.webp)
Gempa megathrust yang berasal dari zona megathrust bisa memicu tsunami dahsyat di selatan Pulau Jawa. Zona ini merupakan tempat potensial terjadinya tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyebutkan bahwa Megathrust berada di zona subduksi atau zona pertemuan antar lempeng.
Artinya, lempeng-lempeng ini terkadang bertabrakan satu sama lain atau satu lempeng didorong ke bawah lempeng lain di zona subduksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila sejumlah lempeng tektonik bertemu, maka Gempa Bumi, letusan gunung berapi, hingga tanah longsor dapat terjadi.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, mengatakan jika Zona Megathrust yang bisa menjadi pemicu tsunami akan terus ada sampai kapanpun.
"Megathrust akan terus, sampai kiamat enggak akan berakhir potensi itu," kata Daryono dalam CNN Indonesia, Kamis (9/11/2023).
Indonesia Dikelilingi 13 Megathrust
Wilayah Indonesia sendiri dikelilingi oleh 13 megathrust. Dua di antaranya berada di selatan Jawa, yakni di bagian barat dan timur. Kedua megathrust itu menyimpan potensi gempa hingga Magnitudo 9,1.
Perlu diketahui, bahwa gempa megathrust merupakan fenomena yang berulang dalam periode waktu tertentu.
"Potensi tsunami lengkap kita punya banyak sekali tide gauge yang bekerjasama Badan Geospasial (BG) memonitor, jadi tide gauge kita itu ada di Selatan Jawa," tutur Daryono.
Tide Gauge sendiri adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur perubahan muka air laut untuk mendeteksi variasi gelombang.
Daryono menjelaskan hampir di seluruh titik megathrust sudah dilengkapi dengan tide gauge, sehingga menghasilkan pemodelan saat terjadi gempa yang dapat diukur oleh BMKG.
.
(nir/faz)
