghasilkan sesuatu yang dikenal sebagai water hotspot.

Namun, kondisi ini kian meningkatkan kerentanan stok pangan dunia. Kata Dwikorita, Organisasi Pangan dan Pertanian atau FAO bahkan memprediksi apabila hal ini terus terjadi maka pada 2050 bencana kelaparan akan terjadi karena krisis pangan.

ADVERTISEMENT

Supaya hal ini dapat dicegah, menurutnya pemerintah dan seluruh elemen masyarakat perlu bekerja sama dan bergotong royong melakukan mitigasi mulai dari menghemat listrik dan air, mengelola sampah, mengurangi penggunaan energi fosil dan mengganti dengan kendaraan listrik, mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, melakukan restorasi mangrove, menanam pohon, dan sebagainya.

Dwikorita menuturkan suhu udara permukaan di Indonesia diproyeksikan akan terus naik pada masa yang akan datang. Penerapan strategi mitigasi dan adaptasi menurutnya wajib digencarkan di seluruh Indonesia tanpa ada pengecualian.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads