Burung Pekakak 'Hantam' Air Tanpa Ada Cedera Otak, Begini Kata Ahli

ADVERTISEMENT

Burung Pekakak 'Hantam' Air Tanpa Ada Cedera Otak, Begini Kata Ahli

Noor Faaizah - detikEdu
Kamis, 02 Nov 2023 20:30 WIB
Burung Pekakak atau Kingfisher
Foto: Doc. DEPOSIT PHOTOS via Popular Science
Jakarta -

Bagaimana cara burung yang biasanya terbang di udara tapi bisa melakukan penyelaman? Di antara berbagai jenis burung, setiap spesies memiliki keunggulannya masing-masing. Salah satunya mampu menyelam.

Burung yang dimaksud adalah burung pekakak. Burung berwarna-warni berparuh panjang ini merupakan penyelam yang terampil. Burung ini akan menyelam ke air untuk menangkap ikan-ikan dengan kecepatan yang tinggi.

Menariknya, meski mereka menyelam dengan kecepatan tinggi, peneliti mengungkapkan apa yang dilakukan burung pekakak ternyata tidak menimbulkan cedera otak sama sekali.

Kecepatan Menyelam ke Air Capai 40 Km/Jam

Burung pekakak atau kingfisher mampu melakukan penyelaman mencapai 25 mil per jam atau sekitar 40 km per jam tanpa melukai diri mereka sendiri.

Jenis khusus penyelaman yang dilakukan oleh burung tersebut disebut penyelaman terjun. Selain burung pekakak, burung gannet dan pelikan juga menyelam.

"Agar kingfisher bisa menyelam lebih dulu seperti yang mereka lakukan, mereka pasti telah mengembangkan sifat-sifat lain agar tidak melukai otak mereka," kata Shannon Hackett, penulis studi dan kurator burung di Field Museum, dilansir dari laman Popular Science.

Burung Pekakak dengan Pola Makan yang Berbeda

Diketahui, spesies kingfisher memiliki pola makan yang bervariasi. Tidak semuanya burung pekakak pemakan ikan, melainkan banyak yang memakan kadal, serangga, bahkan burung pekakak lain yang lebih kecil.

Penelitian yang terbit di Journal of Biogeography pada tahun 2017, menemukan bahwa pola makan dan kemampuan menyelam kemungkinan besar berevolusi dari nenek moyang yang sama pada burung pekakak.

Kemudian, berdasarkan penelitian di jurnal Communications Biology pada Oktober 2023, ilmuwan telah membandingkan DNA dari 30 spesies kingfisher yang berbeda. Tujuannya untuk melihat gen mana yang menjelaskan pola makan dan kemampuan menyelam tanpa merusak otak.

"Saat ilmuwan melakukan penelitian lapangan, mereka mengambil sampel jaringan dari spesimen burung yang mereka kumpulkan. Seperti potongan otot atau hati. Sampel jaringan tersebut disimpan di Field Museum, dibekukan dalam nitrogen cair, untuk mengawetkan DNA," kata Chad Eliason, rekan penulis studi dan ahli biologi evolusi.

Terdapat Protein yang Berperan Penting di Otak

Mereka memulai proses pengurutan genom lengkap untuk setiap spesies burung pekakak dan menghasilkan seluruh kode genetik dari setiap burung.

Kemudian, peneliti membandingkan miliaran pasangan basa yang membentuk genom ini untuk mencari variasi genetik.

Hasilnya, terdapat beberapa gen yang dimodifikasi yang berkaitan dengan pola makan dan struktur otak. Terjadi mutasi di dua tempat yaitu pada gen AGT dan gen MAPT.

Gen AGT berkaitan dengan fleksibilitas pola makan pada spesies lain. adapun gen MAPT merupakan gen mengkode Protein Tau yang berhubungan dengan perilaku makan. Protein Tau ini yang membantu menstabilkan struktur di dalam otak burung.

Namun, akumulasi protein tau yang terlalu banyak bisa berbahaya. Cedera otak traumatis dan penyakit Alzheimer pada manusia telah dikaitkan dengan penumpukan Tau. Para peneliti menduga bahwa Protein ini mungkin merupakan campuran bagi otak.

"Dugaan saya adalah ada semacam tekanan selektif yang kuat pada protein tersebut untuk melindungi otak burung," ujar Hackett.

Ke depannya, peneliti ingin melakukan langkah lanjutan untuk melihat bagaimana temuan tersebut bisa diterapkan pada otak manusia, sehingga akan membantu penderita Alzheimer pada masa depan.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads