Saat merasakan cemas berlebih, manusia bisa merasakan gejala fisik seperti sesak nafas atau perasaan hati yang naik ke tenggorokan. Jika kecemasan dipikirkan di otak, mengapa bisa menyebabkan sakit fisik?
Psychology Today mengatakan bahwa sains melihat otak sebagai tempat lahir dan tempat pemrosesan rasa takut dan kecemasan. Begini proses kecemasan bisa berpengaruh pada organ tubuh.
Sejarah Ketakutan
Ada beberapa area penting di otak yang terlibat dalam memproses rasa takut. Saat manusia merasakan ancaman, masukan sensorik ini pertama-tama diteruskan ke amigdala, area otak kecil berbentuk almond yang terletak di dekat telinga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia akan mendeteksi arti bahaya itu dan memproses apa reaksi yang tepat. Ketika melihat sesuatu, amigdala akan menentukan apakah manusia harus memakannya, menyerangnya, atau melarikan diri.
Deteksi ancaman adalah bagian penting dari proses ini dan harus dilakukan dengan cepat. Manusia purba tidak punya banyak waktu untuk berpikir ketika seekor singa menerjang ke arah mereka.
Karena alasan ini, amigdala berevolusi untuk melewati area otak yang terlibat dalam pemikiran logis dan dapat secara langsung melibatkan respons fisik. Misalnya, melihat wajah marah di layar komputer dapat langsung memicu respons.
Hipokampus dekat dan terhubung erat dengan amigdala. Hal ini menghafal apa yang aman dan apa yang berbahaya, terutama yang berkaitan dengan lingkungan.
Misalnya, melihat singa yang marah di kebun binatang dan di Sahara, keduanya memicu respons rasa takut di amigdala. Namun hipokampus turun tangan dan menghalangi respons ini saat kamu berada di kebun binatang karena tidak dalam bahaya.
Efek Kecemasan pada Seluruh Tubuh
Jika otak memutuskan bahwa respons rasa takut dapat dibenarkan dalam situasi tertentu, otak akan mengaktifkan serangkaian jalur saraf dan hormonal untuk mempersiapkan tubuh mengambil tindakan segera. Beberapa respons melawan atau lari terjadi di otak.
Beberapa jalur mempersiapkan sistem tubuh yang berbeda untuk tindakan fisik yang intens. Korteks motorik otak mengirimkan sinyal cepat ke otot untuk mempersiapkannya menghadapi gerakan yang cepat dan kuat.
Ini termasuk otot di dada dan perut yang membantu melindungi organ vital di area tersebut. Hal itu mungkin berkontribusi pada rasa sesak di dada dan perut dalam kondisi stres.
Di paru-paru, sinyal dari sistem saraf simpatik melebarkan saluran udara dan sering kali meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan. Terkadang hal ini menyebabkan perasaan sesak napas.
Karena pencernaan adalah prioritas terakhir dalam situasi melawan atau lari, aktivasi simpatis memperlambat usus dan mengurangi aliran darah ke perut untuk menyimpan oksigen dan nutrisi untuk organ yang lebih vital seperti jantung dan otak. Perubahan pada sistem pencernaan dapat dianggap sebagai ketidaknyamanan yang terkait dengan ketakutan dan kecemasan.
Nah detikers, apa yang biasa kamu alami saat cemas?
(nir/nwk)