Orang-orang bermukim di lingkungan penuh kekerasan menurut anggapan mayoritas pasti akan memandang dunia sebagai sesuatu yang kurang aman. Sebaliknya, mereka yang punya privilese atau hak istimewa misalnya status sosio-ekonomi yang tinggi akan melihat dunia menjadi lebih baik. Namun, rupanya pandangan tersebut tidak selalu benar.
Studi The Primals Project di Penn's Positive Psychology Center, University of Pennsylvania, Amerika Serikat menunjukkan indikator-indikator tertentu mengenai privilese seperti status sosial ekonomi, keamanan lingkungan, kesehatan, keluarga dan gender ternyata tidak terlalu terkait dengan pandangan dunia yang positif dibandingkan yang diekspektasikan oleh orang-orang.
Penelitian ini dilakukan oleh Nicholas Kerry dan Jer Clifton dari Pennsylvania University, kemudian KC White, Mark L. O'Brien, dan Laura M. Perry dari Northwestern University.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kerry, "Banyak orang mengira bahwa keyakinan masyarakat tentang dunia di sekitar mereka sebagian besar mencerminkan hal-hal yang mereka alami". Padahal kenyataannya tidak demikian. Oleh karena itu, para peneliti itu mencoba untuk menguji apakah primal berkaitan dengan privilese seseorang secara objektif.
Ekspektasi atau keyakinan dunia yang mendasar disebut dengan primal, seperti keyakinan bahwa dunia mengalami kemajuan atau kemunduran, aman atau mengancam, berlimpah atau kekurangan, menarik atau membosankan.
Dari makalah tersebut, ditemukan bahwa primal positif atau pandangan dunia yang baik justru datang dari seseorang dengan latar belakang 'buruk' yang tidak memiliki privilese.
"Orang yang memandang dunia sebagai sesuatu yang adil cenderung bekerja lebih keras, mungkin karena mereka mengharapkan hal-hal baik yang akan datang darinya. Mereka cenderung bertindak lebih baik. Mereka cenderung lebih sukses, sebagian karena mereka bekerja lebih keras dan lebih baik, dan sebagian lagi karena memandang dunia sebagai sesuatu yang adil merupakan pembenaran sementara yang baik atas kesuksesan yang Anda miliki. Mereka juga cenderung menyalahkan korban." ujar Clifton dilansir dari laman Penn Today (6/9/2023).
Apa yang ditemukan dalam survei?
Survei di laman myprimals.com dirancang untuk membentuk orang lebih sadar akan keyakinan mereka. Pertanyaan survei dikategorikan dalam bentuk aman atau bahaya, memikat atau membosankan, hidup atau mekanistik, dan lainnya
Makalah yang diterbitkan dalam Journal of Personality berasal dari 3 penelitian, yaitu mensurvei orang-orang tentang kepercayaan mereka terhadap dunia primitif, meminta prediksi tentang dasar-dasar orang lain, dan berfokus pada orang-orang yang pernah mengalami kejadian buruk tertentu dalam hidup.
Pada penelitian pertama, survei dilakukan pada 14.481 orang untuk mengetahui seberapa setuju mereka dengan pernyataan seperti "Hidup dipenuhi dengan peluang dan kelimpahan" dan "Rasanya dunia sedang mengalami kemunduran".
Kemudian, dari penelitian kedua, survei dilakukan pada 494 orang awam yang dikategorikan berdasarkan status sosial ekonomi dan tingkat keamanan lingkungan mereka.
Dari 12 hipotesis yang diuji, salah satunya memiliki hasil yang berlawanan dari prediksi. Para peneliti cukup terkejut melihat responden perempuan yang lebih cenderung memandang dunia sebagai tempat yang aman. Kemudian, ditemukan juga keterkaitan antara trauma masa kecil dalam cara orang memandang dunia sebagai hal yang kurang aman.
Hasil survei lainnya berasal dari survei ketiga yang dilakukan pada 434 pasien dan penyintas kanker, 117 orang dengan riwayat fibrosis kistik, 44 relawan yang pernah sebabkan kecelakaan, dan serta 501 relawan sehat sebagai kelompok kontrol.
Survei tersebut menghasilkan bahwa kelompok pasien dengan fibrosis kistik sedikit lebih percaya bahwa dunia adalah tempat yang baik dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Lalu ada pandangan bahwa orang-orang yang menyebabkan kecelakaan melihat dunia sebagai tempat yang lebih buruk, kurang aman, dan kurang adil dari pengawasan.
Studi tersebut menghasilkan kombinasi dari temuan-temuan tersebut dan menyimpulkan suatu hubungan antara trauma masa kanak-kanak dan pandangan dunia yang aman.
Kerry dan Clifton kini telah berkorespondensi dengan tim peneliti di universitas untuk melanjutkan eksplorasi di bidang tersebut. Misalnya indikator hak istimewa yang tidak berkaitan dengan cara pandang seseorang pada kondisi dunia yang lebih baik, dapat menjadi topik penelitian mendalam selanjutnya.
(pal/pal)