Sempat Hampir Punah, Kura-Kura Galapagos Kini Justru Selamatkan Ekosistem

ADVERTISEMENT

Sempat Hampir Punah, Kura-Kura Galapagos Kini Justru Selamatkan Ekosistem

Noor Faaizah - detikEdu
Rabu, 01 Nov 2023 12:30 WIB
kura-kura raksasa Espanola di Taman Nasional Galapagos
Foto: (Parque Nacional GalΓ‘pagos/Facebook)/Kura-kura Galapagos
Jakarta -

Sejak lama tindakan manusia di berbagai belahan dunia telah mengubah struktur ekologi secara tidak langsung maupun langsung. Hal ini mengakibatkan banyak spesies turun secara populasi bahkan beberapa di antaranya hampir punah.

Kondisi ini ditemukan di Kepulauan Galapagos, yang terletak di Samudra Pasifik, sekitar 1.000 kilometer sebelah barat pesisir Amerika Selatan. Pada akhir abad ke-19 tindakan manusia secara tidak langsung telah mengubah struktur ekologi di sana.

Perburuan terhadap paus, pemukiman penduduk baru, dan tindakan bajak laut telah mengurangi spesies asli pulau tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan di Espanola, sebuah pulau di tenggara Galapagos,jumlah kura-kura Galapagos yang mulanya 10.000 ekor menjadi hanya 14 ekor. Selain itu, karena kambing mengonsumsi tanaman, membuat Espanola yang awalnya sabana menjadi dataran tandus.

Hal ini pun mendorong para pegiat konservasi untuk berupaya memulihkan spesies asli, seperti kura-kura Galapagos di Espanola beserta dengan ekosistem asli pulau tersebut.

ADVERTISEMENT

Pemulihan Penuh pada Espanola

Tindakan konservasi dilakukan dengan menangkap spesies pendatang seperti kambing dan tikus. Kemudian, menangkap sisa kura-kura Galapagos dan memasukkannya ke penangkaran.

Dengan tindakan tersebut, ekosistem Espanola kembali ditumbuhi pepohonan lebat dan semak berkayu, sebagaimana dilansir dari Hakai Magazine.

Sejak LSM GalΓ‘pagos Conservancy dan Direktorat Taman Nasional Galapagos menahan 14 kura-kura antara tahun 1963 dan 1974, akhirnya pada tahun 2020 mereka melepaskan hampir 2.000 kura-kura raksasa Galapagos.

Setelah berhasil berkembang biak di alam liar populasi kura-kura menjadi 3.000 ekor. Hal ini tentu membawa perubahan pada ekologi Espanola. Terjadi perluasan padang rumput serta penyebaran benih-benih tanaman penting.

Selain itu, kura-kura raksasa Galapagos juga membantu elang laut gelombang, spesies yang berkembang biak secara eksklusif di Espanola dan terancam punah.

"Masyarakat harus berulang kali membersihkan area yang digunakan burung laut sebagai landasan untuk lepas landas dan mendarat," kata Maud Quinzin, ahli genetika konservasi.

Diketahui, kura-kura Galapagos berhasil merawat area yang digunakan elang laut gelombang. Hal tersebut dilakukan ketika mereka sedang menelusuri jalan, buang air besar, atau mencari makan.

Kegiatan-kegiatan tersebut berhasil merubah lanskap dengan menginjak pohon muda atau semak-semak untuk menghalangi jalan elang laut.

Peran Besar Kura-kura pada Lingkungannya

Selain membantu elang laut, kura-kura Galapagos juga berdampak besar pada persebaran kaktus pir berduri raksasa. Spesies tanaman tersebut merupakan makanan favorit kura-kura sekaligus sumber daya penting bagi penghuni Espanola lainnya.

Saat kura-kura memakan daun kaktus yang berguguran, mereka mencegah bantalan berbentuk dayung tersebut berakar dan bersaing dengan induknya.

Kemudian, mereka menjatuhkan biji buah kaktus yang sudah dimakan ke seluruh pulau dengan bentuk bola-bola kotoran yang berfungsi sebagai pupuk.

Dampak besar kura-kura pada ekologi Espanola didokumentasikan oleh James Gibbs, seorang ilmuwan konservasi dan presiden GalΓ‘pagos Conservancy, dan Washington Tapia Aguilera, direktur program restorasi kura-kura raksasa di GalΓ‘pagos Conservancy.

Gibbs bersama timnya memagari kaktus di pulau tersebut untuk mengkomparasikan lanskap evolusi ketika terkena kura-kura dan tidak terkena kura-kura. Mereka mempelajari citra satelit pulau yang diambil antara tahun 2006 dan 2020.

Hasilnya, pulau masih mengalami peningkatan kepadatan semak dan pepohonan sabana di tempat kura-kura muncul.

"Sedikitnya ada satu atau dua ekor kura-kura per hektar, sudah cukup untuk memicu perubahan lanskap," tulis para ilmuwan.

Meskipun demikian, masih banyak yang harus dikerjakan oleh ahli konservasi. Sebab, pada tahun 2020, 78% wilayah EspaΓ±ola masih didominasi oleh vegetasi berkayu.

Gibbs mengatakan akan diperlukan berabad-abad lagi bagi kura-kura untuk mengembalikan rasio rumput, pohon, dan semak seperti semula, sebelum orang Eropa mendarat di kepulauan.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads