El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya, termasuk di Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino di Indonesia akan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024. Sementara puncak El Nino terjadi di bulan September 2023.
Intensitas El Nino terbagi atas tiga kategori, yaitu El Nino lemah, moderat, dan kuat. El Nino lemah berkisar antara 0.5 hingga 1.0, El Nino moderat berkisar antara 1.0 hingga 2.0, sedangkan El Nino kuat dengan nilai lebih dari 2.0. Syarat untuk diidentifikasikan sebagai El Nino adalah nilai indeks Nino 3.4 masuk dalam kategori El Nino minimal konsisten selama 5 bulan berturut-turut.
Penyebab dan Proses Terbentuknya El Nino
Penyebab El Nino dipicu oleh naiknya suhu permukaan air di Samudra Pasifik bagian tengah. Perubahan suhu ini menyebabkan pergeseran angin dan arus laut. Hasilnya, pola cuaca secara global berubah.
Meski terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah, El Nino bisa tiba di Indonesia karena adanya Sirkulasi Walker. Pada kondisi netral, Sirkulasi Walker di Indonesia berbentuk konvergen (naik), sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan konvektif pembentuk hujan.
Sedangkan saat terjadi El Nino, Sirkulasi Walker akan bergeser karena melemahnya angin pasat timuran. Sirkulasi Walker di Indonesia akan berbentuk subsiden (turun) yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan konvektif berkurang, sehingga curah hujan cenderung berkurang.
Dampak El Nino
Menurut BMKG, El Nino memiliki dampak yang beragam. Beberapa negara di kawasan Amerika Latin seperti Peru, saat terjadi El Nino akan berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah tersebut.
Sedangkan di Indonesia secara umum dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.
Arti Novelia Trisnawati dari Pusat Krisis Kesehatan mengatakan jika El Nino bisa memunculkan beragam penyakit. Secara spesifik, masalah kesehatan akibat El Nino dapat menyerang kesehatan jiwa, korban luka, kardiovaskular, penyakit saluran pernafasan hingga terganggunya pelayanan kesehatan.
Tak hanya itu, El Nino bisa mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup vektor penyakit. Oleh karena itu, risiko timbulnya penyakit akan semakin besar.
Perubahan iklim akibat El Nino ini secara khusus dapat memicu penyakit sensitif iklim. Penyakit iklim terjadi akibat adanya kenaikan dan penurunan curah hujan.
"Hal ini berpengaruh terhadap dinamika populasi vektor dan penularan malaria di Indonesia," tutur Arti dalam laman Unair, dikutip Rabu (25/10/2023).
(nir/faz)